"Facebook, Twitter Bisa Merusak Bahasa"

Logo di kantor Facebook
Sumber :
  • izismile.com

SURABAYA POST– Bagi Anda penggemar Facebook, Twitter dan sejenisnya sebaiknya waspada. Sebuah studi menyebutkan facebook dan dunia maya ternyata mengakibatkan pendangkalan identitas bagi kalangan muda dan merusak bahasa.

“Identitas di dunia maya itu gampang berubah, biasanya tergantung dari siapa lawan bicaranya,” kata pakar linguistik  Universitas Kristen Petra Surabaya, Prof Dr Esther Kuntjara  saat  menyampaikan materi 'Language in The Online and Offline World' di  UK Petra Surabaya.

Polisi Ungkap Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Diduga Menistakan Agama

Menurut dia, identitas yang kerap berubah itu berimbas pada keseriusan kalangan muda sebagai penggunanya. Ini lantaran karena mudahnya seseorang mengupdate status dan berganti image membuat kedalaman mahasiswa dalam mempelajari sesuatu semakin dangkal.

“Efeknya adalah pendangkalan yang berakibat pada tidak ngoyonya seseorang dalam mempelajari satu bidang,” tambahnya.

Menggunakan facebook untuk komunikasi bagi kalangan anak muda memang terkesan cepat, mudah, dan populer.

Namun, dalam komunikasi online, komunikasi lisan dan tertulis menjadi kabur dan perilaku umum tidak lagi menjadi masalah yang penting.

Esther mengatakan, penggunaan facebook dan kemudahan yang ditawarkan dalam dunia maya membuat pemikiran orang semakin pendek. “Lebih-lebih unsur kemanusiaan bisa semakin luntur,” katanya.

Salah satu contohnya, adalah gerakan gabungan untuk mendukung Bibit-Chandra. Padahal mungkin tidak semua orang paham kasus yang melibatkan dua pimpinan KPK tersebut. Kemudahan media online menjadi alasannya untuk terus mengkritisinya.

“Wong tinggal nge-klik gitu aja kok, makanya jadi salah satu perhatian saya,” pungkasnya.

Esther juga mengingatkan facebook dan twitter juga merusak bahasa generasi muda.  "Hal itu karena dunia maya menggunakan bahasa lisan yang ditulis, bukan bahasa tulis atau bahasa lisan, sehingga bahasa lisan yang ditulis dapat mengacaukan bahasa baku," katanya.

Menurut alumni Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga itu, kekacauan bahasa itu terlihat karena peletakan gambar yang seenaknya dan kadang emosi juga diungkapkan secara tidak tepat. 

"Misalnya, kalau menyatakan tertawa keras ditulis dengan LOL. Padahal mungkin saja penulis itu justru sedang marah, bukan tertawa, sehingga semuanya menjadi kacau atau rumit," kata alumni S2 dari San Fransisco State University AS itu.

Anehnya, katanya, bahasa yang rusak itu justru dianggap sebagai kreativitas. "Penutur bahasa dalam dunia maya memang kreatif, tapi kalau rusak-rusakan kok dibilang kreatif sih," katanya sambil tersenyum.

Dalam kondisi seperti itu, katanya, Indonesia justru sangat tertinggal dalam kosakata baru dalam istilah teknologi informasi, sehingga orang mengambil bahasa aslinya seperti komputer, online, download, upload, website, dan sebagainya. 

"Memang sudah diupayakan download diterjemahkan dengan unduh atau website dengan laman, tapi hal itu kalah cepat, sehingga hal itu tidak laku," kata alumni S3 dari Indiana University of Pennsylvania, AS itu. (umi)

Timnas Indonesia Moncer! Bung Towel Tetap Kasih Nilai Jeblok ke STY: 6,5 dari 10
Waketum Nasdem, Ahmad Ali di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024

Ahmad Ali Temui Prabowo, Sekjen Nasdem: Bagian dari Silaturahmi, Pak Prabowo Pernah ke Sini

Sekertaris Jenderal Partai Nasdem, Hermawi Taslim, menegaskan kalau kehadiran Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali ke rumah pribadi Prabowo Subianto dalam rangka silaturahmi

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024