Di Amerika, Penyebab Hillary Clinton Kalah Itu Hoax

Dino Patti Djalal
Dino Patti Djalal
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Kelompok-kelompok itu pasti ada. Tapi yang uniknya kalau saya lihat dari diaspora itu, pertama keindonesiaannya tinggi, kedua mereka selalu mengecek berita di tanah air. Misalnya waktu saya Dubes di Amerika, saya selalu dapat kiriman link berita dari diaspora. Isu korupsi mereka pertanyakan juga. Kenapa di Indonesia sekarang banyak yang ketangkap karena korupsi, dan sebagainya. Jadi saya banyak dapat berita seperti itu dari diaspora lho. Jadi mereka bangun tidur langsung mengecek berita dari tanah air.

Sejauh pengamatan anda, bagaimana antusiasme diaspora terhadap Pemilu 2019?

Kalau mengukurnya agak susah karena tidak ada survei, tidak ada polling. Tapi kalau secara anekdot cukup tinggi. Jadi ketika saya kemarin ke Malaysia, Singapura,  orang kalau ngomong ya mengenai Pemilu. Orang Jakarta datang ketemu WNI atau diaspora, yang diomongin sesama mereka ya tentang Pemilu. Jadi kalau menurut saya antusiasmenya tinggi. Umumnya diaspora yang saya temui mereka bilang, saya akan memilih.

Antusiasme tinggi itu lebih kepada Pilpresnya atau Pilegnya?

Ke Pilegnya kalau menurut saya cukup meningkat, meskipun nanti baru bisa kita uji ketika pemilihan nanti. Dan justru dengan program ini kita ingin diaspora itu sadar nanti kamu itu bukan hanya pilih presiden, tapi juga memilih caleg. Dan pilihan kamu itu secara langsung akan memengaruhi kualitas demokrasi dan kualitas pembangunan kita. Kalau yang kamu pilih orangnya brengsek, nanti pembangunan kita akan terpengaruh dalam diskusi kebijakan undang-undang di DPR. Kualitas demokrasi kita juga akan terpengaruh. 

Sebenarnya apa yang Anda perjuangkan sehingga mau bersusah payah membuat website agar para caleg ini mempromosikan diri ke diaspora?

Saya merasa ada tanggung jawab moral. Sejak tahun 2012 kan mulai gerakan dan munculnya istilah diaspora pertama kali di Indonesia. Ketika itu banyak orang yang bertanya, apa itu diaspora? Bahkan pemerintah sekali pun bertanya diaspora itu apa? Jadi Alhamdulillah diaspora sudah menjadi kata yang baku sekarang ini, diaspora Indonesia. Dan sudah ada kongres diaspora Indonesia juga. Sejak itu saya merasa selalu ada tanggung jawab moral terhadap komunitas diaspora. Dan saya berpikir, mungkin dengan adanya konsep caleg diaspora ini, the political games will change, dinamikanya akan berubah antara hubungan diaspora dengan caleg. 

Perubahan apa yang terasa?

Walaupun ini baru sebulan, kelihatan sekali nilai diaspora di mata caleg itu berubah, terutama caleg yang ikut di sini. Mereka benar-benar mempelajari pertanyaan-pertanyaan kita lho. Padahal pertanyaan itu sulit. Jadi bukan sekadar mempertanyakan soal Dwi Kewarganegaraan saja. Tapi isu apa yang akan Anda perjuangkan? Kemudian apa yang akan Anda lakukan untuk diaspora? Kemudian bagaimana solusi Anda terkait generasi kedua diaspora? Terus kalau ada misalnya WNA Indonesia yang meninggal dunia, terus dia mau dikubur di Indonesia gimana, kalian setuju atau tidak? Sulit kan pertanyaannya. Dan itu pertanyaan yang emosional sekali bagi diaspora. 

Jadi kalau ada WNI kita yang sudah tua tinggal lama di Amerika misalnya, ketika dia meninggal dia maunya dikuburkan di Indonesia bersama keluarganya, maunya dikubur di tanah airnya misalnya, dan itu cukup banyak yang seperti itu. Tapi secara regulasi tidak bisa, karena dia sudah warga negara asing. Tapi kalau menurut saya kan, waduh ini bukan masalah hukum, ini kan masalah kemanusiaan, dia ingin dimakamkan di tanah airnya, bersama keluarganya. Saya kan juga punya keluarga banyak sekali yang tinggal di Amerika, dan saya pasti juga akan marah sekali kalau misalnya keluarga saya tidak boleh dimakamkan di Indonesia. Karena ini kan tanah air kita. Nah itu ditanyakan lho, kepada caleg-caleg kita.

Dino Patti Djalal

Sistem politik di parlemen kita ini ada yang namanya reses anggota dewan ke dapil-nya. Selama ini, anggota dewan yang dapil luar negeri itu bagaimana? Apakah ketika reses mereka datang menemui konstituennya di luar negeri?

Pasti ada. Karena itu sudah bagian dari budaya politik anggota DPR kan, mereka setiap tahun harus ke luar negeri. Dan by the way, itu juga menjadi salah satu pertanyaan kita. Pertanyaannya itu, kalau nanti anda ke luar negeri isu apa yang ingin anda pelajari sebagai anggota DPR di luar negeri? Tapi kalau saya sih, to be honest, itu yang paling perlu di reformasi, kunjungan DPR ke luar negeri. Karena saya tahu sekali, kan saya banyak menerima anggota DPR ke luar negeri.

Pertama fasilitasnya terlalu banyak, kedua akuntabilitasnya lemah, jadi ke luar negeri itu lebih pada untuk ke luar negeri saja, jalan-jalan. Dan saya ingat waktu saya di Amerika itu, saya kasih instruksi ke staf saya, kalau ada kunjungan harus ada standarnya gitu, dia harus ketemu berapa orang misalnya. Lalu dia harus ini, harus itu, jadi saya juga menerimanya enak. Karena saya pernah menerima kunjungannya tercatat beberapa hari, pertemuannya cuma sekali. Sisanya ya jalan-jalan. Dan itu banyak sekali uang yang ke luar, bisa ratusan juta  yang ke luar untuk satu orang. 

Apa mereka minta difasilitasi oleh kedutaan?

Tidak, kalau kita enggak. Jadi kita jemput iya, tapi bayar hotel kita enggak mau. Dulu pernah ada yang minta dibayari untuk hotel, ya enggak mungkin dong, mana ada uang anggaran kita untuk hotel seperti itu. Jadi kita kendaraan oke, jemput. Traktir makan tentu kita jamu mereka. Tapi itu menurut saya budaya yang harus diperbaiki itu.

Sejauh ini bagaimana diaspora mengekspresikan dukungan pada capres dan cawapres? 

Oh, kalau ini mereka banyak. Biasanya mereka berkumpul beberapa orang, foto-foto. Kadang ada satu fasilitas masyarakat yang memilih satu atau dua, kemudian ya udah deh. Mereka acaranya begitu saja setiap Minggu. Dia kampanye di komunitas-komunitas yang ada. Tapi yang pasti sekarang ini terasa banget persaingan antar pendukung capres itu, dan dinamika persaingan atau dukung mendukung calon itu sudah sangat terasa. Terutama di Amerika, saya sering dapat laporan dari teman-teman di sana. Jadi dinamikanya benar-benar terasa sekarang itu.

Halaman Selanjutnya
img_title