SOROT 161

Mimpi Juara di SEA Games 2011

Tim Nasional Dayung Indonesia Di Sea Games 2011
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews--Indonesia kembali menjadi tuan rumah SEA Games. Seperti halnya tuan rumah lainnya, Indonesia membidik sukses ganda: penyelenggaraan dan prestasi.

Penyelanggaran SEA Games di Jakarta dan Palembang, 11-22 November 2011, harus diakui sebagai terbesar dibanding sebelumnya. Itu sebabnya, Indonesia harus kembali menjadi juara umum.

Sayangnya, banyak kendala menghadang jelang penyelenggaraan SEA Games ke-26 ini. Dari kasus Wisma Atlet lalu berimbas kepada pembangunan sejumlah venue di Palembang. Semua itu baru selesai di saat akhir jelang penyelenggaraan.

Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic

Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin berharap semua tak mengganggu, dan dianggap masalah besar. Alex menjamin semuanya bisa teratasi.

"Saya menjadi Chef de Mision kontingen Indonesia di SEA Games Laos 2009. Saya melihat sendiri, malam hari sebelum pertandingan menembak digelar, masih ada tukang-tukang yang bekerja. Jadi apa yang terjadi di Indonesia seharusnya tak dibesar-besarkan," kata Alex.

Penunjukkan Palembang sebagai tuan rumah, kata Alex, terbilang lambat. Keputusan itu baru dibuat Oktober 2010. "Bayangkan, nyaris tak ada setahun kami bekerja keras memenuhi target. Saya hanya berharap agar jerih payah kami dihargai," Alex melanjutkan. "Sebenarnya, kalau daerah dipercaya, semuanya bisa menjadi penyelenggara."

Tuan rumah Palembang telah bekerja keras merampungkan semua venue di event yang dikenal sebagai 'Sukan SEA' di Negeri Jiran ini. Warga Palembang dan Tanah Air tentu menuntut kerja keras itu dibayar prestasi atlet Indonesia di SEA Games kali ini.

Target bagi Kontingen Merah Putih sudah jelas: juara umum. Untuk meraih mimpi itu, Indonesia turun dengan kekuatan terbaik di pesta olahraga bangsa-bangsa se Asia Tenggara memperebutkan total 545 medali emas dari 48 cabang olahraga ini.

Indonesia menurunkan atlet di semua cabang dengan jumlah total 1.059 atlet: 534 di Palembang dan 529 di Jakarta. Indonesia menargetkan juara umum dengan meraih 145-155 medali emas.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo yakin kontingen Merah Putih dapat menjadi juara umum. Bukan karena faktor tuan rumah. Menurut Rita, saat ini ada lebih 10 cabang olahraga potensial menjadi tambang emas bagi Indonesia.

"Kami punya Angkat Besi, kami juga kuat di Badminton, Paragliding. Open Water Swimming juga bagus. Terus kami juga punya Karate, Taekwondo, Wushu, Pencak Silat dan ada beberapa cabang lain yang memang di atas kertas diunggulkan," ujar Rita.

"Keseluruhan itu ada 545 medali. Paling tidak, kita harus dapat 25 persen atau lebih dari keseluruhan jumlah tersebut. Jadi kita kira-kira harus mendapatkan sekitar 145-150 medali emas untuk bisa berada di posisi aman menjadi juara umum," Rita melanjutkan.

Rita menambahkan, untuk agar sukses prestasi, dukungan seluruh masyarakat Indonesia terhadap perhelatan olahraga ini sangat diharapkan. Dukungan itu juga diharapkan mampu meningkatkan citra positif Indonesia sebagai tuan rumah baik dan antusias.

"Dukungan masyarakat sangat diharapkan. Mudah-mudahan di negara sendiri atlet-atlet dapat menunjukkan prestasi. Saya yakin target juara umum tahun ini dapat tercapai," ujar Rita.

Target Per Cabang

Sebelumnya, Indonesia telah tiga kali menjadi tuan rumah yakni di SEA Games ke-10 pada 1979, SEAG ke-14 pada 1987 dan SEAG ke-19 pada 1997. Dari tiga penyelenggaran itu, Kontingen Indonesia menjadi juara umum.

Pada 1979, Indonesia meraih 92 emas, disusul Thailand (50) dan Burma (26). Pada 1987, Indonesia meraih 183 emas, Thailand (63) dan Filipina (59). Pada 1997, Kontingen Merah Putih mendapatkan 194 emas, Thailand (83) dan Malaysia (55).

Ini kali terakhir Indonesia menjadi raja di kawasan Asia Tenggara. Artinya sudah enam SEA Games dan 14 tahun, Kontingen Merah Putih kehilangan mahkotanya di ASEAN.

Indonesia hanya setapak demi setapak mampu menaikkan peringkat. Pada SEA Games 2009 Laos, Kontingen Merah Putih kembali masuk 3 Besar.
“Tahun 2007 kita ranking 4, tahun 2009 ranking 3. Sekarang, kita mau melompat dari ranking 3 langsung ke ranking 1,” kata Menpora Andi Mallarangeng..

Tentu, hasil manis pada 1997 itu coba diraih kembali oleh Kontingen Merah Putih. Untuk itu, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Prima) telah mengumpulkan masukan dari semua Pengurus Besar (PB), atau Pengurus Pusat (PP) masing-masing cabang olahraga.

