MALANG – Sedikitnya empat penambang liar di sepanjang sungai Konto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang diamankan petugas gabungan dari Polsek Pujon, Perhutani dan Jasa Tirta.
Keempat penambang tersebut adalah warga Dusun Gumul, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, yakni Hendri Koeswanto (22), Purnomo (30), Roziqin (30), Suwanto (30). Keempatnya hanya dibina dan dimintai perjanjian untuk tidak melakukan kegiatan penambangan liar lagi.
Kapolsek Pujon, AKP Lisnaryadi mengatakan, keempat pelaku tertangkap saat melakukan aktivitas penambangan di sepanjang sungai Konto pada Kamis (4/3) sore.
“Keempat pelaku kita amankan dan diserahkan kepada kepala desa setempat untuk dibina. Selain itu juga menandatangani surat perjanjian untuk tidak melakukan aktivitas penambangan. Bila lain waktu tertangkap, maka langsung dijebloskan ke penjara,” kata Lisnaryadi, Sabtu (6/3).
Pasca bencana alam banjir bandang yang melanda wilayah Pujon – Ngantang, petugas gabungan menggelar razia penambang liar di sepanjang Kali Konto. Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan puluhan kubik batu yang siap dijual. Para penambang liar ini diduga beroperasi saat sore hingga malam hari, termasuk mengangkut batu dengan menggunakan truk.
“Setiap tambang liar kita razia, kita temukan puluhan kubik batu yang siap diangkat, kita amankan kemudian kita serahkan kepada Jasa Tirta,” terang kapolsek.
Hablul Matin, Camat Pujon mengatakan, aktivitas penambangan batu di sepanjang sungai Konto ini adalah penambangan ilegal. “Penambangan liar ini merusak lingkungan, tidak terkendalinya air saat banjir bandang lalu salah satunya disebabkan karena batu sungai diambili,” terang Hablul.
Keberadaan batu sungai merupakan pemecah arus, tanpa bebatuan ini, air seolah tidak terbendung dan mengalir tak terkendali. Sebab itulah bibir sungai di kanan kiri sungai tergerus air hingga puluhan meter. Bahkan air yang tak terkendali ini juga menghancurkan 6 cek dam yang ada di sepanjang sungai Konto. Selain itu, tanpa adanya bebatuan ini, sedimentasi di dasar sungai langsung terbawa arus sungai.
Menurut Sardjito, Kepala Keamanan Jasa Tirta sedimentasi di Bendungan Selorejo saat ini mencapai 2,5 juta kubik, padahal kapasitas sedimentasi yang bisa tertampung di Bendungan Selorejo sebesar kurang lebih 4,5 juta.
“Kalau tidak ada bebatuan ini, sedimentasi langsung terbawa arus sungai, akhirnya bendungan tertutup sedimentasi,” ujarnya.
Razia dilakukan di sepanjang sungai Konto yang berada di Desa Sukomulyo – Desa Bendosari – Desa Talasan – Desa Kedungrejo dan Desa Ngeprih.
Sardjito mengatakan barang bukti batu tersebut akan dipergunakan untuk membangun cek dam yang rusak. “Bebatuan yang diambil oleh penambang liar ini adalah milik Negara, karena itu kita pergunakan lagi untuk kepentingan Negara, yakni memperbaiki cek dam yang rusak,” katanya.zar
Laporan: Zainul Arifin
VIVA.co.id
30 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
4 Hero Marksman Bagi Pemula yang Efektif untuk Push Rank di Mobile Legends!
Gadget
sekitar 1 jam lalu
4 Hero Marksman Terbaik di Gold Lane Untuk Pemula Push Rank Game Mobile Legends. 4 Marksman Jitu untuk Meraih Kemenangan di Gold Lane.
Menteri ATR/BPN dan Bupati Nobar Indonesia vs Uzbekistan Bersama Masyarakat Banyuwangi
Banyuwangi
1 jam lalu
Menteri ATR/BPN dan Bupati Banyuwangi, nobar Indonesia vs Uzbekistan bersama masyarakat di Depan Pendopo, Sritanjung pada 29 April 2024.
Pada kegiatan tersebut,
Ninja-ninja kuat dari desa kecil dalam Naruto termasuk Hanzo, Nagato, Kakuzu, Hidan, Fu, Kimimaro, Konan, dan Jugo, masing-masing dengan keahlian unik mereka.
Kabuto tidak membangkitkan klan Uchiha dengan Edo Tensei. Teori meliputi kemungkinan tubuh di bawah kendali Danzo dan seleksi Kabuto berdasarkan kualitas dan dampak emosi
Selengkapnya
Isu Terkini