Ciptakan ASN Unggul, LAN Kembangkan Inovasi Berbasis Kompetensi

Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Sumber :

VIVA – Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi ranah teknologi dan sistem pemerintahan. Birokrasi sendiri dituntut untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi melalui pemanfaatan teknologi agar dapat mencipatakan pelayanan publik yang optimal, efisien dan efektif. 

Puluhan ASN di Tangerang Terapkan WFH Usai Terjebak Macet Arus Balik Lebaran

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Muhammad Taufiq, DEA., saat menjadi keynote speaker acara Webinar Series Ketiga “Inovasi Pengembangan Kompetensi ASN dalam Mendukung Terwujudnya ASN Unggul”. kerjasama LAN dengan Tanoto Foundation, yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (21/8).

“Ada sebuah urgensi yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan kompetensi terutama dalam menghadapi tantangan yang terus berubah-ubah salah satunya ialah pandemi covid-19 ini. Hal tersebut seiring dengan keluarnya PP nomor 17 tahun 2020 yang menjamin hak PNS untuk mendapatkan pengembangan kompetensi sebanyak 20 jam pelajaran selama satu tahun,” ujar Taufiq.

Pemerintah Terapkan Sistem Kerja WFH dan WFO bagi ASN pada 16-17 April

Taufiq juga menambahkan dalam kondisi new normal, kita dihadapkan pada kondisi yang serba fleksibel, salah satunya dengan bekerja dari rumah (work from home), hal ini juga dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat).

Untuk itu LAN dalam menghadapi tantangan terutama di tengah pandemi saat ini telah mempersiapkan inovasi-inovasi baru dalam pengembangan ASN. Antara lain adalah platform ASN unggul yang dapat diakses melalui asn-unggul.lan.go.id.

Mendagri Sebut 240 ASN Terbukti Langgar Aturan Netralitas di Pemilu 2024

“ASN Unggul merupakan learning management system yang berisikan materi pembelajaran secara kolaboratif dari berbagai instansi/tokoh dan memungkinkan ASN dapat mengakses bahan materi tersebut, dimanapun dan kapanpun secara gratis,” tandasnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) M. Yusuf Ateh, Ak., MBA, berbagi pengalaman dari BPKP yang telah memiliki Government Internal Audit (GIA) Corporated University.

GIA Corpu berfungsi melakukan pengembangan kompetensi aparatur pengawas internal pemerintah (APIP) yang tersebar diseluruh instansi pemerintah.

“Ada sekitar 15.042 APIP yang memerlukan peningkatan kompetensi berkelanjutan agar dapat menjalankan perannya secara optimal, GIA BPKP sendiri telah melakukan inovasi dalam pemanfaatan teknologi digital yang dikenal dengan MOOC (Massive Open Online Course), melalui MOOC ini mulai dari prosedur pendaftaran peserta diklat, pembelajaran, administrasi sampai ujian sudah dilakukan secara digital, bahkan sertifikatnya pun kita berikan sertifikat elektronik,” jelas Ateh.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein, mengungkapkan diperlukan adanya perubahan pola pikir (mindset) aparatur sipil negara.

Dimana awalnya ASN di Pemerintah Kabupaten Banyumas cenderung menjalankan rutinitas pekerjaan semata, sampai akhirnya Laboratorium Inovasi (Labinov) yang dilakukan LAN masuk dan merubah pola pikir ASN.

“Melalui MoU Labinov yang telah dilakukan Kabupaten Banyumas dengan LAN, dapat membakar semangat ASN untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam upaya meningkatkan pelayanan publik disini. Bahkan pada tahun 2018-2019, tercipta 318 inovasi baru dari dinas pendidikan dan dinas kesehatan, dan masuk dalam TOP 99 Penghargaan Inovasi yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN-RB. Ketika ASN diberikan kepercayaan justru inovasi pelayanan publik itu muncul” tambahnya.

Di sisi lain, Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Prof. Eko Prasodjo menambahkan bahwa indikator keberhasilan sebuah lembaga diklat tidak hanya dari kuantitas peserta yang lulus namun sejauh mana alumni-alumni tersebut dapat menjadi agent of change menggagas berbagai perubahan dan inovasi di instansinya, jadi pelatihan bukan hanya transfer pengetahuan tetapi juga perubahan pola pikir dan perilaku pesertanya.

“Disinilah fungsi lembaga pendidikan tidak hanya menyentuh kompetensi tetapi juga transformasi budaya, dan mental model seperti budaya tidak korupsi, budaya meritokrasi, budaya prudent serta budaya pertumbuhan (growth). Lebih jauh, terkait perkembangan digitalisasi dalam pengembangan kompetensi, lembaga diklat harus merespon perkembangan dunia digital, tidak hanya  proses pembelajarannya saja, tetapi juga pada  tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mempersiapkan ASN yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam bisnis prosesnya.” ungkap Prof Eko.

Kegiatan webinar ini juga merupakan rangkaian acara perayaan HUT ke-63 Lembaga Administrasi Negara, dalam kegiatan ini juga hadir Ketua LAN periode 1990-1999, Prof. JB. Kristiadi yang memaparkan 63 tahun perjalanan LAN untuk mewujudkan ASN unggul. 

“Tantangan LAN ke depan dalam menciptakan ASN unggul antara lain adalah penyebaran ASN yang belum seimbang, diklat yang belum link and match antara kebutuhan pegawai dengan keahlian, sistem insentif yang perlu diperbarui serta perencanaan kebutuhan ASN dengan kebutuhan diklat.” ujar Prof JB Kristiadi.

Sementara itu Head of CSLD Program Tanoto Foundation, Aryanti Savitri dalam closing remark mengatakan harapannya dalam membangun ASN unggul melalui inovasi pengembangan kompetensi  perlu di tindak lanjuti secara nyata terutama di masa pandemi saat ini. 

Oleh karena itu perlu kolaborasi berbagai pihak untuk menciptakan ASN unggul demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Selamat atas diluncurkannya platform pembelajaran ASN UNGGUL, semoga program ini menjadi acuan dalam mengembangkan kapasitas ASN dan memampukan LAN mewujudkan tata pemerintahan yang baik demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Tanoto Foundation sebagai sahabat akan senantiasa mendukung LAN RI dalam mewujudkan cita-cita tersebut.” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya