Harga Emas Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Ilustrasi/Emas Batangan
Sumber :
  • VIVAnew/Ist

Surabaya Post – Kekhawatiran terhadap inflasi mendongkrak harga emas ke rekor terbaru. Untuk kontrak pengiriman Juni di Comex New York Mercantile Exchange naik 0,4 persen ke level US$1.458,50 per ounce pada Rabu 6 April atau Kamis pagi waktu Indonesia. Bahkan, menurut Telegraph, harga spot emas di London telah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, US$1.462,93.

Menurut, Asosiasi Pedagang Emas dan Permata Indonesia (APEPI) memprediksi harga emas pada akhir 2011 bisa tembus US$1.500 per ounce. “Memang asosiasi emas dunia sudah memperkirakan ada lonjakan harga pada 2011 hingga US$1.450, tapi ini belum memperhitungkan gejolak Timur Tengah dan Libya,” kata Direktur Eksekutif APEPI, Iskandar Husein, di Surabaya, Kamis 7 April 2011.

Selain itu, menurut Iskandar, harga emas juga akan terus mengalami penguatan cukup tinggi, karena sampai saat ini permintaan emas makin melonjak. “India dan Timur Tengah merupakan negara-negara yang permintaannya sangat besar," katanya. Selain dianggap sebagai investasi jangka panjang yang paling aman dibandingkan pasar saham dan investasi lainnya, harga emas tidak pernah mengalami penurunan harga.

Pasar memburu emas karena spekulasi AS akan berjuang menekan harga konsumen. Ketua Federal Reserve Ben S Bernanke menyebut perlunya pengawasan yang ketat terhadap inflasi. Hal ini menunjukkan perbedaan pendapat dalam program yang diupayakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. AS telah menjaga suku bunganya di level rendah sejak Desember 2008.

Analis pasar Kingsview Financial Matt Zeman menyebut, pasar sangat khawatir terhadap inflasi, terutama dengan cukup lamanya bank sentral menjaga suku bunga di level rendah. "Di mata investor, reputasi Bernanke sebagai sosok yang memperjuangkan inflasi dipertanyakan. Orang-orang terus membeli emas," ujarnya.

Sementara, posisi dolar AS melemah 0,9 persen terhadap euro karena spekulasi bank sentral Eropa akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen. "Orang tidak punya cukup keyakinan terhadap dolar," imbuh Zeman.

Di sisi lain, kemarin, China menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya sejak pertengahan Oktober karena khawatir harga konsumen di bulan lalu naik ke laju tercepat sejak 2008. "Percepatan inflasi di China memang positif untuk emas. Sebagian investor mengoleksi emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga konsumen," kata Edel Tully, analis UBS AG di London.

Perhiasan Lesu
Di pasar Indonesia, melambungnya harga membuat perdagangan emas dalam negeri bertambah lesu. “Minat konsumen baik jual atau beli emas dan perhiasan mengalami penurunan akibat terus melambungnya harga emas dalam beberapa pekan ini,” kata Iskandar.

Harga emas di dalam negeri khususnya di Surabaya dan Malang ikut terkerek. Untuk logam mulia mencapai Rp409 ribu per gram. Padahal, kemarin harga emas baru Rp406 ribu.

Menurut Iskandar, lesunya perdagangan emas di dalam negeri akibat daya beli konsumen yang turun, hal ini dikarenakan konsumen mulai beralih ke pembelian produk konsumtif, seperti barang elektronik, otomotif, dan produk lainnya.

“Selain itu perubahan gaya hidup utama dan investasi masyarakat sekarang juga mulai berubah, tidak lagi mengandalkan perhiasan emas sebagai gaya hidup,” ujarnya.

Selain kondisi di atas, menurut Iskandar kurangnya promosi yang dilakukan pengusaha emas dan perhiasan dan dorongan dari pemerintah membuat perdagangan emas makin lesu.

Dia menambahkan, selisih harga jual dan beli yang sangat tipis dan penerapan pajak PPN 10 persen untuk perdagangan komoditas emas, juga mempengaruhi perdagangan emas, bahkan kondisi ini memberatkan bagi pengusaha perhiasan emas. “Untungnya tipis sekali," katanya. (SJ)

Rista Rama Dani l Surabaya Post

Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia, Tamara Tyasmara Kenang Momen Kebersamaannya
Sandra Dewi dan Harvey Moeis

2 Mobil Harvey Moeis Disita Lagi, Kejagung Juga Usut soal Jet Pribadi

Kejagung sampai sekarang sedang menelusuri aset-aset lain kepunyaan tersangka kasus dugaan korupsi IUP PT Timah, termasuk Harvey Moeis.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024