VIVAnews - Prosedur pemberian grasi kepada terpidana kasus korupsi, Syaukani Hassan Rais dipertanyakan. Keterangan dokter yang merawat Syaukani dinilai tidak cukup untuk pemberian grasi kepada mantan Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu.
"Pemberian grasi itu memang menjadi hak Presiden, tapi proses pemberian grasi itu yang harus dipertanyakan," kata Direktur Kajian Anti Korupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Zainal Arifin Mochtar ketika dihubungi VIVAnews, Jumat 21 Agustus 2010.
Dia mengatakan, pertimbangan Mahkamah Agung (MA) yang diberikan kepada presiden untuk mengeluarkan grasi itu sangat gegabah. MA, kata dia, hanya melihat foto Syaukani yang sedang terbaring sakit dan keterangan dari dokter yang merawatnya.
"Surat itu dikeluarkan berdasarkan foto. MA melihat foto Syaukani yang tidak berdaya, lalu dikeluarkan surat rekomedasi kepada presiden," kata dia. "Jadi, MA hanya mendapatkan keterangan secara sepihak dari dokter yang menangani Syaukani."
Pertimbangan MA itu, kata dia, harusnya tidak diberikan sebelum melakukan kroscek keterangan dokter Syaukani. Harusnya, MA membentuk tim dokter independen untuk memeriksa kesehatan Syaukani, apakah sesuai dengan yang dikatakan dokter atau tidak.
"Harusnya Mahkamah Agung melakukan kroscek terlebih dahulu keterangan dari dokter yang menangani Syaukani. Baru pertimbangan itu bisa diajukan kepada presiden," kata dia.
Rabu kemarin, Syaukani resmi menerima grasi dari Presiden yang membuat terpidana korupsi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara itu langsung bebas. Dari total enam tahun masa hukuman, Syaukani memperoleh grasi selama tiga tahun. Ia pun hanya perlu menjalani setengah masa hukumannya.
Grasi ini menyulut kontroversi dari berbagai kalangan. KPK bahkan mempertanyakan besarnya grasi yang diberikan kepada mantan Bupati Kutai Kertanegara itu. (sj)
Sumber :
Baca Juga :
PKS Usung Imam Budi Hartono Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok, Ahmad Syaikhu: Kinerjanya Bagus
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Permainan Apik Timnas Indonesia U-23 Jadi Sorotan Media Eropa, Sebut Sebagai "Tim Pengacau"
Bandung
6 menit lalu
Permainan apik Timnas Indonesia U-23 Jadi perbincangan hangat hingga ke Benua Eropa. Salah satu media asal Perancis memberitakan khusus Timnas Indonesia U-23 saat tampil
Media Korea, Star News Korea, memberikan peringatan serius kepada timnas Korea Selatan agar tidak meremehkan Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23.
Gaya Bermain Timnas Indonesia U-23 Bikin Heran Pengamat Australia: Ini Tidak Normal!
Jabar
19 menit lalu
Pengamat sepak bola Australia, Paul Williams, memberikan pengakuan jujur tentang kekagumannya terhadap gaya bermain Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024.
Performa apik Timnas Indonesia U-23 mendapat sorotan media Eropa. Tak cuma itu, performa 6 pemain Timnas Indonesia U-23 selama fase grup juga disorot media Eropa.
Selengkapnya
Isu Terkini