Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Perlindungan WNI di Luar Negeri Jadi Prioritas Utama

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Perempuan berambut pendek itu berjalan tergesa. Senyumnya terkembang. “Oke kita bisa 15 menit,” ujarnya sambil tertawa. Ia lalu mengambil posisi duduk sambil memperbaiki dress hitam yang ia kenakan. 

Tak menunggu lama, perempuan berkacamata itu langsung menyatakan dirinya siap untuk diwawancara. Perempuan itu, Retno Lestari Priansari Marsudi, lalu menghadap kamera, mengambil sikap tegak, dan menjawab pertanyaan dengan lugas dan bernas.

Jelang periode kedua Pemerintahan Jokowi, bursa nama menteri yang akan diajak Jokowi untuk membantunya semakin ramai. Salah satu nama yang diprediksi akan dipertahankan adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Banyak alasan mengapa publik mengatakan Retno layak dipertahankan. 

Sejak Retno menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada 2014 lalu, sejumlah penghargaan didapatnya. Bahkan sepanjang 2018, empat penghargaan diraihnya, yaitu El Sol del Peru" ("Matahari Peru") pada tahun 2018, Elle Style Awards 2018, kategori Outstanding Achievement, Penghargaan Hubungan Masyarakat 2018 kategori Pejabat Pemerintah, dan Penghargaan Khusus untuk Pemimpin Diplomasi Kemanusiaan dari PKPU Human Initiative tahun 2018.

Kamis malam, 17 Oktober 2019, Retno berkenan menerima tim VIVAnews untuk wawancara eksklusif. Ia mengaku tak tahu, apakah Presiden Jokowi akan kembali memilihnya menjadi menteri atau tidak. Tapi, Senin, 21 Oktober 2019, Retno terbang ke Jepang untuk menemani Wakil Presiden KH Maruf Amin. Wapres Ma’ruf Amin melaksanakan tugas dari Presiden untuk mewakili pemerintah Indonesia menghadiri penobatan Kaisar Naruhito di the Seiden (State Hall), Imperial Palace.

Kepada awak media, Maruf mengaku Retno ikut menemaninya ke Jepang atas penugasan Presiden Jokowi. Retno tak ikut hiruk pikuk di Istana Negara, tapi keberangkatannya ke Negeri Sakura mungkin jadi pertanda. 

Perempuan kelahiran tahun 1962 itu memang tak perlu diragukan dalam urusan luar negeri. Sejak bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada tahun 1986, berbagai jabatan telah diembannya. Ia pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia (2005 - 2008), menjadi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa (2008 - 2012), dan menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda (2012-2014).

Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Retno Marsudi:

Anda adalah salah satu orang yang aktif dalam media sosial, biasanya posting sendiri atau punya tim?

Bareng-bareng. Karena kalau saya kegiatan, teman-teman yang ambil potret. Jadi biasanya setelah itu kita bahas. Selalu ada pesan di dalamnya. Seringan-ringannya baik itu persahabatan, perdamaian, itu selalu ada. Hidup sehat atau keluarga, itu selalu ada message. Saya mau ini, dan selanjutnya, dan sebagainya, lalu itu di-posting

Tapi, selain Anda, para diplomat kita di luar juga aktif dan jadi rajin juga. Apakah ini bagian dari digital diplomacy?

Ya memang harus, ya. Karena sekarang kita tidak bisa tidak menggunakan media sosial. Kalau media sosial untuk saya adalah bentuk lain dari sebuah akuntabilitas. Jadi misalnya saya sedang sidang di PBB, bertemu dengan kolega saya. Di situ kita post. Berarti kan masyarakat Indonesia tahu, oh iya ini Menteri Luar Negeri sedang bertemu dengan ini, hasilnya ini. Kan kita selalu tiap kali pertemuan yang diperjuangkan adalah kepentingan nasional. Itulah bentuk dari akuntabilitas. 

Selama 5 tahun sebagai Menlu, apa yang paling berkesan menjadi diplomat?

