Jika Pesantren Berdaya, Bisa Turunkan Angka Kemiskinan

- VIVA/Muhamad Solihin
Sudah berapa lama dilibatkan dalam kegiatan Jokowi?
Hampir sekitar dua tahun. Dua tahun sebelumnya, dari mulai 2017-2019 saya mulai diajak. Baik kunjungan, juga pertemuan-pertemuan terbatas. Dari yang saya ingat di Medan, di Pontianak, di Bandung, Tasik, Wonosobo, Cilacap, di Maluku Utara, Kalimantan Selatan, lumayan juga.
Ternyata sudah lumayan dekat. Bahkan sebelum ramai Pilpres 2019?
Jauh mas. Kalau saya ceritakan, bisa saya simpulkan itu, mulai tahun 2015. Dimulai tahun 2015.
Itu setelah tidak jadi Ketua PB PMII?
Masih, waktu itu Pak Jokowi hadir di acara harlah PMII, yang dibikin Surabaya di Masjid Al Akbar. Dan mungkin itu, sepengetahuan saya, itu acara pertama Pak Jokowi datang di luar acara kenegaraan. Ini bisa di-tracking. Itu pertama yang didatangi di luar acara-acara resmi presiden. Menghadiri acara undangan dari luar. Karena kegiatan itu kan April 2015.
Apa kedekatan itu yang membuat Anda dipilih jadi Staf Khusus Jokowi?
Alasan secara objektif, ya pasti Pak Jokowi yang tahu.
Kalau menurut Anda sendiri bagaimana? Kan selama ini ada interaksi cukup intens?Â
Terus terang saya tidak tahu juga pertimbangannya apa. Pertimbangan dari personal saya apa. Tapi yang jelas, memang apa yang ditugaskan hari ini kepada saya oleh Presiden, kira-kira saya sudah lakukan sekitar tiga sampai empat tahun yang lalu.
Boleh tahu apa tugasnya itu?
Di stafsus presiden kita dibagi ke dalam tiga gugus tugas. Pertama, gugus tugas juru bicara, kedua gugus tugas kelompok-kelompok strategis, dan yang ketiga gugus tugas inovasi. Nah, yang gugus tugas inovasi ini, yang kemarin diperkenalkan oleh Presiden langsung yang tujuh orang itu. Termasuk saya. Cuma, saya dapat tugas tambahan masuk ke dalam gugus kelompok strategi. Jadi gugus 2.
Dari tujuh orang itu, yang diberikan tugas tambahan adalah saya dan Angki. Selain gugus tugas inovasi, Angki juga jadi masuk ke dalam gugus tugas juru bicara. Kalau saya, selain masuk di gugus inovasi, saya ditugaskan masuk ke gugus 2. Kelompok strategis. Kelompok strategis yang dimaksud, yang ditugaskan ke saya, tidak ada penugasan resmi, jadi tidak ada SK. Tapi yang diamanatkan ke saya adalah saya diminta untuk membangun sinergitas kelompok-kelompok strategis. Santri sampai mahasiswa. Dan sejenisnya, begitulah.
Sebenarnya apa tujuan utama presiden membentuk stafsus dengan anggota anak-anak muda?
Presiden ingin ada perspektif lain. Sejauh ini yang saya lihat, presiden sangat punya komitmen kepada anak-anak muda, karena anak-anak muda punya pikiran out of the box. Pak Jokowi sudah sering berbicara di mana-mana, jangan terjebak dalam rutinitas, kita butuh lompatan-lompatan. Kita butuh kreativitas. Kita butuh inovasi. Itu adalah ciri khas dari anak-anak muda. Ciri khas dari generasi kami. Generasi yang punya pikiran out of the box. Generasi yang apa adanya. Jadi kami juga berdiskusi dengan Presiden tidak ABS. Kami sampaikan apa adanya. Dan Presiden juga sangat terbuka dengan masukan-masukan. Nah, saya pikir itu kenapa harus ada staf khusus yang berusia muda. Saya pikir itu.
Apa yang menjadi goals Presiden sebenarnya?
Stafsus presiden tidak punya hak mengeksekusi program. Jadi kalau indikatornya adalah goals, agak susah kita mengukurnya. Tapi kira-kira yang diminta oleh Presiden ke saya, yaitu bagaimana santri dan pondok pesantren punya perspektif baru tentang tantangan-tantangan perubahan, khususnya dalam teknologi informasi. Kedekatan digitalisasi. Dan Presiden sangat ingin pesantren itu berdaya.