Ancaman Thailand dan Vietnam

Sejak kali terakhir menjadi juara umum di 1997, Indonesia mengalami kemerosotan prestasi. Kontingen Merah Putih hanya mampu meraih posisi 3 sebagai prestasi terbaik.

Ini terjadi di SEA Games 1999 Brunei, Malaysia 2001, Vietnam 2003 dan Laos 2009. Prestasi terburuk terjadi di Filipina 2005 dan Thailand 2007 dimana Indonesia terlempar dari posisi 3 Besar.

Pada enam SEA Games terakhir, Indonesia selalu kalah dari Thailand. Pada empat SEA Games terakhir, Indonesia di belakang Vietnam. Tak pelak, Thailand dan Vietnam menjadi pesaing berat Indonesia untuk menjadi juara umum di SEA Games 2011.

Thailand tentu ingin meneruskan hegemoninya sebagai Raja Asia Tenggara, meski kali ini harus bertarung di kandang Indonesia. Kontingen Negeri Gajah Putih beranggotakan 1.183 orang terdiri dari 786 atlet dan 397 ofisial. Thailand akan turun di 40 cabang.

Para atlet Thailand akan turun dengan semangat dan motivasi tinggi. Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn pun langsung bertitah: Thailand harus juara umum.

"Kalian mengemban dua tugas berat: berprestasi dan menegakkan citra Thailand. Saya harap kalian bisa menunaikan tugas itu dengan baik," kata Vajiralongkorn kepada Bangkok Post.

Dengan kekuatan besar, tak salah jika Thailand membidik 125 medali emas. Mereka tak peduli meski persiapan para atlet di saat-saat akhir diganggu banjir.

Selain membidik juara umum, Thailand tentu mengincar medali emas bergengsi dari cabang sepakbola. Thailand sangat penasaran karena pada 2009 gagal menyabet emas. Padahal, Thailand telah merajai sepakbola di delapan SEA Games 1993-2007.

Federasi Sepakbola Thailand pun memberikan bonus merangsang para pemainnya. Tiap pemain dijanjikan 200 ribu baht (Rp60 juta), jika berhasil membawa pulang medali emas.

Sedangkan Vietnam tetap menjadi kekuatan mengancam bagi Indonesia. Tapi, Negeri Paman Ho ini mengaku akan kehilangan banyak medali emas di SEAG 2011. Itu karena pemotongan nomor yang dilakukan tuan rumah Indonesia.

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Sebaliknya, Indonesia memaksakan bridge, panjat dinding, kempo dan sepatu roda dipertandingkan.

Vietnam dipastikan kehilangan emas di sepakbola putri yang kali ini tak dipertandingkan. Sekitar 20 nomor yang jadi kekuatan Vietnam menghilang. Di antaranya nomor di Olympiade yakni menembak: pistol dan sport pistol.
Padahal, di dua nomor ini, Vietnam meraih medali emas pada 2010. Dari menembak, Vietnam dipastikan kehilangan 10 emas.

Vietnam juga akan kehilangan emas di balap sepeda, pentanque, senam dan gulat. Tuan rumah juga menghapuskan beberapa nomor pencak silat yang dijuarai Vietnam di SEA Games 2009: putri 50kg dan 75kg, putra 80kg, 85kg dan 95kg.

Banyak pengamat memprediksi Vietnam akan sangat kesulitan di SEAG 2011 ini. Bukan hanya untuk menjadi juara umum, tapi juga berada di posisi 3 besar.

Kontingen lain

Kekuatan kontingen lain yang harus diwaspadai yakni negeri jiran Malaysia dan Singapura. Meski kekuatan mereka tak lebih besar dibandingkan Thailand dan Vietnam. Sedangkan Filipina, Myanmar, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos apalagi Timor Leste diprediksi masih sulit menjadi juara umum.

Malaysia hanya membidik 45 emas dari 545 yang diperebutkan. Malaysia menurunkan 891 atlet dan ofisial. Mereka akan turun di 38 cabang.
"Target 45 emas itu realistis bagi Malaysia. Karena banyak atlet senior absen akibat ikut kualifikasi Olimpiade 2012," kata ketua kontingen Malaysia di Jakarta, Datuk Naim Mohamad kepada Bernama. 

Sedangkan Singapura membawa 414 atlet dan 206 ofisial. Mereka turun di 33 cabang. Negeri Singa tak punya target khusus. Karena 195 atlet mereka berusia di bawah 21 tahun.

Seperti biasa Singapura mengandalkan para perenangnya. Dari kolam, mereka diprediksi akan meraih 12 medali emas sebagai cabang penghasil emas terbanyak. Apalagi, Negeri Pulau ini punya andalan yakni peraih emas Asian Games 2010, Tao Li.

Secara umum, Singapura diprediksi akan meraih 48 medali emas. Jumlah ini sangat menyulitkan mereka untuk menembus posisi 3 Besar.(np)

Skuad Indonesia di Thomas Cup 2024

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024

M. Fadil Imran mengatakan partisipasi Indonesia dalam Thomas Cup dan Uber Cup tahun ini menjadi momen penguatan semangat para atlet menjelang Olimpiade 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024