Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa, Hasanuddin Wahid

Manajemen Statis dan Dinamis Partai Jadi Kunci Kemenangan

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa PKB Muhammad Hasanuddin Wahid.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Nama Hasanuddin Wahid tak pernah disebut dalam kandidat calon Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Menjelang pemilihan sekjen, ada lima nama besar yang masuk bursa kandidat, termasuk Hanif Dhakiri, Faisol Riza, dan Ida Fauziah.

Barcelona Cegah Xavi Pergi

Tapi ketika diumumkan, nama Hasanuddin Wahid justru muncul. Tak ada yang menduga, karena selama ini Cak Udin, demikian dia biasa disapa, lebih banyak berperan di belakang layar. Cak Udin mengaku telah menjabat sebagai salah satu wakil sekjen selama tujuh tahun. 

Menurutnya, dalam sebuah organisasi ada yang statis dan ada yang dinamis. Kerja kesekretariatan seperti wasekjen adalah kerja yang statis. Tetapi, ia menjalankannya dengan kesadaran penuh, mesin partai tak akan berjalan jika semua kader ingin jadi dinamis. Ia mengaku membantu menyiapkan semua perangkat, demi keberlangsungan dinamika partai. 

Ogah Jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Ganjar: Berada di Luar Jauh Lebih Baik

Meski jarang sekali tampil di media massa, pria kelahiran 44 tahun lalu itu, dikenal sebagai orang yang dipercaya oleh Ketum PKB, Muhaimin Iskandar untuk menggerakkan mesin partai, demi mengampanyekan Cak Imin sebagai kandidat wapres untuk mendampingi Jokowi.

Ia bekerja di berbagai wilayah untuk mengusung dukungan bagi Cak Imin. Jadi, meski jarang muncul, Cak Imin tahu bagaimana sepak terjang Hasan.

Hasto PDIP Tak Masalah Jika Megawati dan Prabowo Bertemu

Pekan lalu, Hasanuddin Wahid memenuhi permintaan VIVAnews untuk melakukan wawancara khusus. Kepada VIVAnews, ia yang berpegang pada prinsip sami'na wa atho'na (kami dengar dan kami patuh) pada pimpinan, bercerita tentang proses hingga ia terpilih, apa saja yang sudah dilakukan, dan apa saja yang akan ia lakukan untuk membuat perolehan angka dari PKB terus melonjak. Berikut petikannya:

Bisa dijelaskan bagaimana ceritanya Anda terpilih jadi Sekjen PKB?

Kalau kenapa bisa saya ditunjuk sebagai Sekjen, silakan ditanyakan kepada ketua umum saja. Hehehe (terkekeh).  Saya sendiri, sebenarnya juga tidak paham kenapa Ketum memilih saya. Yang pasti, ketum memiliki pertimbangan sendiri. Karena jujur saja, ketika nama saya diumumkan, saya tidak ada di lokasi. Kebetulan waktu itu, saya sedang mendampingi Ketum Pagar Nusa, yang sedang ada acara. Saya kan Sekum di Pagar Nusa. Ketika nama saya disebut, saya langsung menghadap ketua umum Cak Imin. Ya sudah, saya sami'na waatho'na saja.

Sebelumnya tidak ada obrolan dari ketum ke Anda?

Ketum pasti sudah berdiskusi dengan banyak pihak. Pastinya ya.

Ketum tidak pernah menawari posisi itu kepada Anda?

Enggak. Saya bilang, monggo saja, terserah ketum saja. Karena, kita semua pasukan. Di mana-mana, konduktor orkestra itu hanya satu, ketua umum. Jadi, siapapun dia, selain mandataris, dia adalah pemain musik yang harus tunduk atau mengikuti pada goyangan tongkat konduktor. 

Begitu juga di PKB ini, selama ini kami diajari seperti itu, baik di Pagar Nusa, di PKB begitu. Yang namanya imam salat itu ya cuma satu, masa ada imam salat dua orang? Jadi, saya tak menyangka akan ditunjuk jadi sekjen. Kalau boleh jujur, lima menit sebelum pengumuman, saya baru tahu informasi soal sekjen itu. Karena kita terbiasa sami'na wa'atho'na, ya sudah kita manut saja.

Apakah ada pesan khusus dari Cak Imin?

