- Livescience.com
VIVAnews – Wabah ulat bulu yang menyerang sejumlah desa di Probolinggo, Jawa Timur, semakin meresahkan. Jutaan ulat bulu bergelantungan di pohon-pohon dan berpotensi besar masuk ke rumah-rumah warga. Oleh karena itu, Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Priyo Suprobo membentuk tim khusus untuk menangani wabah tersebut.
“Kita sudah turunkan tim khusus untuk meneliti maraknya ulat bulu di kawasan Probolinggo,” kata Priyo di sela acara penanaman seribu pohon jati kebun di kawasan Kampus ITS, Surabaya, Sabtu 9 April 2011.
Priyo menjelaskan, tim khusus itu terdiri dari dosen dan mahasiswa. Mereka diberi amanat khusus untuk mencari solusi penanganan wabah ulat bulu tersebut.
Selain bertugas mencari solusi, kata Priyo, tim juga akan mengumpulkan bahan-bahan di lapangan terkait wabah itu untuk bahan riset mahasiswa. Menurutnya, sampel lapangan itu sangat penting guna dianalisis dan dikaji lebih lanjut. Selanjutnya, hasil kajian diharapkan dapat menjadi awal guna membuat vaksin atau pestisida yang ampuh untuk mencegah wabah ulat bulu.
Pihak ITS mengemukakan, wabah ulat bulu dapat muncul karena makin berkurangnya pepohonan yang menjadi sumber makanan utama bagi ulat. Oleh karena itu, Priyo mengajak masyarakat untuk menambah pohon di lingkungan sekitar mereka masing-masing. “Ini akan berdampak positif bagi lingkungan,” tuturnya.
ITS juga melakukan pelepasan ratusan burung kutilang dan peking. “Kalau banyak burung, kan banyak ulat yang dimakan,” ujar Priyo. Ia menambahkan, hal itu juga bisa membantu memperbaiki keseimbangan alam. Di samping melepaskan burung, ITS juga melakukan penanaman pohon jenis akar tunjang di areal seluas 20 hektar.
Kegiatan penanaman pohon yang merupakan bagian dari konservasi alam tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat Surabaya seperti Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan, Bike to Work, Dewan Kota, Surabaya Twitter Group, dan lembaga-lembaga sosial lainnya.
Laporan: Tudji Martudji | Surabaya