SOROT 64

Demo Senyap Sejuta Facebookers

VIVAnews - Gerakan massa dalam jumlah besar di penghujung Oktober 2009 itu tak terlihat. Tak terdengar teriakan dan yel-yel memekakkan telinga laiknya aksi unjuk rasa di jalanan. Namun gaungnya terasa begitu dahsyat di dunia maya.

Bak bola salju, gerakan yang bermula pada 29 Oktober itu terus menggelinding, semakin lama semakin membesar. Bayangkan, setiap hari 100 ribu orang bergabung dalam aksi 1.000.000 facebookers Dukung Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto.

Hanya dalam tempo sembilan hari, satu juta orang telah bergabung. Mereka berbondong-bondong memberikan suaranya kepada dua pimpinan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) yang ditahan polisi. Angka yang fenomenal dan bersejarah bagi gerakan lewat dunia maya di Indonesia.

Bahkan, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri merasa tekanan begitu besar. Ia merasa kawalahan menghadapi tekanan lewat dunia maya. "Hujatan dan opini sangat deras, baik lewat facebook atau tokoh masyarakat, kita harus punya strategi," ujarnya.

Dukungan jutaan orang ini tak sia-sia. Provokasi facebookers yang begitu hebat, plus dukungan dari media massa, aksi unjuk rasa mahasiswa, jaminan tokoh masyarakat dan terbongkarnya rekaman percakapan Anggodo di Mahkamah Konstitusi membuat nyali polisi surut. Bibit & Chandra akhirnya dibebaskan setelah hampir sebulan ditahan, pada 3 November 2009.

Siapa sesungguhnya aktor dibalik gerakan ini?

Dialah Usman Yasin, seorang pengajar di Universitas Muhammadiyah Bengkulu dan aktivis yang kerap melakukan advokasi atas berbagai kasus ketidakadilan lokal. Sebagai aktivis yang sudah mengenal dan menjelajahi secara mendalam dunia internet, dia benar-benar memanfaatkan keunggulan dunia maya.

"Kerja saya memang banyak di depan internet," ujar Usman kepada VIVAnews, 24 Desember 2009. Pria yang menempuh pendidikan doktor di IPB Bogor ini sudah bekerja dengan internet sejak menjadi Kepala Laboratorium Komputer di Malang pada 1991-1999. "Saya seorang blogger dan tahu bagaimana trik-trik menjaring minat pembaca di internet."

Dia mengatakan keahliannya di internet benar-benar dimanfaatkan dalam menjalankan tugas sebagai aktivis di Yayasan Lembak Bengkulu. Yayasan ini aktif membela masyarakat dan lingkungan lokal, seperti advokasi kawasan konservasi dan penggusuran di Bengkulu.

Remaja yang Viral Keroyok Pelajar SMP di Makassar Ditangkap, Ada 5 Pelaku Masih Dibawah Umur

"Saya menggali data sebanyak mungkin lewat internet. Dari situ saya menemukan titik lemah, kejanggalan," ujarnya. Berdasarkan kejanggalan itu, dia membela orang-orang tergusur sehingga Pemda Bengkulu akhirnya bersedia mengganti lahan buat mereka.

Demikian halnya dengan pembelaan untuk Bibit & Chandra. Dia mengaku tidak kenal mereka. Tetapi mendadak tersentak untuk melawan kedzaliman atas penahanan dua pimpinan KPK pada 29 Oktober 2009. Dari hasil penelusuran profil dua orang ini di internet, Usman percaya. "Saya harus membela, sebab track record dua orang ini memang tidak salah," katanya.

Agar gerakan ini memikat perhatian banyak orang, Usman tak sekadar mem-publish kepada teman-teman facebooknya yang cuma 500 orang.

Namun, dia mencoba menerapkan trik-trik jitu di internet. Di antaranya adalah membuat judul gerakan yang agak bombastis, mengirimkan info gerakan ini ke grup-grup besar di internet, mengirimkan ke media massa disertai pesan pengantar, serta menggunakan jejaring facebook.  "Mengapa lewat facebook, karena murah, massal, dan fenomenal," kata Usman.

Hasilnya lumayan, tumbuh begitu cepat. Apalagi, setelah dimuat di berbagai media internet pada hari kedua, jumlahnya melonjak luar biasa. Hingga saat ini, pendukungnya sudah tembus 1,4 juta orang.

Kesuksesan Usman menjaring dukungan besar telah memicu dan ditiru para aktivis lainnya. Kebetulan selain gerakan yang dirintis Usman, saat itu di Facebook juga muncul grup "Bebaskan Bibit-Chandra. "Ini gerakan moral masyarakat sipil, ketidakadilan dipertontonkan," kata pendiri grup, Arif Hidayat.

Di luar gerakan mendukung Bibit & Chandra, kini banyak aksi-aksi  yang bermunculan di facebook dengan model gerakan serupa. "Misalnya saja, Gerakan Dukungan untuk Luna Maya."

Dampak lainnya, gara-gara gerakan tersebut, teman Usman di Facebook melesat dari 500 menjadi full, 5000 orang. Dia pun lebih intensif berdiskusi dengan para aktivis lainnya bagaimana membuat gerakan-gerakan melawan kedzaliman. Setiap hari rata-rata, dia meluangkan waktu 2-2,5 jam diskusi di forum.

Usman kini juga aktif di Gerakan Indonesia Bersih yang bertujuan membuat sistem hukum Indonesia menjadi lebih bersih. Sekarang fokus gerakan bergeser dari Bibit & Chandra kepada mengungkap skandal Bank Century. “Kasus ini lebih baik jika ditangani di ranah hukum," katanya.

Demonstran Kembali Bentrok Dengan Aparat di Depan Gedung DPR

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

Amnesty International menyoroti beberapa hal yang menunjukkan semakin buruknya situasi HAM di Indonesia, di mana represi atas kebebasan sipil sering terjadi.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024