Pasti. Cak Imin sebagai ketua umum memberikan pesan kepada saya, untuk menjalankan tugas-tugas kepartaian. Cak Imin bilang, mandat utama bagi PKB itu adalah PKB mempunyai cita-cita besar di tahun 2024. 

Apa pesan khusus Cak Imin?

Karena PKB di bawah Cak Imin ini kan sudah bermetamorfosis selama tiga tahap, pertama dari partai NU menjadi partai Islam. Jadi, koor ya dulu itu dari 1999-2004 itu kan kelihatan kan ke-NU-annya. Begitu juga, dengan perolehan kursi di DPR, di mana NU kuat di situlah PKB berjaya. Dulu seperti itu. 

Kemudian, Cak Imin bilang kita harus bertransformasi sebagai partai Islam untuk Indonesia. Itulah transformasi kedua yang dilakukan oleh Cak Imin, dan terbukti pada tahun 2014, PKB diidentifikasi sebagai partai politik berbasis Islam pertama pemenang pemilu pascareformasi. Ketika itu, PKB mengangkat isu partai Islam Rahmatan Lil ‘Al-Aamiin.

Setelah itu, Cak Imin kembali bilang, kita harus melakukan transformasi ketiga, yaitu menjadikan PKB sebagai partai nasionalis, yang isinya ada NU, ya Islam, ya Abangan, ya Katolik, ya Kristen, ya Jawa, ya luar Jawa. Nah, di pemilu 2019 ini pun terbukti berhasil, suara kita naik sangat signifikan. 
 
Ini prestasi tinggi untuk PKB. Bagaimana peta sebarannya? 

Sepanjang sejarah didirikannya partai ini, ini adalah capaian tertinggi. baik dari jumlah kursi, maupun sebarannya. Pada pemilu 2019 kemarin, kita di pulau Jawa itu pecah telor di dua dapil, pertama itu dapil Jawa Tengah. Di Sragen, kita berhasil dapat satu kursi. Kemudian di Bogor, yang dari dulu kita tidak pernah dapat, karena Bogor itu dari dulu kan basisnya kanan. Itu artinya, Cak Imin berhasil menjadikan partai ini sebagai partai agamis dan nasionalis.

Bagaimana di luar Jawa? 

Di luar Jawa, di NTT kita berhasil dapat dua kursi di Dapil  NTT. Itu pecah telor kita. Kan di sana, basis non-muslim. Di Sulsel, kita dapat dua kursi. Aceh di dua dapil kita dapat masing-masing satu kursi. Apa yang dilakukan Cak Imin di 2014 kemarin, kita telah berhasil melakukan transformasi ketiga, dari partai Islam menjadi partai nasionalis yang berbeda dari partai yang lain. PKB partai agamis nasionalis, karena sejatinya Indonesia itu, ya agamis nasionalis. 

Agamis itu bukan berarti Islamis. Agamis itu artinya universal. Kalau awakmu Kristen jadi Kristen sing apik, kan ngono toh. kalau awak mu Katolik, jadi Katolik sing apik, kalau awakmu Islam, jadi Islam sing apik. Itu agamis, sehingga dari agamis menjadi nasionalis. Seperti itu. 

Transformasi ini yang membuat PKB sukses mendulang suara? 

Nah, transformasi ketiga ini Alhamdulillah menjadikan PKB pada pemilu kemarin mendapatkan 58 kursi di DPR RI. Dan yang terpenting, secara sebaran perolehan kursinya sangat merata, dan itu membuktikan bahwa Cak Imin telah berhasil menunjukkan kepada masyarakat bahwa partai ini tidak hanya di Jawa saja. Kalau dulu kan, tidak banyak perolehan kursi di luar Jawa. Sekarang, hampir semua Dapil di luar Jawa terisi, minus Bali. 

Apa itu yang jadi alasan kemarin Muktamar PKB dilakukan di Bali? 

Iya, kemarin sampai Gus Muwafiq bilang, jangan-jangan orang Bali ini belum mengenal PKB. Jangan-jangan orang Bali itu mengenal PKB itu bukan sebagai partai politik, tetapi Pusat Kebudayaan Bali (PKB) yang ada juga di sana itu kan? Hehehe (terkekeh). 

