Turki Klaim Habisi Ribuan Pasukan Bashar al-Assad dan Rusia di Suriah

VIVA Militer: Personel militer Turki di Libya
Sumber :
  • The Daily Beast

VIVA – Sebagai salah satu pihak yang ikut terlibat dalam konflik di Suriah, Turki punya catatan penting terhadap perlawanan yang ditujukan kepada Tentara Arab Suriah (SAA). Turki mengklaim berhasil menghabisi ribuan pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad.

Menegangkan! Tentara Korea Selatan Gelar Latihan Senjata Besar di Dekat Perbatasan Korut

Seperti yang diketahui, selain mengerahkan sejumlah pasukan Angkatan Bersenjata (TSK), Turki juga mengirim tentara bayaran dengan jumlah yang masif. Pihak SAA bahkan yakin bahwa Turki mengorganisir sejumlah kelompok bersenjata seperti ISIS, Hurras al-Din (HaD), ISIL, dan lainnya.

Turki yang menjadi salah satu negara yang menentang kekuasaan al-Assad selain Qatar dan beberapa negara terdahulu semisal Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, Inggris, Prancis, dan Israel. 

Erdogan: Selama Masih Hidup, Saya Akan Terus Bela Perjuangan Palestina

Atas perintah Presiden Recep Tayyip Erdogan, Turki memobilisasi sejumlah tentara bayaran yang diklaim SAA tadi adalah kelompok teroris, untuk melawan institusi militer resmi Suriah.

Menurut laporan Anadolu Agency, Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, mengklaim pihaknya berhasil menetralisir 1.458 tentara LNA. Dalam hal ini, Turki lebih memilih menyebut pasukan Singa LNA sebagai teroris atau pemberontak.

Perang Israel-Iran, Kedua Negara Berpotensi Gunakan Nuklir?

Meski demikian, Akar menyebut bahwa Turki akan berupaya keras untuk melakukan gencatan senjata di wilayah Idlib. Hal ini dilakukan untuk menjalankan perjanjian antara Turki dengan Rusia pada Maret 2020 lalu. 

Perjanjian dibuat antara Ankara dan Moskow karena Turki dan Rusia jadi pihak yang paling banyak mengirim tentara bayaran dalam konflik di Suriah.

"Kami melakukan yang terbaik untuk mencapai solusi politik di Idlib. Ada beberapa pelanggaran kecil, tetapi pandangan secara umum menunjukkan komitmen terhadap gencatan senjata," kata Akar dikutip Al-Masdar News.

Selain mengklaim berhasil menetralisir ancaman pasukan Singa LNA, Akar juga mengungkap bahwa pasca pernjanjian gencatan senjata dengan Rusia di Idlib, sekitar 300.000 warga Suriah bisa kembali pulang dari pengungsian ke wilayah tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya