- cnn.com
VIVAnews - Tak semua muslim bermusuhan dengan Yahudi. Dan tak semua keturunan Israel beradu otot dengan pengikut Nabi Muhammad. Dua Muslim keturunan Pakistan di Amerika Serikat, contohnya, meneruskan tradisi damai itu.
Zafaryab Ali telah lama tinggal di Brooklyn, New York. Ia pernah bekerja selama 10 tahun di sebuah toko roti milik seorang Yahudi di Coney Island, sebelah selatan kota terpadat ketiga di AS itu, pada tahun 1990an.
Suatu hari, ia mendengar toko itu - yang bernama Coney Island Bialys and Bagels - nyaris bangkrut. Ia terkejut. Sebab, dalam ingatannya, tiada hari dilewati tanpa antrean pelanggan memanjang memintas pintu toko demi membawa pulang bialy hangat.
Bialy adalah roti khas New York yang mirip bagel tapi tidak direbus sebelum dipanggang, tidak berlubang di tengah dan bagian luar tidak garing. Irisan bawang biasanya ditaburkan di permukaan roti.
Tergerak melestarikan cita rasa roti produksi mereka, ia memutuskan mengajak rekannya, Peerada Shah, mengambil alih toko bialy tertua di New York yang kini berusia 91 tahun itu.
"Saya menguasai hal-ihwal bagel dan rekan saya jago manajemen. Jika kami bekerja keras, toko ini akan menarik banyak pelanggan kembali," Ali menukas seperti dinukil dari stasiun berita AS, CNN.
Ali dan Shah sama sekali tak mengubah resep maupun bahan-bahan bialy yang sudah dijaga oleh beberapa generasi. Tugas Ali sekarang hanyalah mencari seorang rabi untuk memberi sertifikasi kosher pada roti produksinya.
Dalam istilah Islam, kosher bisa berarti halal.
Toko itu mulai beroperasi pada tahun 1920. Pendirinya, Morris Rosenzweig, membawa resep pembuatan bialy dari Polandia.
Ali dan Shah memulai lagi upaya membangkitkan kejayaan Coney Island Bialys and Bagels pada pertengahan September lalu.
"Saya tak peduli apakah kulit mereka hitam, putih, ungu, hijau, atau kuning. Mereka datang kepada saya dan menyatakan maksudnya untuk meneruskan toko. Saya senang usaha itu tetap berjalan," kata Steve Ross, putra Rosenzweig.
Penjahat Perang, Netanyahu Bakal Diringkus Dewan Keamanan Israel
Lebih dari 300 mayat wargas sipil Gaza ditemukan di depan Rumah Sakit Al-Shifa.
