Kerugian Akibat Abu Bromo Rp56 M

Para siswa melewati sekolah yang rusak karena abu vulkanik dari Bromo
Sumber :
  • Surabaya Post

SURABAYA POST - Meski sempat molor, Pemerintah Kabupaten Probolinggo akhirnya melaporkan rekapitulasi kerugian akibat semburan material vulkanis Gunung Bromo. Hujan abu mengakibatkan rusaknya insfrastruktur, pertanian, rumah, hingga ternak dengan nilai kerugian total Rp56,64 miliar.

”Data dari Pemkab Probolinggo yang diperoleh dari camat-camat itu masih berupa taksiran,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Siswanto, Jumat 7 Januari 2011.

Guna memastikan akurasi data, BPBD Jatim menurunkan tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ”Data kerugian infrastruktur seperti rumah misalnya, akan lebih fixed setelah didata dari tim ITS,” ujarnya.

Setelah rekapitulasi kerugian akibat dampak abu Bromo final, kata Siswanto, akan ditetapkan dengan SK Bupati Probolinggo. Dengan demikian, tidak ada lagi beragam versi soal data kerugian akibat semburan vulkanis Bromo.

”Mudah-mudahan data kerugian akibat dampak bencana Bromo sudah final pada 23 atau 25 Januari mendatang, bersamaan dengan berakhirnya masa tanggap darurat bencana Bromo,” terang Siswanto.

Dengan berakhirnya masa tanggap darurat itu, pemerintah akan mengucurkan dana atas kerugian material tersebut. ”Mudah-mudahan dana dari APBN, APBD Jatim, dan ABPD Kabupaten Probolinggo mencukupi,” ujarnya.

Jika acuannya data dari Pemkab Probolinggo, yakni kerugian sebesar Rp56,65 miliar, dana dari APBN, APBD Jatim, dan APBD Kab. Probolinggo tidak cukup. Sebab BPBD Jatim pernah merilis, pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengucurkan dana Rp17,5 miliar untuk penanggulangan bencana di Jatim. Sementara APBD Jatim mengucurkan dana sekitar Rp2 miliar. ”Belum termasuk APBD Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.

Berdasarkan laporan dari Pemkab Probolinggo, kerugian terbesar akibat abu Bromo didominasi lahan pertanian di empat kecamatan (Sukapura, Sumber, Kuripan, dan Lumbang) yakni Rp52,15 miliar. Kerugian itu akibat rusaknya tanaman padi, kubis, sawi, jagung, kentang, wortel, tomat, seledri, cabe, tebu, ketela pohon, dan bawang daun.

Kerugian terbesar areal pertanian dilaporkan di Sukapura yakni Rp 46,55 miliar. Kecamatan Lumbang yang letaknya relatif berjauhan dan paling sedikit terkena dampak abu Bromo melaporkan kerugian lahan pertanian relatif Rp 5,56 miliar.

Sementara Sumber yang terkena dampak abu Bromo sangat parah, justru tidak membuat laporan. ”Dari Kecamatan Sumber memang belum ada laporan soal kerusakan areal pertanian,” ujar Siswanto.

Setelah lahan pertanian, kerusakan instrauktur akibat abu Bromo tercatat paling besar, yakni Rp3,30 miliar. Kec. Sukapura melaporkan paling banyak mengalami kerugian infrastruktur yakni Rp2,47 miliar. Termasuk di antaranya, kerusakan empat sekolah (2 SD, 2 SMP, dan 1 PAUD) di Kecamatan Sukapura, yang ditaksir senilai Rp 1,46 miliar.

Kecamatan Sukapura juga melaporkan mengalami kerusakan rumah paling parah. Sebanyak 57 rumah permanen, 219 rumah semi permanen, dan 15 rumah bambu dilaporkan rusak dengan kerugian total Rp611,6  juta.

Terkait matinya ternak akibat semburan Bromo, di Sumber dilaporkan paling banyak yakni, 55 sapi dan 62 kambing dengan kerugian total Rp271 juta. Disusul di Kec. Kuripan dengan 23 sapi dan 53 kambing dengan kerugian Rp130 juta.

Kemudian di Lumbang 18 sapi dan 4 kambing dengan kerugian Rp81 juta. Terakhir di Sukapura dengan matinya 8 sapi potong, 1 sapi perah, 7 kambing, dan 8 domba dengan kerugian Rp58 juta.           

Laporan: Ikhsan Mahmudi

Kapan Bumi Kiamat?
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Prasetyo Edi Marsudi.

Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Perbaiki Kualitas APBD, Singgung Permukiman Kumuh

Ketua DPRD DKI menilai RKPD tahun 2025 tidak fokus.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024