Legenda Bola

Mengenang Legenda "Si Laba-laba Hitam" 2 Kali Lawan Timnas

Kiper Uni Soviet, Lev Yashin bersama Pele
Sumber :
VIVA.co.id
Pertandingan Ini Terhenti 14 Menit untuk Hormati Cruyff
- Bagi seorang pecinta sepakbola sejati, nama Lev Yashin tentu menjadi salah satu ikon legendaris dalam dunia si kulit bundar. Kiper tangguh asal Uni Soviet ini dikenal sebagai "Si Laba-laba Hitam" yang menakutkan di bawah mistar.

15 Fakta Menarik yang Bikin Cruyff Jadi Legenda
Pada 22 Oktober 1929, Yashin lahir di Moskow dari keluarga buruh pabrik. Awal hidupnya tidak mudah. Pada usia 12 tahun, sudah harus bekerja keras di pabrik untuk membantu Uni Soviet yang sedang bertempur di Perang Dunia Dua.

Pelatih Legendaris Indonesia Dilarikan ke Rumah Sakit
Tetapi, hal itu menjadi langkah manis buatnya. Ia dikirim untuk bekerja pada sebuah pabrik militer di Moskow. Yashin kecil bermain bola di tim tersebut dan berhasil mencuri perhatian untuk bergabung dengan tim youth Dinamo Moscow.

Debut yang ditunggunya datang pada tahun 1950 dalam sebuah laga persahabatan. Bukan tepukan riuh atau status "rising star", Yashin malah membuat blunder ketika kebobolan karena salah antisipasi bola hasil tendangan kiper lawan.

Hal tersebut membuatnya baru bisa kembali tampil bersama tim senior Dinamo tiga tahun kemudian. Selama itu, Yashin tidak lantas menyerah. Ia malah lebih bersemangat dan menolak seluruh ajakan klub lain. Hasilnya? Surat panggilan dari tim nasional Uni Soviet datang ke tangannya pada 1954.

Medali emas Olimpiade 1956 dan Piala Eropa 1960 berhasil dipersembahkannya untuk Uni Soviet. Tapi, Yashin pertama kali mencuri perhatian ketika tampil menghadapi Brasil di Piala Dunia 1958 yang berlangsung di Swedia.

Yashin membuat sejumlah penyelamatan yang amat luar biasa, bahkan nyaris tak bisa dipercaya, saat Uni Soviet akhirnya kalau 0-2 dari tim yang akhirnya keluar sebagai juara. Penampilannya berhasil membuat Soviet tidak pulang dengan "pembantaian". Ia pun terpilih sebagai kiper terbaik di turnamen tersebut.

Sempat merosot penampilannya di tahun 1962, Yashin berhasil merebut gelar Ballon d'Or tahun berikutnya. Salah satu permainan terbaiknya tahun itu dalam laga Kehormatan FA antara tim nasional Inggris melawan 'tim terbaik dari seluruh dunia', kembali membuat sejumlah penyelamatan mencengangkan.

Sepanjang karirnya, Yashin tampil di empat Piala Dunia dari 1958 sampai 1970 dan mencatatkan 812 penampilan baik di level klub dan timnas. Ia juga diperkirakan sudah mengagalkan 150 lebih tendangan penalti dan 270 kali tak kebobolan.

Pernah Menghadapi Indonesia
Pemain yang dijuluki "Laba-laba Hitam" karena gemar menggunakan kostum hitam-hitam dari atas sampai bawah itu ternyata pernah menjadi lawan tim nasional Indonesia di masa lalu.

Ketika itu, pasukan Garuda yang masih bernama Hinda Belanda bertemu Uni Soviet pada ajang Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia. Selain Yashin, nama-nama top seperti Igor Netto, Eduard Streltsov dan Valentin Ivanov. 

Ketangguhan mereka terbukti dengan menyingkirkan juara bertahan Piala Dunia, Jerman Barat di babak pertama. Tapi, siapa sangka Uni Soviet harus bekerja keras meladeni permainan Indonesia. 

Meski mendominasi jalannya pertandingan mereka kesulitan membobol gawang "Tim Garuda". Uni Soviet bahkan nyaris saja kalah jika tak memiliki kiper sehebat Yashin.

Menit 84, Yashin menghentikan peluang emas striker Indonesia, Ramang yang tinggal berhadapan satu lawan satu. Laga berakhir imbang 0-0.

Permainan lincah Ramang sampai membuat pelatih Uni Soviet, Gavril Kachalin, mengunci striker bernomor punggung 11 itu saat partai ulangan. Hasilnya terlihat. Kali ini Uni Soviet menang dengan skor 4-0. 

Tak hanya itu, Indonesia akhirnya kembali mendapatkan kesempatan menjajal kehebatan Yashin dalam laga ujicoba di Senayan. Kali ini, Iswadi Idris yang nyaris merobek jaring "Si Laba-laba Hitam".

Menerima umpan terobosan Sutjipto Suntoro, Iswadi sebenarnya sudah berhadapan dengan Yashin. Entah mungkin tertekan oleh karisma luar biasa Yashin, Iswadi malah mengirim bola kepada Jacob Sihasale. Indonesia pun gagal memiliki sejarah hebat merobek gawang sang kiper terbaik abad ke-20.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya