Lembaga Survei Ingin Hidup 1.000 Tahun Lagi

Direktur Sinergi Data Indonesia, Barkah Pattimahu
Direktur Sinergi Data Indonesia, Barkah Pattimahu
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Jadi memang opini seperti itu ada di masyarakat ketika lembaga yang mengeluarkan hasil survei itu ada pada afiliasi politik pada partai politik tertentu. Namun demikian, sepanjang data yang disampaikan itu adalah data yang benar dan sebetulnya bisa memotret apa yang ada di masyarakat, saya rasa masyarakat dapat percaya dengan sendirinya, meskipun tadi bahwa dia punya afiliasi politik kepada salah satu pasangan calon tertentu misalnya.

Jadi itu memang mempunyai dampak, tapi dampak itu nanti akan terjawab dengan sendiri ketika hasil itu memberikan gambaran. Oh ternyata benar apa yang diopinikan atau apa yang digambarkan dari hasil lembaga survei itu. Tapi rasa ketidakpercayaan itu kan rata-rata muncul karena subjektifitas mendukung salah satu pasangan calon yang berbeda dengan calon yang diunggulkan oleh lembaga survei.

Namun catatan yang terpenting sekali lagi adalah bagi lembaga survei, memberikan data yang apa adanya, jadi boleh salah, tapi tidak boleh berbohong. Kira-kira itu idiom untuk lembaga survei. Jadi hasil survei itu bisa saja salah karena dinamika suara yang ada di masyarakat, persepsi masyarakat terhadap salah satu isu, nah itu yang bisa mempengaruhi apa yang disebut sebagai preferensi pemilih. Nah, ini yang bisa memungkinkan terjadi perubahan, tapi bukan berarti bahwa lembaga survei itu tidak bisa dipercaya, kira-kira seperti itu.

Artinya kemungkinan salah itu tetap ada?

Tentu, itu tetap ada. Misalnya di Pilkada DKI kemarin ada lembaga survei yang memprediksi calon A menang, dan calon C tidak akan lolos pada putaran kedua, namun ternyata hasil pilkada menunjukan yang berbeda. Jadi kemungkinan salah itu ada karena perubahan dinamika suara masyarakat di bawah dan konsolidasi tim yang begitu kuat sehingga mempengaruhi pemilih dibawah dalam menentukan pilihannya.

Apakah perubahan itu bisa dikatakan sesuai dengan besaran margin errornya?

Tidak serta merta sesuai dengan margin error sebenarnya. Kalau kita lihat pilgub di Jawa Barat misalnya, itu kan terjadi perubahan yang sangat drastis sekali tuh. Nah, itu karena memang ada isu yang bergulir di masyarakat, sehingga calon yang tadinya diprediksi sebagai underdog justru bisa muncul melebihi calon yang diunggulkan diawal. Artinya perubahan itu bisa melebihi margin error.

Saat ini banyak sekali lembaga survei yang bermunculan, bagaimana anda menanggapi ini?

Saya kira ini kebebasan berdemokrasi, kebebasan lembaga survei untuk memberikan warna dalam wajah demokrasi di Indonesia. Tapi yang terpenting adalah ada etika atau kode etik yang harus dipegang oleh masing-masing lembaga survei.

Ada profesionalisme yang harus diemban, nah ini lah yang seharusnya tetap dan terus dijaga, sehingga wajah demokrasi ini tidak dikotori oleh lembaga survei yang semata-mata hanya mengejar 'kepentingan pribadi' karena masyarakat sebetulnya mempunyai harapan juga kepada lembaga survei ini agar lembaga survei ini dapat memberikan data yang benar, data yang valid.

Karena masyarakat ingin tahu juga, apa yang kira-kira terjadi enam bulan ke depan. Sebenarnya masyarakat mendambakan itu juga, bahwa nanti ada kritikan lembaga survei saya fikir itu adalah sesuatu yang wajar saja. tapi yang terpenting pada alam demokrasi seperti ini lembaga survei saya kira harus menjaga itu tadi (etika) dan validasi data.

Apakah benar peran lembaga survei saat ini telah bergeser yang tadinya ingin menyampaikan data sesuai dengan persepsi publik, kini lebih pada unsur atau kepentingan bisnis semata?

Kalau menurut saya sah-sah saja apabila ada masyarakat yang mempotret lembaga survei seperti itu. Tapi tentu saja tidak bisa digeneralisir bahwa semua lembaga survei ini berprilaku seperti itu. karena lembaga survei ini ingin hidup 1.000 tahun ke depan, dan tidak ingin mati hanya karena persoalan sepele misalnya, atau untuk kepentingan sesaat. Sekali lagi ini tidak bisa digeneralisir.

Beberapa ada yang dianggap seperti itu oleh masyarakat mungkin iya, karena masyarakat mempunyai berbagai sumber informasi untuk membentuk persepsi seperti itu. tapi sekali lagi saya katakan, lembaga survei harus dapat menjaga marwahnya sebagai lembaga profesional yang bisa melakukan penelitian dengan cara-cara ilmiah, seperti itu.

Artinya sebenarnya peran lembaga survei sudah jelas ya?

Halaman Selanjutnya
img_title