Punya Drone Tempur Bawah Laut, Iran Makin Berani Lawan Amerika

VIVA Militer: Drone bawah laut (UUV) baru milik militer Iran
Sumber :
  • Twitter/@JoseohHDempsey

VIVA – Ternyata, Garda Revolusi Iran (IRGC) tak cuma mengonfirmasi tambahan 112 unit kapal perang cepat. Yang terbaru, Iran juga punya drone tempur bawah laut (Unmaned Underwater Vehicles/UUV) ekstra besar.

Serang Israel, Uni Eropa Bakal Jatuhi Iran Sanksi

Beberapa hari lalu, Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami, memastikan Angkatan Laut Garda Revolusi Iran (NEDSA) memiliki 112 kapal perang cepat baru. Ratusan kapal perang ini disebut Salami akan dikerahkan untuk meningkatkan kekuatan serang Angkatan Laut Iran di perairan Teluk Persia.

Dalam kesempatan itu juga, Komandan Angkatan Laut Iran, Komodor Ali-Reza Tangsiri, juga menyebut bahwa Iran tengah mendesain dua kapal perang yang akan dinamai mendiang mantan Panglima IRGC, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, dan  Wakil Panglima Unit Mobilisasi Umum (Hashd Al-Sha'bi), Abu Mahdi al-Muhandis.

Pasca Putusan MK, Pengamat Nilai Relasi Ini yang Bisa Membuat PDIP Gabung ke Prabowo

Teheran Times melaporkan, saat ini Iran tengah mengembangkan drone tempur bawah laut dengan ukuran ekstra besar, atau dikenal dengan istilah Extra Large Unmaned Undersea Vehicle (XLUUV).

Pengembangan drone tempur bawah laut ekstra besar, akan membuat Iran sebagai salah satu negara selain Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang memiliki XLUUV.

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Sementara itu, Kantor Berita Iran, IRNA, juga mempublikasikan sejumlah foto yang menunjukkan keberadaan drone tempur bawah laut milik Angkatan Laut Garda Revolusi Iran. Drone bawah laut itu tengah melintas di Bandar Abbas, di hadapan Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Amir Harami, dan Mayor Jenderal Hossein Salami.

Menyusul ketegangan dengan AS di Selat Hormuz dan Teluk Persia, Iran memang secara intensif membangun kekuatan armada lautnya. Seperti yang diketahui, pada Maret lalu, belasan kapal perang cepat Angkatan Laut Garda Revolusi dengan sengaja melakukan manuver berbahaya di dekat kapal-kapal perang AS di Selat Hormuz. 

Apa yang dilakukan ini diklaim sebagai sebuah sinyal perlawanan terhadap AS. Aksi ini bahkan sampai membuat Presiden AS, Donald Trump, marah besar dan memerintahkan pasukannya menembak siapapun yang mengancam armada militer Negeri Paman Sam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya