Menikmati Keanggunan Batik Solo

Batik Solo
Sumber :

VIVAnews - Apa yang kita ingat tentang Solo? Putri Solo, Sosis Solo, Stasiun Solo Balapan. Itu adalah rentetan jawaban populer yang terkait tentang Solo. Tak banyak orang yang serta-merta menyebut Batik Solo. Padahal, Batik yang dihasilkan para perajin kota Solo sejak berabad-abad lalu merupakan salah satu tonggak Batik Indonesia.

Berbagai belahan dunia adalah cara tertua manusia mengolah tekstil, maka sebenarnya di Solo (seperti halnya di seluruh Jawa) Batik memasuki ranah pemerintahan. Kondisi ini membuat Batik menjadi istimewa karena memiliki peringkat berdasarkan motif.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Ada motif-motif tertentu yang hanya dapat dikenakan oleh raja dan kalangan bangsawan, atau hanya dipakai saat perayaan. Hal inilah yang membuat Batik Solo berbeda.

Latar belakang historis dan antropologis ini, menjadi salah satu alasan Solo dipilih sebagai kota ketiga tujuan perjalanan misi pelestarian Batik yang dilakukan bersama oleh Attack Batik Cleaner dan Edward Hutabarat. Misi pelestarian Batik “Cintaku Pada Batik Takkan Pernah Pudar”, yang ditetapkan sejak 1 Oktober 2010, dalam rangka pengenalan Attack Batik Cleaner dan peringatan Hari Batik, sebelumnya telah mengunjungi Pekalongan (Desember 2010) dan Madura (April 2011).
 
"Batik harus dipahami dari akarnya. Hanya dengan cara mengalami; melihat, merasakan secara langsung, kita bisa menghargai value sehelai Batik. Ada banyak sisi yang bisa dibicarakan tentang Batik. Tidak semata-mata karena pengakuan sebuah lembaga internasional, lalu kita berlomba-lomba mengulas Batik. Tetapi semestinya kita menghargai Batik karena tahu proses, menghayati denyut kehidupan di sekitarnya yang sering terabaikan," ujar Edward Hutabarat sebagai designer batik dalam rilis yang diterima VIVAnews.com, Sabtu 18 Juni 2011.

“Kami membuat Batik tulis dengan pakem-pakem tradisional khas Solo, batik cap dengan modifikasi warna dan teknik smocked (kerut) untuk mendapatkan kesan kontemporer yang lebih segar, dan jenis Batik painting (lukisan Batik) yang merupakan penyaluran jiwa seni saya,” ujar Saud, salah satu pengrajin batik Solo.

“Jarik atau kain yang digunakan oleh raja dan kaum bangsawan Keraton adalah bagian dari simbol dan citra mereka. Tentu saja pembuatannya hanya diserahkan pada orang-orang kepercayaan yang pada saat itu menetap di Solo,” tambahnya.

Pemenuhan kebutuhan Batik inilah yang kemudian menggerakkan roda perekonomian dan sosial. Tidak hanya untuk kebutuhan keraton, Batik dengan motif saudagaran, dibuat oleh para perajin Batik di luar Kampung Kauman untuk masyarakat umum. Para perajin Batik itu bekerja antara 8-10 jam per hari. Ketika terasa letih, bukan pil atau larutan suplemen yang mereka cari.

Sebaliknya, mereka memiliki ramuan herbal yang dikenal sebagai jamu. Untuk kalangan istana dan pekerja istana, jamu yang didapat berasal dari kawasan Baluwarti, Tamtaman. Semula jamu dipasarkan oleh para penjual jamu gendongan, namun saat ini telah diproduksi dalam bentuk botolan, dan hanya perlu dicampurkan dengan sedikit air, sehingga sangat praktis digunakan.

Sebagai bagian dari tradisi, Batik juga tampil dalam banyak karya seni, seperti; lukisan, tarian, dan yang sangat khas dari Solo adalah Wayang Orang. Kelompok Wayang Orang Sriwedari di Solo dikenal konsisten manggung setiap hari – kecuali hari raya keagamaan, Islam dan hari Minggu – sejak tahun 60-an. Setiap kali tampil, para wayang mengenakan Batik sesuai perannya. (eh)

Kebakaran besar melanda Toko frame atau bingkai di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel) Kamis 18 April 2024 malam.

Polisi Bakal Panggil Pemilik Toko Frame yang Terbakar di Mampang hingga Akibatkan 7 Orang Tewas

Identitas para korban kebakaran telah diketahui.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024