Banyak. Yang tidak pernah saya lupa dan itu selama lebih dari 30 tahun menjadi diplomat belum pernah saya mengalami, yaitu adalah pada saat kita harus mengevakuasi warga negara kita dari Yaman, dari wilayah konflik. Jumlah warga negara kita ribuan dan kita tidak saja melakukan evakuasi dari satu titik, tapi kita harus pecah menjadi tiga titik. Pada saat yang sama kedutaan kita juga mengalami kerusakan karena terdampak oleh bom, kemudian ada diplomat saya yang juga terluka.

Kita sampai menurunkan tenaga bantuan dari pusat, tidak saja dari Kemlu tapi juga dari Polisi, BIN, TNI Angkatan Udara. Dan prosesnya juga proses yang harus detail, harus hati-hati, mendesain evakuasinya, exit dari mana, jam berapa, harus negosiasi di lapangan. Diplomat-diplomat saya itu yang kita kirim adalah semua yang bisa berbahasa Arab karena komunikasi dengan bahasa Arab.

Jadi momen itu adalah momen yang saya kira tidak akan saya lupakan. Karena tingkat kesulitannya tinggi, menyangkut nyawa ribuan harus diselamatkan, dan bukan hanya warga negara Indonesia, karena negara-negara lain tidak bisa masuk untuk menyelamatkan warga negaranya maka kita saling telepon-teleponan. Mereka mengatakan siapa yang bisa masuk duluan tolong bantu untuk mengevakuasi warga negara mereka. Jadi pada saat kita mengevakuasi, yang melalui laut di bagian selatan kita membawa serta juga warga negara lain. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Itu membawa impact juga bukan saja untuk warga negara Indonesia, tetapi juga warga negara lain?

Oh ya karena menyangkut kemanusiaan, kan kita memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan orang. Tentunya WNI tanggung jawab kita, tetapi kalau kita bisa membantu kenapa tidak. 

Langkah Prabowo Larang Pendukung Demo di MK Dinilai Bisa Jaga Kesejukan Demokrasi

Perlindungan WNI adalah salah satu dari empat prioritas yang Anda jabarkan sebagai Menlu. Secara sistematis bagaimana Anda menilainya, apakah sudah ada progress?

Kalau boleh saya sampaikan, untuk perlindungan WNI saya kira banyak sekali yang sudah kita lakukan. Baik dari segi perubahan mindset, perubahan culture. Kemudian dari inovasi, membangun sistem, karena saya selalu sampaikan bahwa sistem harus dibangun. Kita ini kan datang pergi, setahun di jabatan ini, dua tahun, lima tahun, setelah itu kita pergi. Kalau selama kita menjabat hanya manual, maka setelah kita pergi enggak ada yang kita wariskan. Kasihan yang penerus kita. Oleh karena itu kita bangun sistem untuk inovasi perlindungan.

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan

Misalnya dengan Safe Travel. Kemudian dengan Portal Peduli WNI. Kemudian dengan SMS Blast. Banyak sekali inovasi yang telah kita lakukan. 

Berapa banyak kasus  yang bisa diselesaikan?

Menkominfo Sebut Pemerintah Segera Bentuk Satgas Atasi Darurat Judi Online


Hasil dari kerja keras kita selama lima tahun misalnya berapa kasus yang bisa kita selesaikan dalam lima tahun jumlahnya adalah 91.754 kasus. Itu banyak sekali. Tadi kita bicara evakuasi, selama 5 tahun ini ada 16.432 WNI. Belum kita bicara mengenai isu pengembalian hak, karena banyak WNI kita, pekerja kita yang haknya tidak dipenuhi. Oleh karena itu kita urus dan dalam 5 tahun itu kita bisa mengembalikan Rp574 miliar hak yang tidak dipenuhi untuk WNI, dan kita kembalikan.

Jadi perlindungan WNI progresnya sangat signifikan. Kualitas karena ada perbaikan, maka berpengaruh pada perbaikan kuantitas.

Prioritas Indonesia juga adalah meningkatkan partisipasi Indonesia di panggung internasional. Salah satu yang paling monumental adalah saat Anda memimpin Indonesia pada Sidang DK PBB dan mengajak para pemimpin memakai batik?

Ya. Membatikkan DK PBB. Jadi salah satu karakter politik luar negeri Indonesia kita diterima oleh semua orang dan negara, karena ide dan kontribusi kita adalah proposal yang ingin menjembatani perbedaan. Kita tidak pernah menimbulkan ancaman, intensi kita selalu baik, dan itu sangat diapresiasi. Oleh karena itu selama keketuaan Indonesia (di DK PBB), negara-negara anggota Dewan Keamanan sangat support terhadap Indonesia.

Bahkan pada saat saya mau chair, kita sampaikan kepada mereka "Kita pakai batik, lho." Kemudian mereka kan memang sudah memiliki batik, misalnya seperti Sekjen PBB beliau hadir di pertemuan IMF World Bank di Bali, beliau punya kain tenun. Kemudian beliau sampaikan, "Minister, saya pakai kain tenun." Jadi dipakai pada hari itu, sebelum saya memimpin sidang saya bertemu dengan beliau, beliau sudah membawa tenunnya itu. Lalu beliau ganti, jadi seru, jadi pertemuan DK yang so colorful terjadi pada saat itu, semua orang pakai batik.

Sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB, tentunya Indonesia dalam memimpin sidang mempunyai usulan-usulan yang patut menjadi perhatian. Bisa beri contoh apa usulan dari Indonesia yang mendapatkan follow up dari sesama negara anggota DK PBB?

Banyak sekali ya. Pada saat kita menjadi ketua atau dalam 10 bulan ini, banyak sekali resolusi atau statement yang diprakarsai oleh Indonesia. Salah satu hal yang ingin saya sampaikan adalah isu mengenai masalah Peace Keeping Operations (PKO). Pada saat kita menjadi ketua dan ini sejalan dengan prioritas Indonesia selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB, adalah menciptakan satu ekosistem perdamaian.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Seperti apa ekosistem perdamaian yang Anda bangun?

Salah satu yang bisa menjaga ekosistem perdamaian ini adalah para peace keepers. Para peace keepers ini dari lapangan terdapat kebutuhan adanya peace keepers perempuan yang jumlahnya lebih banyak. Oleh karena itu pada saat kita menjadi ketua, kita menjadikan isu peace keepers itu menjadi salah satu prioritas, topik diskusi, dengan fokus di masalah pemberdayaan. Karena ini deployment peace keepers, apa yang mereka harus lakukan itu sudah bergeser, sudah banyak perubahannya.

Oleh karena itu mereka harus betul-betul diberikan capacity, yang sesuai dengan apa yang diperlukan di lapangan. Misalnya mengenai masalah soft skills, itu bisa dalam bentuk bahasa, negosiasi, dan sebagainya, terutama adalah memberdayakan para perempuan peace keepers. Di Indonesia sendiri peace keepers perempuan sudah pecah telur, jumlahnya sudah lebih dari 100 orang peace keepers perempuan Indonesia. Jadi isu 'Woman, Peace and Security' kita coba untuk mainstream-kan. Indonesia adalah salah satu dari 10 kontributor terbesar negara penyumbang peace keepers.

Respons dari sesama negara anggota DK PBB?

Mereka sangat positif dan terutama mengenai isu woman. Dalam beberapa tahun terakhir kita berusaha me-mainstream-kan atau mengarusutamakan isu woman peace and security. Tahun ini untuk pertama kalinya kita menjadi tuan rumah atau memberikan regional training untuk mediator dan negosiator Asia Tenggara, 12 negara ikut dan ini waktu saya di New York bulan lalu kita ingin membentuk suatu network negosiator dan mediator, Nordic punya, Commonwealth punya, Latin America punya, Afrika punya, Asia belum punya. Maka Indonesia yang memelopori untuk membentuk full perempuan yang menjadi negosiator dan mediator untuk perempuan, dan akan kita link dengan network yang lain.

Selain PKO, Indonesia juga memperjuangkan perdamaian di Timur Tengah, terutama Palestina. Itu mendapat perhatian bagi publik Indonesia. Bagaimana Ibu melihat progres yang diperjuangkan Indonesia terkait dengan Palestina?

Tantangan Palestina tidak lebih mudah. Tantangannya akan lebih sulit, masa depannya juga tantangannya lebih berat, tetapi Indonesia sudah memutuskan bahwa kita tetap akan membantu Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya. Karena saya kira ini adalah masalah prinsip yang harus diperjuangkan, dan politik luar negeri Indonesia sekali lagi kita dihormati, kita bisa tegak berdiri bermartabat karena kita selalu melakukan politik luar negeri yang berdasarkan prinsip yang ada di UN Charter, hukum internasional, itu kita hormati.

