SOROT 134

Membunuh Osama

Presiden Obama dan para pejabat tinggi AS memantau operasi Osama bin Laden
Sumber :
  • AP Photo/The White House, Pete Souza

VIVAnews - Dipan kayu itu terlihat kusam. Seprainya kusut dan tercerabut dari kasur dan bantalnya. Di bawah sebagian kaki dipan tergelar karpet merah, yang ujungnya tersaput genangan darah yang mengering.

Pintu lemari pakaian di dekatnya terbuka lebar. Hampir semua isinya tercecer keluar. Pemandangan suram di sebuah kamar di rumah besar di Abbottabad Pakistan itu, mewarnai episode terakhir drama hidup Osama bin Laden, orang yang diyakini pemerintah AS mengotaki peledakan Menara WTC pada 11 September 2001, yang merenggut sekitar 3.000 nyawa.

Pada sekitar pukul 01.30 dinihari, 2 Mei 2011 waktu setempat, atau pukul 15.30 di Washington DC, 24 prajurit daripasukan SEAL 6--sebuah pasukan elit di dalam pasukan elit--menyergap pendiri gerakan teror Al-Qaeda di tempat persembunyiannya.

Mereka menumpang dua helikopter BlackHawk versi anyar, yang diyakini memiliki kemampuan menghindar dari pengawasan radar dan melumpuhkan peralatan listrik.

Pasukan SEAL mendarat di halaman. Karena kerusakan teknis BlackHawk terjatuh, namun tidak ada korban. Pasukan mulai menyisir rumah kecil yang berada di dekat rumah utama. Setelah itu, mereka mulai merangsek ke rumah utama yang berlantai tiga.

Tidak mendapat hambatan berarti, mereka berhasil meringkus penghuni rumah Bin Laden dan mengikat mereka satu persatu. Namun demikian, salah satu penghuni bersenjata dan kontak senjata pun tak terelakkan.

Selain Osama, empat orang lainnya di rumah itu juga tewas,. Mereka adalah putra Osama, Khalid Bin Laden; sang kurir, Abu Ahmed Al Kuwaiti; istri, Al-Kuwaiti; dan seorang anggota keluarga Al-Kuwaiti.



Penyergapan ini mengakhiri upaya perburuan terhadap Osama sejak 10 tahun yang lalu. Operasi ini berlangsung sejak masa pemerintahan Bill Clinton, lalu George Bush, Jr., hingga ke pemerintahan Presiden Obama.

Sebenarnya, pada pertengahan Desember 2001, Osama bin Laden sempat diketahui keberadaannya di pegunungan Tora Bora, di mana ketika itu berlangsung pertempuran antara pasukan sekutu dengan Taliban. Namun, Osama masih berhasil kabur dan pindah bersembunyi di wilayah Pakistan.

Pada saat Obama mulai menjabat sebagai presiden AS, dia dan Direktur CIA Leon Panetta, melakukan reorganisasi unit pemburu Osama. Dibentuk sebuah tim analis baru yang ditugasi melacak keberadaan Osama, di lubang semut sekalipun. Tim yang bermarkas di lantai dasar markas CIA di Langley, Virginia itu, setidaknya beranggotakan 25 agen terbaik.

Beberapa di antaranya adalah para analis kawakan dari era 90-an. Namun, ada pula anak-anak muda. Mereka melacak semua pola hidup Osama bin yang mungkin meninggalkan jejak, seperti: resep obat yang mungkin ia beli, kebiasaan belanja, dan segala pergerakan lain yang mungkin ia lakukan.



Terbongkarnya tempat persembunyian Osama di Abbottabad tak pelak membuat AS kembali menaruh curiga pada Pakistan. Bukan apa-apa, Abbottabad adalah sebuah kota militer.

Daerah perbukitan yang terletak di sebelah utara ibukota Islamabad ini, adalah area yang sebagian besar dimiliki dan dikontrol oleh pihak militer Pakistan. Di wilayah ini pula para pejabat militer Pakistan biasanya tinggal setelah pensiun.

Berduka Atas Meninggalnya Ayah Nassar, Inul Daratista Beri Doa Terbaik

Di kota ini pula terdapat tempat penggemblengan utama bagi para tentara, yaitu Akademi Militer Pakistan--seperti halnya West Point di AS. Sebelum penyergapan Osama, berkali-kali Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mempertanyakan komitmen Pakistan untuk melacak keberadaan Osama dan pemimpin Taliban Mullah Omar, yang diperkirakan bersembunyi di negara itu.

Oleh karenanya, saat misi pembunuhan Osama dilaksanakan, Pakistan sendiri tak diberitahu pemerintah AS. Pasukan SEAL penjagal Osama terbang dari Afghanistan menuju pangkalan militer AS di Ghazi, Pakistan, secara diam-diam.



Situation Room di Gedung Putih, Washington, D.C. Semua orang terlihat tegang. Dari mulai Presiden Obama yang masih mengenakan pakaian golf, Wakil Presiden Joe Biden, Brigjen Marshall Bradd Webb, Menlu Hillary Clinton, Menteri Pertahanan Robert Gates, Kepala Staf Gabungan Laksamana Mike Mullen, Penasihat Keamanan Nasional Tom Donilon, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Denis McDonough, Kepala Staf Bill Daley, Penasihat Keamanan Joe Biden Antony Blinken, Direktur Kontra Terorisme Audrey Tomason, Wakil Penasihat Keamanan Wapres John O. Brennan, hingga Direktur Intelijen Nasional James R Clapper. 

"Itu adalah 38 menit yang paling intens," kata Menlu Hillary Clinton kepada ABC. Namun ketegangan itu mencair setelah Obama mendapat laporan dari tim SEAL. "Geronimo E-KIA (kode bahwa Osama telah tewas, red)."

Dari Abbottabad, jasad Osama diangkut helikopter ke kapal induk USS Carl Vinson. Dengan alasan bahwa tidak ada satupun negara yang mau menerima jenazahnya, juga dilandasi kekhawatiran jika dikubur makam Osama akan dipuja-puja oleh kalangan muslim militan, AS melarung jenasah Osama di sebelah utara Laut Arab.

Semula, banyak pihak meragukan kematian Osama karena AS tak bersedia melansir foto jenazahnya--yang kabarnya mengalami luka tembak parah di bagian atas mata sebelah kiri. Namun, Al Jazeera memberitakan bahwa Al-Qaeda Yaman telah mengkonfirmasi kematian pemimpin mereka itu. Selain itu, sebuah forum di sebuah situs web juga mengakuinya sekaligus menyerukan aksi balas dendam.

"Darah Bin Laden akan terus ada. Dengan ijin Allah yang Maha Kuasa, kutukan bagi Amerika dan agen-agennya akan terus mengejar mereka baik di dalam maupun di luar negara mereka," kata Al-Qaeda, yang diterjemahkan oleh lembaga pengawasan teroris milik AS di Internet.

Obama pun mengatakan bahwa kematian Osama tak akan mengakhiri tekad AS untuk memerangi Al-Qaeda. Satu hal sudahlah pasti. Perang melawan teror belum akan berakhir, meski Osama telah tamat di dasar samudera.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, buka suara terkait permohonan kubu Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) yang memintanya jadi saksi di MK

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024