Jadi tidak bermaksud untuk sombong, saat ini tidak ada partai politik di Indonesia berbasis Islam, agamis nasionalis selain PKB, bahkan di dunia tidak ada satu pun partai politik yang berbasis Islam nasionalis. Coba sampean cek, tidak ada lho di luar Indonesia itu partai politik yang berbasis agamis nasionalis yang bisa mendapatkan suara 13.6 juta. Malaysia, partai Islamnya cuma berapa suaranya? Terus partai Islam di Timur Tengah, juga enggak ada itu partai Islam yang bisa mendapatkan suara sampai 13.6 juta itu. Jadi, PKB itu bisa dikatakan sebagai partai agamis nasionalis terbesar sedunia. Bayangkan tuh, hehehe. 

Kembali tentang tugas. Jadi, apa tugas yang diberikan Cak Imin kepada Anda?

Tugas saya itu, bagaimana saya bisa memastikan tiga transformasi itu kemudian dihadapkan pada tantangan era 4.O ke depan, ada bonus demografi yang akan kita hadapi, kemudian perkembangan teknologi yang akan kita hadapi ke depan. Karena perkembangan teknologi ke depan itu akan terjadi sedemikian luar biasa dan tidak akan bisa dihambat oleh siapapun. Nah, tugas saya adalah bagaimana tiga transformasi yang sudah dilakukan oleh Cak Imin ini bisa diterima semakin meluas, membasis, dan hadir, serta dirasakan oleh masyarakat. 

Apa yang akan Anda lakukan agar bisa mewujudkan target itu?

Nah, untuk mencapai tujuan itu, maka yang diperlukan partai adalah kekokohan di internal partai, seperti manajemen kepartaiannya. Cak Imin bilang, partai itu akan menjadi hebat kalau dia bisa menerapkan manajemen partai yang modern. Kemudian, ada digitalisasi manajemen partai. Dan, itu gagasan besarnya Gus Muhaimin di Muktamar kemarin. Dan itu disampaikan di depan Pak Jokowi dan semua Ketua Umum partai yang hadir. 

Beliau katakan, nantinya semua partai perlu memikirkan bahwa kepengurusan tidak harus berbasis zonasi atau area seperti sekarang ini. Ada ranting, anak ranting, PAC, dan sebagainya. Jangan-jangan, di masa datang ke Indonesia ranting yang tadinya tingkat desa, nanti basisnya tidak hanya tingkat desa saja, tapi sejauh mana ponsel genggam ini sampai ke pelosok-pelosok. Jadi, basisnya di mana ada teknologi, di situ adalah ranting PKB. Misalnya, di situ ada 10 orang yang menggunakan hp dan teknologi yang sama, mereka lah yang menjadi pengurus ranting. Itu artinya, Cak Imin itu tahu tantangan partai ke depan itu adalah anak muda dan IT. Bagi partai yang tidak mampu mengikuti ini, dia akan tergilas oleh waktu. 

PKB melihat teknologi akan jadi kekuatan baru? 

Iya. Oleh karena itu, tugas kami di kesekjenan adalah bagaimana manajemen partai ini semakin baik, terdigitalisasi, dan bagaimana kemudian IT itu dimanfaatkan untuk menyolidkan barisan. Watak dari teknologi itu kan merapikan. Teknologi itu, kemudian yang akan menyelaraskan barisan kita ke depan. Kalau bahasa saya itu, line-in-kan, di-'barisin'. Dengan demikian, tugas kita ke depan, bagaimana bisa menjadikan teknologi ini sebagai salah satu tulang punggung partai untuk menyoliditaskan organisasi kepartaian. 

Manajemen partai harus semakin diperluas, informasi dan komunikasi harus makin komunikatif, karena sekarang komunikasi itu tidak lagi satu arah. Dulu, mungkin kita susah mencari di mana ketua umumnya. Tapi sekarang, ketum sudah memanfaatkan media sosial. Jadi, kalau kita ingin cari ketum sedang berada di mana, tinggal lihat media sosialnya. Dia meng-upload dari mana, kan gitu. 

Nah, tugas kami adalah bagaimana mengawal tiga transformasi itu untuk menyongsong era 4.O dan bonus demografi ke depan, sehingga partai ini benar-benar siap menghadapi 2024.

Apa yang ditargetkan di 2024?