Demikian juga dengan Palestina, kita memberikan dukungan tidak hanya dalam bentuk politik tetapi juga dari sisi ekonomi, capacity building dan-lain lain kita lakukan. Jadi tantangannya berat, tapi Indonesia sudah berkomitmen dan akan melanjutkan komitmen itu untuk terus mendampingi Palestina.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Anda sudah 5 tahun mendampingi Bapak Presiden Jokowi, bagaimana kesan Anda mengenai Presiden, apakah ada yang membuat Anda terkesan dengan kepemimpinan beliau?

Tegas, accessable, arahannya jelas dan terus dipantau. Implementasinya terus dipantau. Jadi beliau sudah terbiasa bekerja dengan target, dieksekusi, dilaksanakan, hasilnya akan dipantau. Sehingga kita merasa bahwa karena kita mendapatkan arahan yang jelas, kita dipercaya, beliau adalah model pemimpin yang memberikan trust kepada pembantunya tetapi beliau juga menggunakan haknya untuk melakukan kontrol, sampai di mana, apa yang saya minta kepada para pembantu saya untuk lakukan, itu dikontrol terus oleh presiden.

Terkait empat prioritas politik luar negeri Indonesia, dari empat itu mana yang perlu ada perbaikan lebih intensif?

Lima tahun ke depan saya kira kita akan mempertebal, menguatkan diplomasi ekonomi. Karena ini sejalan dengan arahan presiden beberapa kali bahwa kita ingin mempertebal diplomasi ekonomi. Kita ke depan, saya dapat perkirakan bahwa diplomasi ekonomi akan kita diperkuat. 

Bagaimana strateginya? Apakah dengan melibatkan kementerian terkait?

Pasti ya, karena kita tidak bisa sendiri. Karena kita bukan kementerian sektoral yang memegang sektor tertentu. Kunci kesuksesannya adalah kerja sama antara sektor sehingga saya kira selama ini kerja sama yang kita miliki sudah cukup bagus, tetapi kita selalu diingatkan bahwa kompetitor kita ini banyak. Kita berjalan cepat, yang lain berlari. Berarti yang berlari akan sampai duluan dong. Jadi kalau yang lain berlari, kita harus berlari lebih cepat lagi. Untuk lebih cepat berarti kita harus berkoordinasi. Karena kalau enggak, nanti kita tidak akan bisa berlari cepat. 

Soal berlari cepat, banyak yang bilang stamina Ibu enggak kalah dengan Pak Presiden. Apa kuncinya?

Karena selalu berlari. Pagi saya selalu jogging, minimal 5 kilometer di mana pun saya berada. Saya di dalam kondisi transit pun di airport, saya jalan cepat. Jadi kalau yang lain transit 2 jam, shopping, saya jalan. Jalan sampai 10.000 step baru saya berhenti. Makan saya kontrol. Jadi saya tidak makan karbo, tidak makan minyak, saya tidak makan manis dan saya hanya mengonsumsi low fat. Jadi enak tubuh saya.

Rencana lanjut enggak Bu (jadi Menteri Luar Negeri) lima tahun ke depan?

Mari kita tanyakan kepada Bapak Presiden, pertanyaannya dialamatkan kepada orang yang salah, hehehe. Kita tunggu.

Kalau Menlu diganti yang lain, apa pesan Ibu kepada pengganti lima tahun ke depan?

Apa yang sudah bagus, mungkin bisa diteruskan. Tentunya masing-masing pimpinan itu kan punya style, model, saya tidak ingin membebani kalau ada pimpinan baru, tetapi beliau pasti bisa memilah mana yang harus diperkuat, karena hidup ini kan enggak berhenti. Hari ini kita sudah selesaikan, belum tentu besok tidak ada masalah lagi.

Tapi untuk presiden, visi misi beliau satu, dan dari awal pemerintahan beliau sudah mengatakan menteri tidak boleh punya visi misi. Visi misi adalah dari presiden dan wakil presiden. Jadi semuanya turun ke bawah dan saya kira nanti kalau ada penerus saya pasti visi misi juga datang dari presiden. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya