SOROT EDISI 71

Sai Baba, Di Antara Laknat dan Mukjizat


VIVAnews – MAHAGURU India yang dipuja bak dewa sekaligus diterpa tuduhan pelecehan seksual bukanlah Anand Krishna semata. Dia punya “kembaran” bernama Sathyanarayana Raju alias Sathya Sai Baba, yang juga dikenal sebagai seorang guru asal India, tokoh spiritual dan pendidik yang amat populer. Bagi para pengikut setianya—yang tersebar di berbagai belahan dunia, mulai dari pengusaha, politisi, hingga perdana menteri—Sai Baba dipuja bak manusia setengah dewa, guru spritual, dan pencipta mukjizat.

Toh demikian, sang begawan berkali-kali menghadapi hujan kritik dan kecaman; terutama dari mereka yang meragukan ajarannya. Bahkan, dia pernah diadukan sejumlah pengikutnya sendiri telah melecehkan mereka secara seksual, dan lantas diseret ke pengadilan karenanya. Alhasil, pria kelahiran Puttaparthi (desa kecil di India Selatan) pada 23 November 1926 itu jadi bulan-bulanan pemberitaan.

Sampai kini, benar tidaknya Sai Baba melakukan pelecehan seks kepada pengikutnya masih menjadi perdebatan hangat di sejumlah media, termasuk di laman informasi Wikipedia. Di laman ini ada yang menulis tentang berbagai tudingan itu, meski banyak juga yang mengimbanginya dengan berbagai informasi tentang keteguhan Sai Baba dalam menghadapi suara-suara miring ini dan nyatanya hingga kini dia tak terbukti bersalah.

Sebuah liputan bersama CNN dan IBN mengungkapkan berbagai keajaiban Sai Baba—seperti menciptakan vibuthi (abu suci) dan benda-benda kecil semisal cincin, kalung, dan jam tangan—telah menjadi sumber ketenaran sekaligus kontroversi. Bagi kalangan yang skeptis, karya Sai Baba itu hanyalah tipu-muslihat. Namun, bagi para pengikutnya benda-benda itu merupakan bukti daya Ilahi Sai Baba.



Berhasil menghimpun banyak pengikut, Sai Baba kemudian mendeklarasikan diri sebagai reinkarnasi seorang tokoh suci aliran Maharashtri, yaitu Sai Baba dari Shirdi—yang ajarannya memadukan Hindu dan Islam.

Sai Baba dan berbagai organisasi yang ia dirikan kerap menyelenggarakan serangkaian kegiatan amal, seperti membangun sekolah gratis, rumah sakit dan lain-lain untuk membantu banyak orang di India dan negara-negara lainnya. Pada tahun 1999 saja, para pengikut setia Sai Baba diperkirakan tak kurang dari enam juta orang. Angka pastinya sukar ditentukan mengingat keanggotaan jemaah Sai Baba bersifat cair tanpa ikatan formal.

Saat ini diperkirakan terdapat 1.200 Pusat Sathya Sai Baba yang tersebar di 114 negara. Di India sendiri, Sai Baba menarik para pengikut yang kebanyakan berasal dari kalangan menengah ke atas atau warga perkotaan yang hidup berkecukupan, berpendidikan, dan berpandangan terbuka terhadap pemikiran Barat.

Yang hebat, daya magis Sai Baba tak hanya berhasil menggaet warga biasa. Dia pun berhasil memikat sejumlah presiden dan perdana menteri India dan sejumlah negara lain sampai menjadi pengikut ajarannya. Pada 2002, menurut Norris Palmer dalam bukunya, Gurus in America, Baba mengklaim memiliki pengikut di 178 negara. 



Di sisi lain, makin bertambah banyak pula pihak yang bercuriga. Seorang wartawan Inggris, Mick Brown, dalam bukunya yang terbit pada 1998 menyatakan bahwa kesaktian Sai Baba saat membangkitkan seorang warga Amerika bernama Walter Cowan pada 1971 dari kematian boleh jadi tidak benar. Brown menarik kesimpulan setelah menelusuri surat-surat dari sejumlah dokter yang memeriksa Cowan.

