Tes CPNS Kediri Diwarnai Kecurangan

Surabaya Post - Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Anti Korupsi (KMAK), gabungan 14 organisasi masyarakat dan kepemudaan, menemukan lima nama calon pegawai negeri sipil (CPNS) dalam pengumuman yang tidak sesuai dengan hasil koreksi dari PT LAPI ITB.

Nama itu tersebar pada formasi Pendidikan Guru Agama Islam, yang semestinya lolos. Gunardi, dalam pengumuman diubah menjadi Atiqoh. Formasi Dokter Umum peserta yang lolos semestinya Melda Nisrina AM digantikan oleh Meylina Puji Nastiti. Formasi S1 Keperawatan, semestinya diisi Dyah Ayu Ningtyas diduduki oleh Hendri Sepriadi.

Formasi Pengawas Operasi Alat Berat, semestinya Luluk Mulyono digantikan oleh Agus Zarkoni Arif dan formasi Pengawas Dampak Lingkungan semestinya Diana Yuli S, diubah menjadi Aulia Fauzie.

“Soal lima nama ini anak pejabat atau bukan silakan teman wartawan menelusurinya sendiri. Jelasnya, data ini valid asli hasil koreksi PT Lapi ITB yang dapat dipertanggung-jawabkan dan kami dapatkan dari sumber yang sangat dipercaya,” kata Ketua DPD KNPI Kota Kediri, Umamul Khoir, di Kantor DPC NU, Kamis 14 Januari 2010.

Umam menambahkan, dari hasil penelusurannya, terdapat dua modus berbeda dalam praktik manipulasi data peserta lolos ujian CPNS. Melalui penggantian nama peserta lolos pada rangking terendah dalam hasil koreksi dengan tanpa mengubah nilai serta mengganti nama dan nilai peserta lolos secara bersamaan.

“Dari sana dilakukan pergeseran daftar rangking, sampai akhirnya didapatkan hasil final yang sudah dimanipulasi dan diumumkan pada 12 Desember,” jelasnya.

Sementara itu Koordinator KMAK, Syamsul Umam belum mengetahui siapa pelaku dalam praktik manipulasi data peserta lolos tersebut. Meski demikian, kuat dugaan dilakukan oleh oknum pejabat yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan rekrutmen CPNS. “Siapa jelasnya kami tidak tahu pasti,” ungkapnya.

Dari temuan itu, KMAK meminta Polresta Kediri yang kini sedang menyelidik, tetap melanjutkan perkaranya dan secepatnya menentukan pihak yang bersalah. “Kami minta tidak ada istilah siapa korban dan yang dikorbankan. Jika walikota tahu dan membiarkan berarti dia bersalah. Polisi kami minta bisa tegas dan menetapkan tersangkanya,” tegas Syamsul.

Informasi yang dihimpun, Meylina Puji Nastiti adalah putri Suprapto, Plt Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA), Hendri Supriadi ajudan Walikota Samsul Ashar, Atiqoh, istri Ketua Gerakan Pemuda Nusantara (GPN). Dua nama lagi, Aulia Fauzie dan Agus Zarkoni Arif belum diketahui identitasnya. Salah satu di antaranya adalah anak anggota DPRD Kota Kediri.

Baik Suprapto dan Hendri belum bisa dimintai keterangan. Suprapto saat berusaha ditemui di halaman rumah dinas Walikota malah menghindar. Hendri berkali-kali dihubungi melalui ponselnya tidak ada jawaban.

Kapolresta Kediri AKBP Rastra Gunawan saat dikonfirmasi temuan KMAK mengaku belum tahu. Tapi kalau memang itu terbukti, kepolisian siap menindak tegas. “Kalau ada lima nama dalam pengumuman yang dimanipulasi, berarti ada oknum yang menempatkan. Oknum itu yang nantinya kami jerat. Sekarang dalam tahap penyelidikan,” ujarnya.

Lima pejabat di Pemkot sudah diperiksa polisi. Mereka itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Semeru Singgih, Kepala Bidang Pengembangan Pegawai BKD, Pamudji, Inspektur Inspektorat Natsir Laka, Assisten I Sekkota Maki Ali dan Assisten II Sekota Budi Astowo.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri, Nur Muhyar menanggapi temuan KMAK, justru mengelak. “Kalau masalah ini saya tidak mau komentar,” ujarnya.

Laporan: Arif Kurniawan | Surabaya Post

Universitas Oxford hingga Cambridge Bergabung dalam Aksi Pro-Palestina
Bimtek Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi

KUH Jeddah Gelar Bimtek 644 Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi Layani Jemaah Haji

Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah adakan Bimbingan Teknis bagi 644 tenaga pendukung Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024