- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Mabes Polri sudah mengantongi identitas pelaku yang telah secara brutal menganiaya aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S. Langkun. Tama adalah pelapor kasus rekening mencurigakan milik sejumlah perwira tinggi Polri.
Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Marwoto Soeto menjelaskan sketsa pelaku mulai disebar.
"Dari Polres Jakarta Selatan sudah mengarah ke pelaku. Takutnya dia melarikan diri," kata Marwoto kepada wartawan, Senin 12 Juli 2010. (sudah) ke kosannya, ke apartemen.
Kepolisian, kata dia sudah mulai mencari dengan berbekal sketsa yang dibuat. "Siang ini gambar sketsa pelaku sudah disebar."
Terkait keterangan saksi TR, kepolisian masih terus mengusut dan status TR pun belum ditingkatkan.
Sebelumnya, TR membantah jika dia masuk komplotan penyerang Tama, beberapa waktu lalu. TR mengaku sebagai saksi yang melihat penyerangan dan berusaha membantu Tama.
Namun, kepolisian mengindikasikan adanya keterlibatan TR dengan komplotan pria yang menyerang Tama. "Mungkin akan dikonfrontir karena pasti akan ada perbedaan keterangan. Tapi kalau keterangan dan bukti cukup mengarah ke pelaku, ya tidak usah dikonfrontir lagi," kata Marwoto.
Sementara itu, Kepala Satuan Reseserse Kriminal Reskrim Polres Jakarta Selatan, Komisaris Polisi Nurdi Satriaji mengatakan TR mengaku hanya menolong Tama dan sempat mengejar para pelaku penyerangan ke hotel Kaisar.
"Dia pegawai laundry yang berada di lokasi kejadian dan kebetulan berada di lokasi. Saat itu TR menggunakan mobil yang disewanya dari rental," katanya.
"Yang pasti TR bukan polisi dan untuk status TR baru sebagai saksi," tambahnya.
Terkait identitas pelaku, dirinya mengaku sudah mengantongi identitas pelaku. "Pastinya identitas pelaku sudah diketahui, namun kita belum bisa memberikan keterangan lebih detail," ungkap Nurdi. (adi)
Kabar Sandra Dewi Dicekal Kejagung, Pengacara Harvey Moeis Bilang Begini
Harris Arthur Hedar selaku kuasa hukum Harvey Moeis, menampik kalau Sandra Dewi dicekal Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus korupsi tata niaga timah.
