- Surabaya Post
SURABAYA POST – Makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks Ponpes Tebuireng, Kecamatan Diwek, Jombang segera dibangun dengan alokasi anggaran Rp200 miliar. Pembangunan makam mantan Presiden RI ke-4 dimulai dilakukan awal Mei mendatang.
Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi, Pariwisata dan Budaya Sugihartamto mengatakan ada lima kementerian terlibat dalam pembangunan makam tokoh NU ini, yakni Kementerian PU, Kementerian Pariwisata, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, dan Kementerian Kesra.
Sementara, Wakil Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan peletakan batu pertama rencananya dilakukan Wapres Boediono. Semula peletakan batu pertama dilakukan Menko Kesra Agung Laksono, namun ada perubahan. “Kepastian harinya akan kami koordinasi lebih lanjut,” katanya.
Menurut Gus Ipul, pembangunan makam Gus Dur ini meliputi bagian dalam dan luar ruangan. Untuk bagian dalam menghabiskan dana sekitar Rp19 miliar. “Kalau seluruhnya diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 200 miliar. Dana itu hasil sharing dari Pemerintah Pusat, Pemprop Jatim, dan Pemkab Jombang,” ujarnya.
Langkah pemerintah memugas makam Gus Dur ini disambut positif para peziarah di sana. Mereka menganggap sudah sepatutnya makam Gus Dur yang di sekitarnya juga ada makam para pendiri NU, KH Hasyim Asyari dibangun. Apalagi saat ini makam Gus Dur semakin diluberi peziarah sehingga perlu fasilitas kenyaman dan keamanan.
“Gus Dur itu tak hanya mantan Presiden, juga tokoh besar. Dia layak menyandang Pahlawan Nasional, sehingga wajar dan memang sepatutnya makamnya dibangun representatif, apalagi sudah menjadi daya tarik masyarakat untuk berwisata religi,” ujar Ny Fatmawati (40) ditemui di komplek makam Gus Dur, Kamis pagi, Kamis 3 Maret 2011.
Suparno (45) peziarah lainnya asal Umbulsari Jember berharap dalam pembangunan nanti juga memikirkan fasilitas kenyaman pengunjung. Seperti: tempat parkir kendaraan luas, termasuk, dan tempat istirahat sopir kendaraan peziarah. “Mudah-mudahan jalan dari tempat parkir ke komplek makam dilebarkan lagi. Sekarang hanya 4 meter. Kalau bisa ya menjadi 7-8 meter biar peziarah kalau jalan tidak berdesak-desakan,” katanya.
Terlepas harapan peziarah, makam Gus Dur sempat menghebohkan publik saat amblas pada pertengahan bulan lalu. Meski amblasnya makam itu diduga karena guyuran air hujan, namun beberapa kalangan menyakini fenomena itu sebagai bentuk keprihatinan Gus Dur terhadap carut-marutnya kondisi Indonesia dewasa ini.
Laporan: Bambang Sujarwanto
Hujan Lebat di Dubai, Benarkah karena Perubahan Iklim atau Modifikasi Cuaca?
Kota gurun Dubai diguyur hujan setinggi 25 cm (10 inci) hanya dalam waktu 24 jam. Ini sebenarnya adalah jumlah hujan yang biasanya turun dalam waktu hampir dua tahun.
