Nelayan Menganggur akibat Ganasnya Gelombang

Gelombang besar di Teluk Jakarta
Sumber :
  • ANTARA/Fanny Octavianus

SURABAYA POST - Akibat cuaca buruk para nelanan pantai utara (Pantura) Pamekasan hampir dua bulan tak melaut. Di Probolinggo, seminggu terakhir nelayan juga tak melaut karena alasan serupa.  Terlihat, kapal dan perahu para nelayan ditambatkan di pinggir pantai.

Hariyanto Waluyo, tokoh pantura Pamekasan yang juga anggota DPRD Pamekasan mengatakan, biasanya cuaca buruk akibat pergantian musim hanya berlangsung paling lama sekitar satu bulan. Namun, yang terjadi sekarang cuaca buruk itu sudah dua bulan belum reda. Akibatnya para nelayan tidak mendapatkan penghasilan karena begitu lamanya tidak melaut.

’’Perahu milik warga ditambatkan di pinggir sungai dekat pantai, karena angin dan ombak besar, akhirnya tambatan lepas dan perahu hilang,“ ungkapnya, Rabu 12 Januari 2011.

Ditambahkan Haryanto, Pantai utara Pamekasan dan Madura pada umumnya, memang dikenal sebagai kawasan Laut Jawa yang merupakan laut lepas -- yang menghubungkan antara Madura dengan Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Ombaknya besar, apalagi saat cuaca buruk atau pergantian musim. Berbeda dengan kawasan pantai selatan Madura yang hanya berbatasan dengan selat Madura.

’’Langkah tetap melaut sekalipun hanya di bagian pinggir saja tidak ke tengah itu dilakukan sekedar untuk bisa mendapatkan ikan untuk dikonsumsi keluarga sendiri. Nilainya tak seberapa, karena yang didapat mereka ikan kecil dan jumlahnya sedikit,” jela Haryanto.

Dia akan berupaya menghubungi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pamekasan untuk membicarakan apakah ada kemungkinan ada upaya pemberian bantuan kepada mereka.

Sebagai catatan, kasus serupa terjadi di Malang Selatan. Namun, Palang Merah Indonesia (PMI) setempat sudah melakukan pendataan terhadap nelayan di Desa Tambak Rejo, Malang Selatan, yang krisis pangan karena tak bisa melaut. Selanjutnya mereka akan mendapat bantuan pangan dari PMI.

Kasus nelayan tak melaut bukan saja terjadi di Madura dan Malang Selatan, tetapi juga Probolinggo. Namun, tak melautnya nelayan Probolinggo belum lama, sekitar seminggu terakhir. Sebagian besar nelayan mengamankan kapal dan perahunya di kolam dermaga Tanjung Tembaga Probolinggo dan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan.

”Daripada kapal tenggelam ya lebih baik istirahat sementara,” ujar Agus, nelayan di Kel. Mayangan, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo, Selasa (11/1). Masa istirahat itu digunakan untuk membenahi alat penangkapan ikan yang rusak.

Agus tidak sendirian. Ratusan nelayan lainnya juga memilih menambatkan armadanya di Tanjung Tembaga dan PPP Mayangan. Memang 48 perahu penumpang jurusan Tanjung Tembaga – Pulau Giliketapang tetap beroperasi.

”Meski nekat menangkap ikan, perahu-perahu itu hanya beroperasi di perairan pinggiran. Tidak berani sampai perairan Madura karena gelombangnya besar,” ujar H Hambali, Ketua Paguyuban Nelayan Putera Samudera, Kel. Mayangan.

Masdawi Dahlan & Ikhsan Mahmudi

Meninggal Dunia, Ini Profil Dorman Borisman Aktor Senior yang Langganan Jadi Karakter Orang Batak
Gempa Bumi Guncang Mataram NTB dan Bali

Gempa Bumi 5,2 Magnitudo Guncang Mataram dan Bali, Warga Lari Keluar: Trauma Gempa 2018

Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Bali diguncang gempa bumi bermagnitudo 5,2 pada pukul 05:09 WIB, yang berpusat di 97 kilometer Barat Daya Lombok Barat NTB

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024