Digitalisasi dan Pengembangan Kompetensi, Solusi ASN Hadapi Disrupsi

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si saat memberikan sambutan pada Penyerahan Sertifikat Akreditasi Tahun 2021 di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Senin (6/12).
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si saat memberikan sambutan pada Penyerahan Sertifikat Akreditasi Tahun 2021 di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Senin (6/12).
Sumber :

VIVA – Kebutuhan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di masa mendatang akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Untuk pemenuhan kebutuhan soft skill, ASN dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam hal berpikir kritis, kreativitas, keterampilan koordinasi, kecerdasan emosional, dan sebagainya.

Sedangkan pada hard skill, penguasaan bidang ilmu spesifik dan penguasaan kemampuan teknologi merupakan hal yang harus dipelajari dan dikuasai oleh seorang ASN.

Hal ini tentu menjadi tantangan Lembaga Pelatihan untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam rangka pengembangan kompetensi untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Ungkap Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Adi Suryanto, M.Si saat memberikan sambutan pada Penyerahan Sertifikat Akreditasi Tahun 2021 di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Senin (6/12).

Adi Suryanto menjelaskan, pengembangan kompetensi terus berproses mengikuti perkembangan jaman dan menyesuaikan tuntutan kebutuhan yang ada sebagai kunci keberhasilan birokrasi dalam menghadapi era disrupsi.

Sebagaimana program Reformasi Birokrasi yang tengah bergulir saat ini menuntut peningkatan digitalisasi birokrasi, hal tersebut tentu juga menjadi tuntutan lembaga pelatihan mampu mengembangkan kompetensi yang berbasis digital atau digitalisasi bangkom.

“Penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi yang harus menjadi kapasitas yang _built-in_ (tertanam) dalam tubuh birokrasi, termasuk lembaga pelatihan yang saat ini menerima sertifikat akreditasi,” tandasnya.

Lebih jauh Adi Suryanto menjelaskan, pelaksanaan akreditasi ini tidak hanya sebagai upaya meningkatkan kualitas mutu penyelenggaraan pelatihan, melainkan juga menjadi sarana membangun kepercayaan stakeholders untuk mengembangkan kompetensi pegawai di Lembaga Pelatihan Pemerintah.

“LAN menyadari tantangan pengembangan kompetensi ke depannya pelatihan-pelatihan akan diselenggarakan secara Blended Learning yang menggabungkan antara metode klasikal tatap muka dengan metode virtual learning, maka Lembaga Pelatihan perlu merekrut formasi tenaga IT untuk untuk meningkatkan kualitas pembelajaan dengan pemanfaatan teknologi informasi yang memadai di lembaga pelatihan,” ungkapnya.

Adi Suryanto juga menambahkan, tantangan lembaga pelatihan untuk mengcreate pelatihan-pelatihan teknis sesuai dengan kebutuhan basis kompetensinya di masing-masing daerah, ia mencontohkan di daerah papua yang didominasi oleh penambangan, lembaga pelatihan  dapat mengembangkan pelatihan-pelatihan yang berbasis pada pertambangan.

Tantangan lainnya Adi Suryanto melanjutkan, adalah jumlah pegawai negeri sipil yang diduduki oleh kalangan milenial, lembaga pelatihan perlu melakukan inovasi pelatihan guna memenuhi kompetensi kalangan milenial tersebut.

“Saya harap melalui penyerahan sertifikasi akreditasi ini, setiap lembaga pelatihan mampu mengembangkan digitalisasi pengembangan kompetensi (bangkom) sehingga kebutuhan kompetensi setiap ASN dapat terpenuhi”, tutupnya.

Halaman Selanjutnya
img_title