Dicurigai Mantan CIA Buat Virus Corona, Kondisi Israel Malah Memburuk

VIVA Militer: Benjamin Netanyahu.
Sumber :
  • IG Benjamin Netanyahu.

VIVA – Kondisi Israel memburuk, jumlah penderita Virus Corona atau COVID-19 meningkat cepat dan kini sudah mendekati angka 10 ribu jiwa.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Berdasarkan data terbaru Global Cases by CSSE at Johns Hopkins, hingga pukul 17:00 WIB, Minggu 5 April 2020, penderita corona di negera Yahudi itu sudah mencapai 8.018 orang.

Kondisi ini menempatkan Israel sebagai negara ke-18 yang paling parah terdampak wabah corona di seluruh dunia. Jumlah penderita corona di Israel bahkan sudah Rusia dan Jepang.

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Dan yang lebih mengejutkan, angka kematian di Israel terus meningkat, hingga saat ini sudah 47 meninggal. Sedangkan tim medis Israel baru mampu menyembuhkan 447 penderita.

Corona di Israel tak hanya menyasar warga sipil. Bahkan beberapa petinggi militer negara itu juga diisolasi karena corona.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Untuk diketahui, Israel merupakan negara yang dicurigai berkonspirasi dengan Amerika untuk menciptakan virus corona. Dicurigai itu muncul dalam tulisan mantan perwira intelijen militer dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA, Philip Giraldi.

"Tak pelak ada kisah Israel yang mungkin bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi di Tiongkok. Para ilmuwan di Galilee Research Institute Israel sekarang mengklaim bahwa mereka akan memiliki vaksin terhadap virus corona dalam beberapa minggu yang siap untuk didistribusikan dan digunakan dalam waktu 90 hari.

Lembaga ini mengklaim telah terlibat dalam empat tahun penelitian tentang avian coronavirus yang didanai oleh Kementerian Sains & Teknologi dan Pertanian Israel. Mereka mengklaim bahwa virus ini mirip dengan versi yang telah menginfeksi manusia, yang telah menyebabkan terobosan dalam pengembangan melalui manipulasi genetik.

Tetapi beberapa ilmuwan skeptis bahwa vaksin baru dapat diproduksi sedemikian cepat untuk mencegah virus yang ada hanya baru-baru ini. Mereka juga telah memperingatkan bahwa bahkan jika vaksin dikembangkan biasanya harus diuji untuk efek samping, proses yang biasanya memakan waktu lebih dari setahun dan termasuk menggunakannya pada manusia yang terinfeksi" selangkapnya dapat dibaca di Eks Agen CIA Bongkar Misteri Konspirasi AS dan Israel Ciptakan Corona.

Baca: Update COVID-19 Indonesia 5 April 2020: 2.273 Kasus, 198 Meninggal

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya