SOROT 111

Ketika Rain Maju Menghadang Utara

Kim Nam Gil, salah satu aktor Korea Selatan yang terkena wajib militer
Sumber :
  • koreantopnews.com

VIVAnews - Rasa marah meluap-luap di hati rakyat Korea Selatan (Korsel) setelah menyaksikan serangan artileri Korea Utara (Korut) ke Pulau Yeonpyeong, Selasa siang kemarin, 23 November 2010. Mereka tak terima melihat banyak rumah yang hancur di pulau itu, dihajar lebih dari 200 kali tembakan meriam artileri dari utara.

Terlebih lagi, serangan itu menewaskan empat orang--dua diantaranya adalah warga sipil--dan melukai belasan lainnya. Ungkapan marah pun terlontar dari banyak warga Korsel setelah melihat berita serangan itu dari siaran televisi atau Internet.

"Tadinya saya mendukung penyatuan Dua Korea dan kasihan melihat banyak orang kelaparan di Korut," kata warga Kota Asan, Gweon Gyeong-jin, kepada harian JoongAng Ilbo. "Namun, saya pikir ide penyatuan itu bukan lagi prioritas bagi kami. Sekarang prioritas utama adalah melindungi Bangsa dan memperkuat keamanan nasional," lanjut ibu rumahtangga berusia 31 tahun itu, yang geram setelah melihat tayangan kobaran asap dari puing-puing di Pulau Yeonpyeong.

Kim Heung-kuk, penyanyi berusia 50 tahun, turut memendam rasa marah yang sama. "Saat saya melihat pulau itu dibombardir, saya ikut sakit dan seperti turut berada di pulau itu," kata Heung-kuk yang pernah menjalani dinas militer sebagai marinir.

Publik di Korsel kini bahkan meminta pemerintah agar mengintensifkan wajib militer. Program ini dinilai begitu penting, mengingat resminya mereka masih dalam status perang dengan negara tetangga, Korea Utara. Kedua Korea sempat berperang sejak 1950 hingga 1953, namun hanya dihentikan oleh gencatan senjata yang disponsori PBB, bukan melalui perjanjian damai.

Dan militer Korea Selatan tak sulit mendapatkan pendaftar. Banyak pemuda Korsel bahkan seperti sudah tak sabar maju ke garis depan. Hwang Jae-song, 19, misalnya, mengaku tengah menunggu ikut wajib militer. Dia mengaku gemas dengan langkah pemerintah yang tak segera bertindak tegas terhadap Korut.

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM

"Tentara-tentara muda sudah mati-matian, namun saya merasa pemerintah malah mundur dari provokasi Korea Utara," tutur warga Seoul itu kepada koran JoongAng Ilbo.

Pemuda Korsel di luar negeri bahkan rela pulang untuk membela negara. "Bila situasi memburuk, saya bersedia menjalaninya," kata Young Koo Lee kepada stasiun televisi Fox 11. Bersama pacarnya, Young tengah menimba ilmu di Wisconsin, Amerika Serikat.

Young sebenarnya sudah mengikuti wajib militer selama dua tahun lebih di Korsel. Toh, dia mengaku siap dipanggil lagi bila negaranya maju perang.

Pacar Young, Semi Lee, juga tidak keberatan. "Wajib militer merupakan suatu keharusan di Korea Selatan, dan bila pecah perang, dia harus pulang. Begitu pula dengan saudara kandung saya," kata Lee, mantap.       

Menurut data Kementerian Pertahanan Korsel, jumlah personil militer aktif per 2008 sebanyak 655 ribu orang. Itulah yang membuat Korsel berada dalam urutan keenam di daftar negara yang memiliki tentara aktif. Selain itu, pasukan Korsel didukung oleh lebih dari tiga juta personil cadangan. Mereka adalah peserta wajib militer atau yang pernah menjalani program itu namun masih bisa diberdayakan sebagai tenaga bantu.

Di masa damai, semua lelaki Korsel berusia antara 19 hingga 35 tahun harus mengikuti wajib militer. Namun, saat negara sedang berperang, rentang usia wajib berubah menjadi 18-45 tahun. Lama wajib militer antara 21 hingga 24 bulan, tergantung pada programnya.

Menurut laman Global Security, peserta wajib militer biasanya berfungsi sebagai tenaga bantu di bidang pertahanan serangan udara, misi pencarian, maupun dalam program perbaikan bangunan dan jalan.

Pria Korsel yang sengaja menghindari program wajib militer, tanpa alasan yang bisa diterima pihak berwenang, akan dihukum sekaligus mendapat kesulitan dalam karirnya. Itulah sebabnya, semua lelaki tak memandang enteng program wajib militer.

Dengan kata lain, semua lelaki, baik anak pejabat maupun selebritis, tanpa terkecuali, harus ikut membela negara.

Itulah yang dialami Lee Dong Gun. Kendati dikenal sebagai aktor yang sangat populer, Lee bersedia menjalani wajib militer sejak 15 Juni lalu. Konsekuensinya, wajah tampan Lee tak akan menghiasi layar kaca selama dua tahun.

Dan dia tidak sendiri. Aktor Kim Nam Gil juga akan mengenakan seragam militer. Pemain serial 'Queen Seon Deok' ini telah menerima surat panggilan untuk mengikuti wajib militer sejak Maret lalu. Tetapi, pihak manajemen meminta penundaan.

Respons Surya Paloh Soal Waketum Nasdem Sambangi Rumah Prabowo Subianto Malam Ini

Alasannya, aktor ini harus menyelesaikan syuting serial drama 'Bad Man' terlebih dahulu. Pria berusia 29 tahun ini menunda tugas wajibnya itu selama tiga bulan. Maka pada Juni lalu, Kim Nam Gil sudah menjalani wajib militer tersebut. Sama  seperti Lee Dong Gun, Kim Nam Gil juga harus menjalani wajib militer selama dua tahun.

Penyanyi merangkap aktor, Rain, juga tak luput dari kewajiban ini. Pemilik nama asli Jung Ji Hoon ini sudah mendapat surat panggilan untuk mendaftar pada 9 September lalu.

Kendati dibubung rasa patriotisme yang tinggi, banyak di antara mereka sebenarnya tak mau pecah perang antar Dua Korea. Apalagi, Korut merupakan saudara serumpun dan juga "sebangsa" sebelum pecah perang saudara 1950-1953.

"Hati saya sangat sakit. Setiap orang yang menginginkan perdamaian kini harapan mereka hancur dalam hitungan detik. Tolong jangan ada lagi yang terluka," kata personel grup musik T-ara, Eun Jung. (kd)

Ilustrasi sidang kode etik anggota polisi

5 Polisi di Kolaka Ditangkap karena Keroyok Warga hingga Babak Belur, Kapolres Minta Maaf

Di lokasi kejadian, 5 polisi tersebut berlagak preman dengan menodong senpi ke korban lalu menghajar secara membabi buta.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024