Jika Pesantren Berdaya, Bisa Turunkan Angka Kemiskinan

Aminuddin Maruf Staf Khusus Presiden Joko Widodo
Aminuddin Maruf Staf Khusus Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Sejak ditunjuk oleh Jokowi, apa saja yang sudah Anda lakukan terkait dengan mandat yang diberikan?
Saya sudah memetakan, pertama karena tentunya mandat khusus ke saya adalah bidang santri, pesantren dan mahasiswa, maka saya sudah memetakan tentang program prioritas. Program prioritas itu bukan program pemerintah, tapi kira-kira program prioritas yang akan saya lakukan. Dan itu akan menjadi input atau menjadi bekal saya nanti pada saat berdiskusi dengan Presiden.

Apa program prioritasnya?
Saya mungkin tidak mau menyampaikan lebih detail, karena nanti saya targetkan bulan Februari sih bisa di-launching. Bukan program, tetapi ide dan gagasan. Tapi kira-kira yang sudah saya lakukan, kita sudah riset terbatas dengan pesantren, pimpinan-pimpinan pondok pesantren tentang bagaimana literasi keuangan pesantren, manajemen pengelolaan pesantren, pendidikan, pemberdayaan ekonominya, tentang hard skill-nya. Baik untuk tenaga pengajar, baik untuk yang sudah memiliki unit bisnis, usahanya. Kira-kira nanti kami akan kemas ini lebih ada pendekatan digital. Kami juga ingin, kira-kira target kami adalah bagaimana semua komponen masyarakat ini, yang punya komitmen kepada dunia pesantren, terlibat.

Kalau dari kacamata Anda, terkait kemandirian, apa problem mendasar dari santri dan pesantren kita?
Problem dasarnya satu, pesantren secara sunnatullah dia bukan unit bisnis. Dia adalah lembaga pendidikan. Kemudian pendidikannya sendiri 'tidak dalam hal komersil dan duniawi.' Artinya apa? Ada mindset yang itu memang menjadi sosiokultur dari pesantren itu sendiri. Dan saya pikir juga itu tidak perlu diubah, memang itu khasnya pesantren. Kita harus mempertahankan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memang asli Indonesia. Lembaga pendidikan yang pendekatannya tidak komersil. Lembaga pendidikan yang tidak hanya transfer knowledge, tetapi transfer behaviour. Ini harus kita pertahankan. Pesantren tidak boleh tercerabut dari akar ini. Malah perlu kita perdalam lagi. Tinggal bagaimana social capital yang digunakan oleh pondok pesantren ini bisa dikonversi atau bisa ditambah, agar ada value added-nya di bidang ekonomi. Baik itu pesantren yang menjalankan langsung perekonomian unit bisnisnya, atau pesantren yang menjadi agregasi pemberdayaan ekonomi di masyarakat.

Mengapa Jokowi berkeinginan memandirikan pesantren dalam perspektif ekonomi?
Sebenarnya bukan hanya Presiden, cita-cita dulu itu memang pesantren berdaya dan mandiri secara ekonomi.

Pesantren secara kelembagaan atau santrinya?
Dua-duanya. Dulu itu pesantren bisa memerankan hampir semua peran dalam kehidupan sosial di masyarakat. Kalau kita baca sejarah misalkan, pendirian NU pun, kita bicarakan itu ada Nahdlatul Tujjar, Taswirul Afkar, ada Nahdlatul Waton. Konsep kenegaraan, konsep pemikiran, dan konsep ekonomi ini menjadi dasar bagi NU. Artinya, memang dari dulu pesantren ini didesain punya independensi, tidak hanya kemandirian. Punya independensi dalam persoalan pemikiran, ekonomi dan kelembagaan. Kelembagaan itu dalam hal pemikiran kenegaraan.

Jadi niatnya, apa yang dilakukan hari ini merevitalisasi, peran dan fungsi pesantren?
Iya, jadi Presiden bukan ingin mengubah, tidak. Presiden ingin mengembalikan atau memperkuat peran dan fungsi pesantren. Merevitalisasi bahasa kerennya.

Bagaimana pembagian tugasnya agar tidak tumpang tindih?
Saya kan tidak mengeksekusi program. Saya bekerja hanya dalam tatanan ide dan gagasan. Itu nanti akan di-endorse kepada kementerian-kementerian terkait. Jadi batasan saya pada level itu saja.   

Selanjutnya, kemandirian pesantren..

Dari pengetahuan Anda sendiri soal kemandirian pesantren, seperti apa kondisinya sekarang?
Kemandirian ekonomi pesantren itu jangan dipersepsikan seperti kemandirian orang per orang. Dan kemandirian ekonomi pesantren itu jangan diartikan pesantren harus punya unit bisnis. Tidak. Tapi kemandirian ekonomi pesantren adalah bagaimana pesantren keluar atau lebih punya fungsi dari hanya sekadar lembaga pendidikan agama.

Halaman Selanjutnya
img_title