Pertama, karena di 2024 itu ada hal yang baru. 2019 kemarin kita sudah menghadapi yang namanya pileg dan pilpres secara serentak, itu adalah pertama dalam sejarah sejak Indonesia ini berdiri. Dan, kita bisa rasakan sendiri bagaimana hiruk pikuknya pileg dan pilpres itu dilaksanakan secara serentak. Nah, di 2024 menurut undang-undangnya itu, pilkada, pileg, pilpres akan dilakukan serentak semuanya. Bisa dibayangkan, kayak apa ribetnya itu kalau kita tidak persiapkan sejak dini. Kalau kita tidak mulai berbenah dari sekarang, saya yakin semua partai akan akan tertinggal dan gagap menghadapi itu.

Kedua, menurut saya banyak yang tidak diketahui oleh media tentang Cak Imin. Beliau itu jagoan melahirkan calon pemimpin-pemimpin muda. Coba cek, sejak dia menjadi Ketua Umum PKB, beliau berani mem-promote orang-orang muda, sekaligus tetap memberikan tempat untuk orang-orang tua. 

Selalu ada promosi pada kader muda. Cek saja menteri-menteri yang dipromosikan beliau, pasti ada kader-kader mudanya. Di DPR juga seperti itu, begitu juga di kepengurusan partai, beliau selalu menempatkan salah satu anak muda. Kalau kita pakai istilahnya Tan Malaka. Hal yang sering dikutip oleh Cak Imin, anak muda itu harus terbentur, terbentur, terbentur, baru terbentuk.

Sebelum jadi Sekjen, Anda pernah menjadi Wasekjen. Berapa lama Anda jadi Wasekjen? 

Saya tujuh tahun jadi salah satu wasekjen. Dari tahun 2012-2019. Setiap harinya mengurusi atau mengatur urusan kesekretariatan, manajemen partai, dan sebagainya untuk membantu sekjen partai. 

Menurut Anda apa tugas dan fungsi utama sekjen?

Tugas sekjen itu harus fokus mengurusi manajemen kepartaian. Jadi tidak perlu muncul ke ruang publik. Logikanya kan sederhana, jika Sekjen DPR lebih sering muncul ke publik dari pada Bamsoet (Bambang Soesatyo), itu yang Ketua DPR-nya sekjen atau Bamsoet. Begitu lah kira-kira.

Ketum PKB ini sangat aktif. Bagaimana Anda mengimbanginya? 

Iya. Kita tahu Cak Imin ini  speed-nya kencang banget. Begitu ditunjuk, langsung saya melakukan konsolidasi kepengurusan. Mulai dari melengkapi struktur partai, ada regrouping, positioning, dan lain-lain. Semua struktural sudah kita lengkapi semuanya, kemudian kita juga sudah melakukan rapat-rapat secara detail. Dan, dimulai pada Minggu lalu itu rapat yang dipimpin oleh ketua umum, dan rapat dimulai dengan jam enam pagi.

Jam enam pagi?

Nah,  Anda bayangkan itu. Selesai kepengurusan terbentuk, Ketua umum memimpin rapat yang dimulai jam enam pagi. Saya rasa, enggak ada itu partai yang memulai rapat jam enam pagi. Jadi, akhirnya semua pengurus ikut salat subuh berjemaah dulu. 

Mengapa demikian? 

Untuk memotivasi para pengurus di periode yang baru ini. Agar seluruh pengurus itu semangat dalam bekerja, dan bekerja harus dimulai di pagi hari, dan itu sepertinya akan dijadikan tradisi oleh Ketum. 

Ketum selalu mengingatkan kepada seluruh pengurus, dalam politik itu ada politik kehadiran. Hadir itu jangan setengah-setengah, hadir itu harus 24 jam. Dan, ketika dimulai pagi, suasananya masih sangat enak sekali, masih fresh untuk berbicara tentang kerja. Lihat manajemen perusahaan atau apapun di Jepang. Mereka memulai pagi dengan meeting dulu, baru kerja. Sore mereka meeting lagi, baru pulang. Jadi in-out, di awal dan di akhir itu selalu dimulai dengan meeting. 

Nah, Cak Imin itu tahu bahwa manajemen modern itu ya seperti itu. Dan, itu diterapkan di partai, biar orang juga bisa melihat bahwa partai itu profesional.

Bagaimana menyeimbangkan posisi Sekjen dengan Wakil Ketua Umum agar tidak tumpang tindih?

Tidak ada yang overlap. Begini, filosofi organisasi kita, setiap organisasi apapun itu selalu ada yang namanya sisi statis dan sisi dinamis. Sisi statis organisasi itu adalah administrasi dan keuangan, termasuk logistik, dan sebagainya. Makanya, kalau di tentara ada yang namanya Kasum, bagian Logistik, itu kan ada bagian perencanaan juga, itu statis. Ada juga yang sisi dinamis. Mereka adalah tentara yang biasa latihan atau terjun di lapangan, itu yang dinamis. 

Begitu juga di kepartaian, sekjen atau kesekjenan itu adalah sisi statisnya organisasi, dia lah yang kemudian menjamin semua kebutuhan untuk tim yang dinamis ini. Kalau Ketua Umum itu meliputi keduanya, baik statis maupun dinamis, karena dia mandataris tunggal. Kalau waketum-waketum, ketua-ketua, dia adalah sisi dinamis partai yang kemudian bertugas menjadikan partai ini bergerak maju ke depan. Jadi, tidak ada yang overlapping. Semua ada pembagian tugasnya masing-masing, kalau semuanya dinamis, partai tidak bisa jalan dalam sisi administrasinya, begitu juga sebaliknya, kalau semuanya statis mengurusi administrasi saja, siapa yang mau bergerak maju ke depan?

PKB kemarin sempat menyasar generasi milenial. Bagaimana cara PKB mengoneksikan generasi senior dengan generasi milenial terkait dengan target digitalisasi manajemen partai itu?

Iya, memang itu menjadi tugas kita bersama. Basis massa kita bukan hanya berasal dari NU saja, ada juga basis-basis tradisional yang tidak melek digitalisasi secara teknologi. Ke depan kita lihat saja. Saya bukannya mengagungkan Nahdiyin, tapi organisasi besar di Indonesia yang masyarakatnya dianggap sarungan, tradisional, tapi selalu adaptif terhadap zaman itu ya NU. Itu fakta lho. Terlepas ini subjektif atau apa, tapi Nahdiyin itu mempunyai kelenturan sikap untuk dia mengadaptasi dirinya dengan apa yang terjadi. Karena pemahaman keagamaannya moderat, dia bisa mengikuti perkembangan zaman. Kalau mau jujur silakan cek saja, berapa banyak anak-anak NU yang punya akun Facebook? Itu buanyak sekali. 

Kata kuncinya satu, karena dia masih komunal, kuncinya di manajemen. Nah, untuk menjembatani itu harus dengan manajemen. Pertama manajemen keorganisasian. Kedua, manajemen mindset. Fokus konsolidasi organisasi partai PKB ke depan itu harus dimulai dengan konsolidasi pemikiran. Orang NU itu paling gampang kok, kalau dia sudah disentuh korpsnya, semuanya solid. Semangat korpsnya muncul. Lihat itu isu fullday school, gerakan di medsos jalan, gerakan lapangan juga masif menolak fullday school waktu itu. Itu artinya apa? Artinya, ada kekuatan tersembunyi yang kalau di-manage dengan baik, dengan konsolidasi pemikiran, itu bisa digerakkan. Tidak usah under estimate terhadap anak-anak Nahdiyin. 

Dan, itu yang dilakukan oleh Cak Imin di PKB, kalau tidak ada konsolidasi pemikiran dan manajemen organisasi, tidak akan ada 13,6 juta suara untuk PKB, tidak akan ada itu empat menteri PKB kemarin. Kita itu tidak punya media, tidak punya kekuatan finansial seperti partai-partai yang lain, tapi ternyata kita bisa 13,6 juta suara. Itu luar biasa lho.

Menurut Anda, apa yang efektif yang dilakukan PKB sehingga berhasil gemilang? 

Itu tadi, fungsi statis dan dinamis dalam organisasi itu jalan. Dan itu yang diterapkan oleh Cak Imin selama ini. Dan tidak ada yang overlap di sini.

Berapa persen milenial yang diperoleh dari total suara PKB?

Ada yang bilang bahwa PKB baru memperoleh 14 persen dari 13.6 juta suara. Ada juga yang bilang kita sudah 25 persen. Tapi overall, PKB baru memperoleh 1/4 dari jumlah pemilih dalam pemilu, selebihnya itu adalah generasi di atasnya atau pemilih usia 25 tahun ke atas. Kita melihat milenial itu usia 17-24 tahun kemarin, nah itu sekitar 25 persen range-nya. Selain it,u adalah pemilih di usia 25 tahun ke atas. 

Pemilih tetap itu kategori usia sekitar 35 tahun, karena dia sudah pernah mengikuti pemilu paling tidak tiga sampai empat kali pemilu, di situ masih tinggi pemilih kita. Kalau kita pakai tiga kategorisasi, milenial, dewasa, dan pemilih tua, pemilih di usia tua kita tinggi. 

Kenapa demikian? 

Karena orang yang sudah pernah mencoblos pada tiga sampai empat kali pemilu, menunjukkan bahwa PKB itu partai yang idenya tinggi. Saya membaca hasil surveinya seperti itu. PKB memiliki pemilih ideologis yang cukup tinggi. Jadi massa yang baru yang milenial itu ada sekitar 14-25 persen. Selebihnya itu adalah massa atau basis ideologis kita.  Nah, oleh karena itulah tugas PKB ke depan adalah bagaimana PKB bisa melipat waktu, dari 25 persen pemilih milenial tetapi pemilih atau basis yang lama ini tidak ditinggalkan, itulah tugas kesekjenan yang baru ini. 

Agar partai ini menarik untuk menyasar kelompok milenial, maka tugas kesekjenan dan seluruh kader partai adalah bagaimana kita bisa ramah terhadap media sosial. Maka, wajib bagi kita seluruh pengurus PKB baik di tingkat pusat sampai daerah untuk melek medsos dan lain sebagainya. Itu salah satu caranya.

Apa yang dilakukan Sekjen untuk meningkatkan suara milenial?

Tugas kita dari kesekjenan adalah menyiapkan segala piranti perangkat lunak ataupun keras untuk melakukan rekrutmen dan kemudian melakukan kampanye di wilayah milenial. Tapi sudah ada struktur atau bidang kerja yang memang khusus menggarap milenial, seperti Garda Bangsa, itu sasarannya milenial. Nah, tugas kesekjenan menyiapkan kebutuhan mereka untuk merekrut milenial. Contoh, tim kesekjenan menyiapkan tentang manajemen pemilih berbasiskan IT. Kita punya e-office, kita punya e-KTA, yang sekarang sedang digarap itu adalah big data kita tentang pemilih atau konstituen lewat aplikasi. Makanya yang sekarang sedang disusun itu bagaimana 1.800 orang DPR kita baik di tingkat pusat sampai daerah, bisa melaporkan kinerjanya lewat handphone. Laporan itu nanti terintegrasi  melalui sebuah sistem aplikasi. Nah, itu yang kita sedang persiapkan perangkat itu semua.

Perangkat apa yang disiapkan?

Ini eranya big data, dan eranya digital. Ke depan, apa yang bisa kita digitalisasi, kita lakukan. Apa yang baik dari perkembangan digital ke depan itu harus kita ambil sisi positifnya, tapi yang buruknya seperti hoaks, itu harus kita hindari. Ada manajemen tabayyun. Pertemuan fisik tetap harus dilakukan, jangan sampai kita bicara perkembangan digital, terus tidak ada pertemuan fisik. Tujuan kita adalah bagaimana kita bisa manfaatkan atau mengefektifkan komunikasi antara DPC, DPW, DPP dengan memanfaatkan perkembangan IT. Kita harus adaptif, jangan hanya menjadi buzzer, tapi bagaimana bisa menjadi influencer, bagaimana kita bisa jadi trensetter. Partai kalau tidak jadi trensetter, gak jadi influencer pasti akan tergilas. Agar partai ini menjadi partai yang trensetter dan influencer, maka fungsi statis dan dinamis dalam organisasi partai itu harus jalan seiring, dan ada pembagian tugas, bukan urusan mana yang terkenal mana yang tidak. Karena ini kapal besar.

Bagaimana sikap PKB terkait menguatnya radikalisme di tengah masyarakat?

PKB ada tiga konsentrasi yang dibacakan oleh ketua umum kita yang jadi keputusan Muktamar kemarin. Pertama konsentrasi di pendidikan, kedua ekonomi rakyat, ketiga dakwah sosial dan kebudayaan. Kalau kita mau SDM unggul itu kuncinya di pendidikan formal, maupun non-formal. Itu yang harus dibenahi. Di kita itu cetak biru Sisdiknas itu sudah ketinggalan zaman. UU Sisdiknas itu kan tahun 2002 kalau tidak salah, dan sekarang sudah tahun 2019. Ketika UU Sisdiknas dibuat, ketika itu belum ada yang namanya medsos, belum ada yang namanya unicorn-unicorn. Nah, sekarang itu sudah ada home schooling, kelas jauh, dan lain lain. Situasi sekarang sudah beda. Oleh karena itu harus dibenahi dan itu menjadi salah satu konsentrasi PKB di sektor pendidikan. 

Menurut PKB pendidikan sangat signifikan untuk mengerem radikalisme?

Investasi SDM itu harus dimulai dari pendidikan. Dan kunci untuk menyelesaikan radikalisme itu juga harus diselesaikan di pendidikannya dulu. Kita tahu, sekarang lembaga pendidikan itu menjadi salah satu sumber produksi dan reproduksi radikalisme di Indonesia.

Hasil penelitian PPIM Ciputat, 45 persen guru agama kita terpapar radikalisme. Kita mau membantah gimana, lha wong faktanya begitu. Apalagi kalau pakai pendekatan Neuro Linguistik Program (NLP). Itu lebih besar. Oleh karena itu, PKB akan konsen di pendidikan untuk memperkuat pemahaman nasionalisme atau membendung radikalisme di tengah masyarakat. 

Setelah pendidikan dibenahi, kemudian agama harus menjadi bahan utama untuk meraih keadilan. Karena salah satu isu kenapa radikalisme itu muncul karena ketidakadilan. Setelah itu baru kita bicara penguatan ekonomi. Karena ketidakadilan itu dinilai dari isi perut kalau di Indonesia. Orang boleh bicara adil sejak dari pikiran, tapi kalau perutnya merasa lapar karena ketidakadilan, itu akan lebih cepat meledaknya daripada pikiran. 

Selain pendidikan?

Dakwah sosial dan kebudayaan. Dakwah sosial itu apa? Masih banyak orang Islam yang ramah ini tidak mau dia tampil menggunakan IT, dan masuk ke lokus-lokus di mana anak-anak milenial itu senang, termasuk di mana pemerintah itu mengambil kebijakan. Contoh, dari semua masjid di kementerian dan BUMN, coba dicek oleh teman-teman media, isinya itu lebih banyak mana? Moderat atau tidak? Hasil penelitian beberapa lembaga survei menyatakan ruang itu selama ini dimanfaatkan dan diisi oleh kelompok-kelompok itu. Kenapa bisa? Karena selama ini ruang itu kosong. Ini juga kritik kita kepada teman-teman Nahdiyin juga yaa, kita sudah merasa nyaman di zona nya masing-masing,  tapi kita lupa bahwa selama ini kelompok-kelompok moderat tidak mengisi ruang-ruang yang  kosong selama ini, sehingga itu menjadi tempat pengguritaan radikalisme.

Bagi PKB tetap akan berdiri di depan. Terapinya, yang kalau mereka sudah makar terhadap NKRI, Pancasila, ditindaklah secara tegas oleh negara, karena negara kan memang punya hak dan kewenangan untuk melakukan itu. Tetapi buat manusia-manusianya itu harus diajak kembali, dirangkul untuk kembali di jalan yang benar. 

Untuk merangkul, konkretnya seperti apa?

Satu kok kuncinya itu, manajemen silaturahim. Gusdur (Abdurraham Wahid), Cak Imin itu selalu mengatakan kunci dalam politik itu adalah silaturahim. Nah, selama ini tidak ada yang mengelola dengan baik silaturahmi kita. 

Soal kabinet, siapa yang akan diusulkan PKB untuk menjadi menteri nanti?

Kalau soal kabinet, siapa yang akan jadi menteri di kabinet mendatang, itu hanya Pak Jokowi dan Tuhan yang tahu itu.

PKB menginginkan berapa kursi menteri, dan siapa saja yang diusulkan?

Ya, kalau kita tergantung Presiden saja. Kalau Presiden ngajak ngobrol PKB, pasti ketum akan mengusulkan nama-nama itu, biar itu urusan ketum lah nanti.

Belum ada pembahasan di internal?

Belum. Kita tunggu saja. Saya yakin pasti Pak Jokowi nanti akan mengajak ketua umum kita untuk berbicara tentang komposisi kabinet. Kalau tugas kita kan jelas tadi, pengurus itu tugasnya mengurus partai dengan baik dan benar saja.

Ada informasi katanya PKB sudah mengusulkan 10 nama kader calon menteri?

Ah, 10 nama itu kan kata media saja itu. Soal menteri kita serahkan kepada Pak Jokowi.

Berarti benar sudah mengusulkan nama-nama itu?

Belum diajak ngobrol soal itu kok sama Pak Jokowi, mau disodorkan gimana? Nanti lah kita tunggu lah.

Kira-kira basis massa apa saja yang akan dibidik PKB ke depan?

Dilihat saja, dari cerminan Waketum saja kan sudah kelihatan sebenarnya. Gus Muhaimin bikin waketum bidang ideologisasi dan kaderisasi, itu artinya partai ini harus jadi partai kader, harus solid, dan ideologis. Karena kader itu jantungnya partai politik kan gitu.

Kedua, ada waketum bidang pemenangan pemilu, artinya semua tentang kepemiluan itu, mulai pilkada, pileg, pilpres itu harus dipersiapkan untuk mencapai kemenangan. 

Ketiga, ada waketum bidang kesejahteraan masyarakat, artinya apa? Bahwa PKB itu berfikir, kalau mau menjadi partai besar, dia harus aktif terlibat dalam keseharian bersama masyarakat. Kesejahteraan masyarakat itu menjadi kunci bagaimana PKB sebagai partai politik harus berhasil menciptakan kesejahteraan masyarakat. Partai ini kan alat saja, jabatan menteri itu alat, DPR RI adalah alat, nah bagaimana alat-alat itu bisa menciptakan maslahat ul amm (kesejahteraan masyarakat). 

Itu Trisula PKB, dari situ sudah tergambarkan PKB 2024 itu mau ngapain. Dan struktur ketua bidang yang lainnya memperkuat itu semua. Nah, itu semua dipersiapkan untuk menyongsong 2024 di mana pasti pelaksanaan pemilu sudah serentak semuanya, kemudian anak-anak milenial itu mungkin sudah lebih melek politik karena perkembangan digital yang kian masif. 

Ada target perolehan suara di 2024?

Doakan lah dua kali lipat dari perolehan suara 2019.

Target capres? 

Itu nanti. itu kan bagaimana masyarakat nanti saja. Tugas PKB bagaimana melipatgandakan perolehan suara saja, dari 13.6 juta gimana bisa jadi 27 juta suara kan.

Apa harapan atau target Anda ketika dipercaya menjadi Sekjen PKB?

Saya itu diajari dari dulu hidup ini hanya untuk melayani. Kalau kita jadi dosen, ys jadi dosen yang baik untuk ilmu pengetahuan, kalau kita jadi petugas partai di sini ya jadi petugas partai yang baik. Apa yang menjadi impian dari partai politik ini, apa yang menjadi tugas atau mandataris yang ditetapkan melalui Muktamar itu, tugas kami bagaimana mandat atau rekomendasi muktamar itu dapat berjalan dengan baik. Hanya itu impian saya, bagaimana menggerakkan semua resources partai bersama menjadi bangunan yang solid untuk mencapai tujuan bersama itu saja. 

Bagaimana PKB mempersiapkan pilkada serentak 2020?

Kita semua sedang mempersiapkan itu. Pilkada 2020 itu kan ada 270 pilkada mulai gubernur, bupati, dan walikota, maka kita sudah tidak bisa main-main lagi mempersiapkan ini semua. Kedua, kita kan punya kursi legislatif yang lumayan di 270 daerah itu baik di tingkat provinsi ataupun di kabupaten/kota. Dan, itu semua sedang di-arrange oleh Waketum bidang pemenangan pemilu kita, dan sejumlah pengurus, agar kita bisa memenangkan pilkada sebanyak-banyaknya. 

Yang pertama orientasi kita dalam pencalonan adalah mendahulukan kader. Artinya kader utama kita yang akan kita prioritaskan untuk maju di Pilkada serentak 2020 ini, kecuali kalau sudah tidak ada kader lagi, kita lihat yang mendekati banyak maslahatnya.

Kalau dari 270 itu, yang sudah dimenangi PKB berapa daerah?

Kita punya 46 daerah yang saat ini kepala daerahnya dipegang oleh kader kita sendiri. Dan kita banyak yang bisa mengusung sendiri. Dari 270 daerah, ada 17 daerah kita bisa mengusung sendiri. PDIP kedua, 16 daerah malah itu di Jawa Timur, belum di Jawa Tengah, dan daerah lainnya. Yang pasti, kita saat ini punya 46 kepala daerah yang berasal dari kader kita, itu dari 270 daerah yang bakal pilkada 2020 nanti ya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya