Kemenristekdikti Terbitkan 100 Kampus Terbaik 2018 Hasil Klasterisasi

Kampus Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Sumber :
  • www.ugm.ac.id

VIVA – Bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-73, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali mengumumkan klasterisasi perguruan tinggi Indonesia tahun 2018. Klasterisasi ini mencakup peringkat 100 besar Perguruan Tinggi Indonesia Non Vokasi Tahun 2018.

Anies Bakal Bebaskan PBB untuk Kampus-Sekolah Swasta, Warga Muhammadiyah Tepuk Tangan

Peringkat tersebut tercantum dalam Surat Nomor: 147/SP/HM/BKKP/VIII/2018. Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo mengatakan, klasterisasi ini dilakukan untuk memetakan perguruan tinggi Indonesia yang berada di bawah naungan Kemenristekdikti.

“Klasterisasi ini juga dapat dijadikan dasar bagi Kemenristekdikti untuk melakukan pembinaan perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia, penyusunan kebijakan untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, serta memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai performa perguruan tinggi di Indonesia," kata Patdono dari keterangan tertulis, Jumat (17/8/2018).

10 Kampus Terbaik di Indonesia Versi QS AUR 2024, Apa Saja?

Klaster 1 berjumlah 14 perguruan tinggi, Klaster 2 berjumlah 72 perguruan tinggi, Klaster 3 berjumlah 299 perguruan tinggi, Klaster 4 berjumlah 1,470 perguruan tinggi, dan Klaster 5 berjumlah 155 perguruan tinggi.

Adapun perguruan tinggi non-vokasi yang masuk pada Klaster 1 terurut sesuai dengan skornya adalah sebagai berikut:

MK Puji Gugatan Dosen PTS Perjuangkan Gaji Setara dengan PTN

1. Institut Teknologi Bandung (3,57)
2. Universitas Gadjah Mada (3,54)
3. Institut Pertanian Bogor (3,41)
4. Universitas Indonesia (3,28)
5. Universitas Diponegoro (3,12)
6. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (3,10)
7. Universitas Airlangga (3,03)
8. Universitas Hasanuddin (2,99)
9. Universitas Padjadjaran (2,95)
10. Universitas Andalas (2,88)
11. Universitas Negeri Yogyakarta (2,83)
12. Universitas Brawijaya (2,82)
13. Universitas Pendidikan Indonesia (2,70)
14. Universitas Negeri Malang (2,61)

Adapun perguruan tinggi non-vokasi yang masuk pada 100 besar perguruan tinggi indonesia terurut sesuai dengan peringkatnya adalah sebagai berikut :
1. Institut Teknologi Bandung
2. Universitas Gadjah Mada
3. Institut Pertanian Bogor
4. Universitas Indonesia
5. Universitas Diponegoro
6. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
7. Universitas Airlangga
8. Universitas Hasanuddin
9. Universitas Padjadjaran
10. Universitas Andalas
11. Universitas Negeri Yogyakarta
12. Universitas Brawijaya
13. Universitas Pendidikan Indonesia
14. Universitas Negeri Malang
15. Universitas Sumatera Utara
16. Universitas Negeri Semarang
17. Universitas Sebelas Maret
18. Universitas Udayana
19. Universitas Negeri Jakarta
20. Universitas Negeri Makassar
21. Universitas Lampung
22. Universitas Jember
23. Universitas Jenderal Soedirman
24. Universitas Riau
25. Universitas Negeri Medan
26. Universitas Negeri Padang
27. Universitas Negeri Surabaya
28. Universitas Syiah Kuala
29. Universitas Islam Indonesia
30. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
31. Universitas Sam Ratulangi
32. Universitas Sriwijaya
33. Universitas Telkom
34. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
35. Universitas Katolik Parahyangan
36. Universitas Muhammadiyah Malang
37. Universitas Mataram
38. Universitas Muhammadiyah Surakarta
39. Universitas Katolik Soegijapranata
40. Universitas Bina Nusantara
41. Universitas Kristen Petra
42. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
43. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
44. Universitas Pendidikan Ganesha
45. Universitas Surabaya
46. Universitas Tadulako
47. Universitas Negeri Gorontalo
48. Universitas Bengkulu
49. Universitas Sanata Dharma
50. Universitas Tarumanagara


51. Universitas Tanjungpura
52. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
53. Universitas Halu Oleo
54. Universitas Jambi
55. Universitas Lambung Mangkurat
56. Universitas Gunadarma
57. Universitas Negeri Manado
58. Universitas Ahmad Dahlan
59. Universitas Pancasila
60. Universitas Trisakti
61. Universitas Pasundan
62. Institut Seni Indonesia Denpasar
63. Universitas Warmadewa
64. Universitas Muslim Indonesia
65. Universitas Mulawarman
66. Universitas Djuanda
67. Universitas Kristen Satya Wacana
68. Universitas Nasional
69. Universitas Islam Malang
70. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya
71. Universitas Islam Bandung
72. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
73. Universitas Mercu Buana
74. Universitas Kristen Duta Wacana
75. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara
76. Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta
77. Universitas Stikubank
78. Universitas Islam Sultan Agung
79. Institut Teknologi Nasional Malang
80. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya
81. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
82. Universitas Kristen Maranatha
83. Institut Seni Indonesia Yogyakarta
84. Universitas Merdeka Malang
85. Institut Seni Indonesia Padang Panjang
86. Universitas Pelita Harapan
87. Universitas Widya Gama
88. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
89. Universitas Nusa Cendana
90. Universitas Bung Hatta
91. Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka
92. Universitas PGRI Adi Buana
93. Sekolah Tinggi Hukum Bandung
94. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
95. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
96. Universitas Dian Nuswantoro
97. Universitas Palangka Raya
98. Universitas Pendidikan Nasional
99. Institut Sains Dan Teknologi Akprind
100. Universitas Slamet Riyadi

Dirjen Kelembagaan Iptekdikti Patdono mengatakan bahwa yang menarik dari klasterisasi tahun ini yaitu setelah ada penambahan komponen inovasi dan indikator kerjasama perguruan tinggi, ada beberapa perguruan tinggi yang merupakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) masuk ke dalam klaster 1 seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Negeri Malang.

“Bisa disimpulkan berarti di LPTK-LPTK itu punya banyak inovasi dan kerjasama perguruan tinggi,” pungkas Patdono.

Untuk mengetahui informasi lebih detail, Perguruan tinggi dapat melihat nilai dari masing-masing komponen yang ada sebagai bahan evaluasi peningkatan mutu secara online melalui laman http://pemeringkatan.ristekdikti.go.id dengan memasukkan 6 (enam) digit kode perguruan tinggi masing-masing yang tercatat pada PDDikti Kemenristekdikti.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im menyampaikan beberapa hal terkait capaian Kemenristekdikti. Ainun menyebutkan anggaran Kemenristekdikti pada tahun 2019 naik dari sebelumnya di tahun 2018 sebesar 40,3 triliun menjadi 41,2 triliun di tahun 2019.

Disampaikan Ainun bahwa anggaran tersebut akan dialokasikan untuk penambahan kuota beasiswa bidikmisi, revitalisasi politeknik, serta peningkatan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Disamping itu juga ada anggaran untuk sarana dan prasarana (sarpras) sebesar 1,6 triliun yang pelaksanaannya di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Selain itu Ainun juga menyampaikan bahwa Kemenristekdikti juga mendapatkan tambahan anggaran pada tahun 2018. Suntikan dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membantu Universitas Mataram yang terkena dampak gempa bumi di Lombok.

Capaian lainnya, Ainun menyebutkan Kemenristekdikti meraih dua penghargaan Top 99 inovasi layanan publik dari Kementerian PAN dan RB. Adapun dua penghargaan itu meliputi layanan Simonev (Sistem Monitoring dan Evaluasi) yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti dan layanan PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) yang dikembangkan Universitas Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya