SOROT 480

Gila Narsis di Media Sosial

Seorang wanita tengah di rekam menggunakan smartphone saat mencoba sebuah makanan di Hongkong, Cina.
Sumber :
  • REUTERS/Bobby Yip

VIVA – Tita terus memperhatikan layar smartphonenya yang berukuran 6 inci itu. Dia menyentuh-nyentuh layarnya seraya membolak-balik foto yang ada di dalamnya. 

Rupanya ia sedang memilah hasil jepretan fotografer yang disewanya itu untuk diposting di Instagram.

Tak lama, dua foto dirinya mengenakan gaun warna toska terpampang di akun Instagramnya. Foto yang diambil awal Desember itu memang lebih artistik ketimbang lainnya. 

Tita terlihat cantik dengan make up dan rambut disanggul ke atas, menyisakan beberapa helai terurai di depan kuping. Wajah itu terlihat lebih fokus ketimbang latar belakangnya. 

Efek bokeh dari kamera profesional sang fotografer ini kemungkinan menggunakan bukaan lensa yang cukup lebar. Ini untuk membuat fokus di wajah dan gaun elegan Tita.

Gadis yang memiliki 2.400 follower di Instagram itu mengaku dirinya memang suka menggunakan jasa fotografer profesional untuk mengabadikan dirinya dalam sebuah event khusus. Hasilnya, menurut dia, jelas lebih bagus dan praktis ketimbang menggunakan smartphone biasa, yang menawarkan keahlian selfie sekalipun.

"Resolusi gambar dan lighting-nya lebih bagus kalau pakai kamera fotografer, apalagi kalau malam hari. Fotografer juga cenderung mengarahkan gaya dan spot foto yang bagus, bisa nangkep momen candid juga," ujar Tita kepada VIVA.
 
Apa yang dilakukan Tita ini ternyata bukanlah hal baru di dunia aplikasi berbagi foto. Artis pun banyak yang melakukannya, menyewa jasa fotografer, agar hasil foto Instagram lebih bagus. Baca juga: Mau Eksis atau Narsis?

Bedanya, jika orang biasa seperti Tita yang menggunakan jasa fotografer profesional, biayanya bisa mencapai Rp800 ribu sekali sewa. 

Sementara itu, artis sifatnya adalah barter. Artinya, jika hasil jepretan sang fotografer diposting di akun si artis, nama fotografer itu akan melambung.

Seperti yang diungkap Jessica Iskandar saat memposting foto 'pasukan' yang dibentuknya, bernama Girl Squad. Dia mengaku foto Girl Squad yang ia posting awalnya merupakan jepretan smartphone. Namun lama kelamaan mereka menyadari butuh seorang fotografer.

Mengintip Antusiasme Publik pada Pameran Kamera Terbesar di Indonesia

Sorot Narsis - Selfie - Fotografer

Sejumlah orang mengambil foto seorang model menggunakan smartphone. (REUTERS/Philippe Wojazer)

Menggali Makna di Balik Pameran Fotografi Changing Asia di Jakarta

Sekarang foto-foto yang diposting merupakan hasil jepretan fotografer yang mereka sewa. Kadang biayanya diambil dari kocek pribadi atau dana arisan yang dikoordinasikan saat mereka berkumpul. Namun tak jarang para fotografer itu juga yang menawarkan diri.

"Ya, memang setiap foto kami itu berkonsep. Konsepnya pure dari kami semua," ujarnya.

8 Ciri-ciri Orang Narsistik, Apakah Kamu Miliki Salah Satunya?

Ia pun mengaku sangat senang bila fotonya dibilang bagus. Untuk biaya, diambil dari dompet pribadi. "Kadang kami juga kerja sama dengan fotografernya, sama stylist-nya, sama make-up-nya," kata Jessica. Baca juga: Media Sosial Ajang Narsis

Jadi, rata-rata mereka bekerja sama, sehingga tidak mengeluarkan banyak dana. "Stylist-nya butuh foto, fotonya butuh stylist. Kami saling silang saja gitu," ujar Jessica.

Jika Tita hanya membutuhkan fotografer Instagram dalam kurun dua bulan sekali, tidak demikian dengan Jessica. Dia mengaku fotografer yang 'mengekor' Girl Squad-nya bisa lebih dari sekali dalam sebulan. 

Apalagi saat momen arisan, ulang tahun anggota geng, baby shower, pernikahan sahabat, sampai jalan-jalan ke luar negeri.

"Itu semua untuk koleksi pribadi saja, di-upload di media sosial Instagram. Seneng banget kalau semua suka sama foto-foto yang kami unggah," ujar Jessica.

Fotografer Naik Daun

Ternyata media sosial, khususnya aplikasi berbagi foto, tidak hanya menguntungkan penggunanya. Tapi juga membuat fotografer naik daun. 

Jika di masa lalu jasa fotografer hanya dibutuhkan untuk ajang khusus yang terjadi setahun sekali, atau hanya dibutuhkan oleh pengelola media, seperti surat kabar, kini kebutuhannya menjadi lebih luas. Menghasilkan foto yang Instagrammable.

Kondisi ini dirasakan Dewi Nurcahyani, wanita yang telah menjalani profesi sebagai fotografer dalam kurun 18 tahun. Dewi merasakan karyanya lebih mudah dikenal orang. 

Bahkan, platform media sosial bisa dijadikan wadah untuk 'pameran foto'. Terlebih, dirinya kerap dipanggil oleh orang-orang yang ingin narsis di media sosial.

"Sebulan bisa dipanggil sebanyak tiga sampai lima kali untuk motret, untuk foto postingan di sosmed. Bayarannya, lumayanlah bisa untuk tambah-tambah beli kamera baru," ujar Dewi seraya tertawa, namun tidak menyebut tarif sewa jasanya.

