Sekolah di Bromo Gelar Kelas Terbuka

Para siswa melewati sekolah yang rusak karena abu vulkanik dari Bromo
Sumber :
  • Surabaya Post

SURABAYA POST - Ada yang baru di SMPN Satu Atap Ngadirejo, kawasan Gunung Bromo, saat hari pertama masuk sekolah pasca-liburan semester. Sebagian siswa sekolah itu mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas terbuka alias di luar ruangan.

Menurut Kepala SMPN Satu Atap Ngadirejo, Sukaji, itu sebenarnya bukanlah program baru. Para siswa tersebut belajar di halaman sekolah karena ruang kelas ambruk tertimpa abu vulkanis Gunung Bromo.

Tapi KBM di kelas terbuka itu tak akan berlangsung lama. Sebagai pengganti ruang kelas yang ambruk, sebuah tenda berangka raksasa didirikan di halaman sekolah Senin sore, kemarin. Tenda yang dipasang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu digunakan sebagai ruang kelas darurat mulai Selasa 4 Januari 2011.

”Namanya kondisi darurat, halaman sekolah dan ruang kelas yang tersisa pun bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar-mengajar,” ujar Sukaji.

Seperti diketahui, guyuran lebat abu Bromo terus-menerus selama sekitar dua minggu membuat atap gedung SMPN Satu Atap Ngadirejo tidak mampu menahan beban. Ruang aula yang menyambung dengan ruang guru ambruk total. Dua ruang kelas 7 dan kelas 8 sebagian atapnya jeblok, tak kuat menahan ketebalan timbunan abu sekitar 20 centimeter (cm).

”Yang masih utuh hanya kelas 9, mudah-mudahan tidak menyusul ambruk karena hujan abu terus berlangsung,” ujar Sukaji. Sehingga hanya kelas 9 yang menggelar kegiatan belajar di ruang kelas.

Sementara itu KBM untuk kelas 7 dan 8 digelar di halaman sekolah. ”Tak masalah belajar beratap langit,” ujar Harwanto, guru SMPN Satu Atap Ngadirejo. Namun baru saja KBM digelar, hujan abu kembali mengguyur.

Tidak seberapa lama, gerimis (hujan air) menyusul sehingga membubarkan KBM di kelas ”beratap langit” itu. Para siswa dan guru berhamburan berteduh di sisa-sisa kelas yang atapnya tinggal separo. Teras sekolah pun menjadi tempat berteduh yang nyaman, demikian juga sisa ruang guru.

Sebenarnya tidak hanya bahaya tertusuk paku yang mengancam kelas darurat itu. Sewaktu-waktu separo atap kelas 7 dan 8, bahkan ruang kelas 9 yang masih utuh, bisa saja ambruk. Soalnya, timbunan abu tebal di atap ketiga ruangan itu belum semuanya dibersihkan. Padahal setiap hari, hujan abu vulkanis masih mengguyur desa yang terletak di punggung Bromo itu.

Pemandangan serupa juga terlihat di SDN Ngadirejo, yang berjarak sekitar 1 kilometer (km) dari SMPN Satu Atap Ngadirejo. Sebanyak tiga ruang kelas di SD yang berdekatan dengan Kantor Desa Ngadirejo itu ambruk atapnya.

Sampai kapan para siswa belajar di kelas darurat?  ”Kami sudah mengajukan anggaran melalui dana darurat pada APBD 2011. Permasalahannya, ABPD 2011 masih menunggu persetujuan gubernur,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kab. Probolinggo, Supanut.

Jika APBD 2011 segera kelar, awal Februari proyek rehab SMPN dan SDN Ngadirejo bisa dilaksanakan. ”Kalau semuanya lancar maka rehab gedung selesai April,” ujarnya.

Laporan: Ikhsan Mahmudi

5 Minuman Herbal Penjaga Kolesterol Tetap Terkendali
Gunakan Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Dump Truk

Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk 

Rasa senang bisa memiliki sepeda motor baru untuk ke sekolah, justru berbuah petaka dialami Faizal Hadi Winata, seorang pelajar SMA Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024