Harga Motor di Indonesia Masih Masuk Akal

- VIVA/Purna Karyanto
Tetapi, saya pastikan, soal ekspor kita masih positif, semua tergantung dari regulasi pemerintah negara tujuan. Sebagai gambaran, kita mengekspor itu ada dua, yakni CBU (Completely Built Up) dan CKD (Completely Knock Down), jadi kayak tahun lalu.
Ekspor CBU kita, mungkin masih 120 ribuan tahun ini, tetapi kita bisa meningkat 40-50 persen, jadi hampir di atas 175 ribu.
Kemudian CKD, kita juga meningkat signifikan dari 150 ribu unit, meningkat menjadi mungkin di atas 220 ribu. Jadi peningkatannya hampir double, kurang lebih 60-70 persen.
Berikutnya, segmen potensial apa yang bisa diandalkan>>>
Apa segmen potensial yang bisa diandalkan selain skutik?
Kita sih melihat matik yang terbesar saat ini. Tetapi, motor sport dan bebek juga sangat penting bagi kita. Motor bebek fungsional, sementara sport berkaitan dengan lifestyle.
Kami juga sadari, saat ini segmen premium terus berkembang. Kami perhatikan itu. Sampai akhirnya, kami turut masuk ke segmen premium atau masuk ke skuter big bike. Jadi, masuk ke segmen lebih premium dan high end.
Sebelum masuk ke sana, kita tentu harus benar-benar cermat sebelum melakukan peluncuran motor baru. Kita benar-benar survei ke konsumen. Tak cuma di kota besar, namun survei hingga ke daerah-daerah.
Semua kita akomodir, baik dari desain, lalu fitur apa yang dibutuhkan, jadi memang kita riset benar-benar yang diinginkan konsumen. Walaupun untuk masuk ke tahap produksi bisa memakan waktu dua sampai tiga tahun.
Seperti apa sebenarnya motor yang dibutuhkan masyarakat RI, lebih penting fitur, kapasitas mesin, aftersales, atau desain?
Jadi, trennya orang sudah melihat yang paktis, apalagi teknologi semakin berkembang. Kalau dari riset sangat beragam sekali, tergantung dari segmen customer, usia, lalu daerah. Jadi, sangat beragam kombinasi kebutuhan dan lifestyle.