Ancaman Jalur Tengkorak Menghantui Pemudik

Mudik Lebaran : Arus Motor di Karawang, Jabar. [Ilustrasi]
Sumber :
  • Vivanews/ Tri Saputro

SURABAYA POST - Tren kecelakaan saat arus mudik dan balik lebaran mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bila tahun 2009 ada sekitar 254 kecelakaan, tahun 2010 meningkat menjadi 380.

Tahun ini dikhawatirkan angka kecelakaan  membengkak. Sebab, menurut data Dinas Perhubungan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) jumlah jalur ‘tengkorak’ (sebutan bagi jalur yang sering terjadi kecelakaan) naik dari 7 jalur (30 titik) pada tahun lalu menjadi 8 jalur (48 titik) tahun ini.

“Selain karena kondisi jalan berbelok, naik-turun, persimpangan, kondisi kendaraan terutama angkutan umum yang tak layak jalan bisa potensi memicu kecelakaan, termasuk perilaku pengguna jalan. Kami berharap kalau ada bus yang bannya gundul, misalnya, silahkan lapor dan akan kita tindak,” ujar Kepala Dishub LLAJ Jatim Wahid Wahyudi, Selasa (16/8).

Menurut catatannya,  setidaknya ada delapan jalur yang perlu diwaspadai pemudik. Rua-ruas itu adalah jalan Surabaya-Lamongan-Tuban, Surabaya-Mojokerto-Nganjuk-Madiun-Ngawi, Kertosono-Kediri-Tulungagung, Surabaya-Porong-Malang-Batu, Malang-Blitar, Surabaya-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi, Probolinggo-Lumajang-Jember-Banyuwangi serta Surabaya-Bangkalan-Sumenep.

Untuk diketahui, tahun lalu hanya tujuh jalur tengkorak, karena ruas Surabaya-Bangkalan-Sumenep tidak masuk.

Dari delapan jalur itu, ada 48 titik rawan terjadinya kecelakaan. Khusus untuk wilayah Surabaya mislanya, ada tiga titik yaitu jalan Mastrip, Simpang perak Barat-Timur dan Kalianak.

“Pada jalur Malang menuju Blitar memiliki dua titik rawan Laka. Dua titik itu adalah Raya Genengan–Pepen Pakis Haji pada Km 98–102, dan Jatigul–Sumberpucung di Km 12,” katanya.

Dishub melakukan beberapa langkah untuk meminimalisir kecelakaan diantarnaya meminta pengusaha angkutan untuk menyediakan kendaraan yang layak. Pun demikian dengan pengemudi cadangan sehingga dapat mengantisipasi pengemudi yang lelah.

Terpisah, pengamat transportasi dari ITS, Haryo Sulistyarso mengatakan ada kemungkinan jalur rawan kecelakaan atau jalur tengkorak bertambah. Terutama menjelang lebaran yang jumlah arus kendaraanya meningkat tajam. “Kalau kita lihat kemungkinan jumlahnya bisa melebihi 48 titik. Yang harus diperhatikan adalah sejauh mana tingkat kerawanan titik jalur rawan itu,” katanya.

Haryo menjelaskan jalur yang rawan dikarenakan dua faktor. Faktor teknis terdiri dari kelayakan jalan serta bobot kendaraan. Sedangkan untuk faktor non teknis tergantung pada pengendara yang melintasi jalan. (umi)

Moeldoko: Otonomi Daerah Harus Lanjutkan Pembangunan Visi Jokowi
Ria Ricis

Cerita Soal Baby Box, Ria Ricis Seolah Pertegas Tentang Nafkah Batin

Ria Ricis mengambil hikmah dari pengalaman tersebut, yaitu kekuatan hubungannya dengan Moana yang sangat erat.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024