Serangan lain dimuat di Majalah India Today edisi Desember 2000 yang memuat liputan khusus mengenai Sai Baba. Kali ini sumbernya adalah seorang pesulap, PC Sorcar Jr., yang menuding Sai Baba telah menciptakan mukjizat palsu.

Berbagai tudingan ini bertebaran di Internet. Saking geramnya, pada tahun 2001 Sai Baba mengeluarkan “fatwa” supaya para pengikutnya tidak lagi membuka laman-laman internet yang menyudutkannya. “Internet itu seperti sebuah keranjang sampah. Ketimbang internet, lebih baik innernet,” kata Sai Baba. Maksudnya, ia memerintahkan para pengikutnya supaya berkonsentrasi pada kekuatan di dalam diri ketimbang berselancar di dunia maya.

Tuduhan yang paling menggegerakan adalah tuduhan pelecehan seks yang dilaporkan sejumlah pengikut Sai Baba. Pada tahun 2004, stasiun televisi BBC menayangkan liputan investigasi berjudul “The World Uncovered” dan “The Secret Swami.” Isinya, tentang tuduhan seorang pria bernama Alaya Rahm alias Sam Young yang mengaku telah dilecehkan secara seksual oleh Sai Baba. Selain itu, BBC pun mewawancarai Mark Roche yang mengaku telah menghabiskan 25 tahun hidupnya, sejak 1969, sebagai pengikut Sai Baba dan berakhir sebagai tempat pelampiasan nafsu bejat Sang Guru. Soal pelecehan seksual ini juga pernah ditayangkan berupa film dokumenter, berjudul Seduced by Sai Baba, di sebuah stasiun televisi Denmark beberapa tahun lalu. 

Toh demikian, Sai Baba maupun organisasinya, hingga sekarang belum pernah divonis bersalah oleh pengadilan. Menurut laman Saisathyasai.com, Alaya Rahm sempat menggugat organisasi Sathya Sai Baba Society ke pengadilan di negara bagian California, AS, pada 6 Januari 2005. Namun, pada April 2006, Rahm menarik kembali gugatannya setelah melihat gelagat dia tak bakal mendapat kompensasi yang memuaskan. Alhasil, hakim menyatakan gugatan itu wajib dicabut dan penggugat tidak boleh lagi mengajukan pengaduan yang sama dan tak mendapat apa-apa dari gugatan yang dia layangkan.

Buat jutaan pengikut fanatiknya, Sai Baba semata sedang terus difitnah. Tak kepalang tanggung, seorang profesor bernama Anil Kumar menerangkan betapa ia hakulyakin bahwa kontroversi ini, tak lebih tak kurang, merupakan bagian dari rencana agung Sai Baba. “Setiap guru yang terkenal harus menghadapi berbagai pandangan miring selama hidup mereka… Semakin sering dikritik, yang bersangkutan semakin menang,” ditulis Anil dalam artikel berjudul “Divine Downfall.” 

Bahkan, melalui surat terbuka yang ditulis bersama-sama pada Desember 2001, Perdana Menteri India saat itu, Atal Behari Vajpayee, beserta mantan Ketua Mahkamah Agung, Ketua Komnas HAM, dan para politisi India lainnya secara terbuka menyatakan kekecewaan mereka atas banyak tuduhan tendensius kepada Sai Baba. “Kami sangat sedih atas berbagai tuduhan liar dan tak berdasar yang dilancarkan kelompok-kelompok kepentingan dan publik kepada Begawan Sri Sathya Sai Baba,” demikian mereka memprihatinkan.

Sai Baba sendiri mengaku tak ambil. “Saya tidak mengejar ketenaran dan popularitas. Jadi, saya tidak merasa rugi apa-apa oleh tuduhan-tuduhan itu,” kata Sai Baba dalam buletin Sai Baba Speaks, “Kejayaan saya akan kian bertambah dari hari ke hari.”

Kubu Ganjar-Mahfud Ingin Suara Prabowo-Gibran Nol, Begini Kata KPU
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku belum kepikiran untuk maju dalam Pilkada 2024, dia justru menilai Kasatpol PP DKI Arifin berpotensi maju di Pilkada DKI.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024