Sorot Narsis - Selfie - Fotografer - jurnalis foto

Sejumlah jurnalis foto dalam sebuah peliputan berita. (REUTERS/Toby Melville)

Pengalaman sebagai jurnalis foto memberikan keuntungan baginya. Tidak heran jika banyak artis atau selebritas yang 'ketagihan' menggunakan jasanya. 

Salah satunya adalah penyanyi Ratna Listy. Walaupun, Dewi hanya lulusan Visi Art and Graphic Design School, Yogyakarta.
 
"Mungkin karena mereka merasa klik dan nyaman dengan saya, selain cocok dengan hasil karya saya tentunya," tuturnya.

Yang jelas, dia melanjutkan, harus memahami nilai-nilai estetika dan juga ‘nilai jual’ sebuah foto. Pahami soal komposisi, lighting, dan warna. 

Lalu, edit sesuai keinginan. "Banyak aplikasi dari ponsel yang bisa diunduh untuk itu, supaya foto yang diunggah eye catching dan bisa mencuri perhatian," kata Dewi.

Penyewaan fotografer ini bukan hanya soal menjepret foto candid. Rio Wibowo, yang biasa dikenal dengan Rio Motret, mengaku jasanya juga sering dipakai untuk klien yang hanya ingin update di media sosial. 

Konsepnya mulai dari outfit of the day (pakaian yang dikenakan hari ini), foto pernikahan, baby shower, jalan-jalan, foto kehamilan, hingga lahiran.

"Enggak cuma sebulan, hampir tiap hari kami dapat order untuk foto-foto seperti itu. Mulai dari klien, pengantin, selebritis sampai sosialita," kata dia. 

"Sepertinya saya memiliki ciri khas dan karakter sehingga itu menjadi point selling saya," ujar Rio yang menolak menyebutkan tarif jasa fotografer dari studio yang dikelolanya.

Candu Sosmed

Jessica mengaku tidak bisa menghentikan jarinya memposting foto di media sosial. Meski tidak melulu menggunakan jasa fotografer, Jessica juga masih mengandalkan smartphone untuk memposting foto.

“Hampir setiap hari saya posting foto di akun social media saya,” kata wanita yang sering disapa Jedar ini.

Jedar menolak jika dia dan pasukan Girls Squad-nya dianggap pamer dan narsis. Dia dan teman-temannya itu memang suka difoto dan setiap foto yang dijepret memiliki arti.

"Pamer sih enggak ya. Kami memang suka difoto. Setiap foto itu punya arti. Setiap momen enggak bisa digantikan dengan momen lainnya. Makanya kami abadikan lewat foto," katanya.

Jessica Iskandar dan Tita merupakan perwakilan dari dua 'trah' berbeda yang sama-sama membutuhkan jasa fotografer agar bisa terus narsis dan eksis di media sosial. Tak hanya fotografer, untuk bisa narsis di media sosial dan menghadirkan foto yang ciamik, stylist dan make-up artist pun menjadi penting.
 
Menjadi kesenangan bagi keduanya jika para pengunjung Instagram mengagumi hasil foto, termasuk kecantikan wajah mereka. Bonusnya, jumlah follower yang bisa diartikan sebagai penggemar di Instagram, bisa bertambah. 

Walhasil, rezeki pun terbuka lebar untuk bisa mendapatkan uang dari hasil endorse produk.

Kondisi tersebut bisa jadi merupakan beberapa alasan mengapa pengguna Instagram semakin meningkat setiap tahunnya. Dari 700 juta pengguna Instagram di dunia, di Indonesia saja, ada sekitar 43 juta pada 2016. 

Angka ini naik lebih dari 20 persen ketimbang tahun sebelumnya. Sekitar 68 persen dari jumlah tersebut didominasi oleh pengguna wanita. 

Sementara itu, postingan foto, khususnya selfie, di Instagram berkisar satu juta setiap harinya. Namun, untuk foto secara keseluruhan, hampir 95 juta foto posting per hari.

Telepon - smartphone - mobile phone - hp - gadget - internet - generasi milenial - Facebook

Seorang pria tengah mengakses media sosial Facebook melalui smartphone. (REUTERS/Dado Ruvic)

Foto-foto tersebut ternyata tak hanya diposting di Instagram, tapi juga beberapa platform lainnya. Data yang dibuat Infogram pada 2016, Facebook masih menempati posisi penting di hati para pengguna media sosial yang narsis dan ingin eksis. 

Sebanyak 48 persen hasil jepretan dan foto selfie diposting di Facebook, 27 persen dibagikan ke WhatsApp, 9 persen ke Twitter, 8 persen ke Instagram, dan sekitar 5 persen ke Snapchat.

Di platform Snapchat, ada 300 juta pengguna aktif dengan satu juta foto dan video dibagikan setap harinya. Sebanyak 70 persen pengguna Snapchat adalah wanita dengan kontribusi 20.000 foto dibagikan di platform tersebut setiap detik.

Belum ada artis Indonesia yang diklasifikasikan sebagai ratu selfie. Namun di dunia, data Infogram menunjukkan, Kylie Jenner menempati posisi pertama dengan 451 foto selfie, Snoop Dog di posisi kedua dengan 271 foto, Ariana Grande 243 foto, Kim Kardashian 216 foto dan Justin Bieber sebanyak 191 foto. 

Data lebih mengejutkan lagi dari penelitian Samsung tahun ini yang mengungkap bahwa setidaknya setiap orang di dunia ini mengambil 25.000 foto selfie sepanjang hidupnya. Wow! (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya