Kembali ke Desa

Desa Penglipuran tiap harinya selalu dibanjiri wisatawan.
Desa Penglipuran tiap harinya selalu dibanjiri wisatawan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

Menurut dia, ke depan, desa wisata tidak akan kalah dengan objek wisata yang sudah lazim dikunjungi. Sebab, wisatawan akan mencari sesuatu yang berbeda dan ingin merasakan hal yang berbeda seperti berlatih membatik, membajak sawah, memetik buah secara langsung serta melihat kehidupan sehari-hari masyarakat desa.

"Orang bule itu kalau datang ke desa ingin melihat orang membajak sawah dengan sapi atau kerbau. Ingin mendengarkan gending Jawa. Istilahnya ingin kembali ke masa yang lalu," ujarnya kepada VIVA.co.id, Kamis, 14 April 2016.

Bambang mengatakan, guna mendukung perkembangan desa wisata, pihaknya selalu memberikan pendampingan dan pelatihan kepada warga di desa wisata. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan warga.

"Kami itu sifatnya pendampingan pembinaan, bukan menggelontorkan uang secara tunai karena memang tidak bisa. Jika ada anggaran untuk perbaikan fasilitas penunjang dan itu dilakukan oleh dinas lainnya," dia menjelaskan.

Ketua Paguyuban Kerajinan Batik Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Isnaini Muchtarom mengatakan, keberadaan Desa Wisata Giriloyo yang sudah ada sejak 2009 sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

"Dulu masyarakat menganggur, kini bisa bekerja di sentra-sentra kerajinan batik tulis, bekerja sebagai pemandu wisata, pelatih membatik dan buka toko, warung makan juga mulai tumbuh dan ramai," ujarnya kepada VIVA.co.id, Kamis, 14 April 2016.

Ia menjelaskan, banyak wisatawan yang berkunjung ke desanya. Keuntungannya, home stay milik warga jadi laris manis dipesan wisatawan. Warga juga mendapat keuntungan dari penjualan batik dan kerajinan tangan.

"Yang jelas secara perekonomian sudah terangkat dengan banyaknya tamu yang berkunjung.” (art)