Ngeri, Bahaya Senjata Nuklir China di Perang Dunia III

VIVA Militer: Parade rudal balistik nuklir Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Sumber :
  • South China Morning Post

VIVA –Ketegangan sejumlah negara semakin memanas. Persaingan antara negara-negara raksasa semisal Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia, jika terus berlanjut bukan tak mungkin bakal menjadi pemicu Perang Dunia III.

Kota Ini Sahkan Undang-undang yang Izinkan Guru Bawa Senjata Api ke Sekolah

Seperti yang diketahui, hubungan AS dan China berada di ujung tanduk. Ambisi China untuk mendominasi Laut China Selatan membuat AS gerah dan merespons dengan menunjukkan kekuatan militernya.

Di sisi lain, ketegangan tak cuma ada dalam hubungan China dengan AS. Negeri Tirai Bambu juga tengah berselisih dengan tetangganya, India, dalam masalah sengketa di wilayah perbatasan Ladakh.

Presiden Raeisi Ancam Lenyapkan Israel Jika Berani Gempur Iran

Dengan ambisi menjadi kekuatan baru dunia, China terus meningkatkan kekuatan militer terutama program pembangunan senjata nuklir. Sebuah lembaga yang meneliti persenjataan, kontrol, dan pelucutan senjata, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), mencatat peningkatan unit senjata nuklir China.

VIVA Militer: Rudal balistik nuklir Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

Harga Diri Apple sedang Dipertaruhkan

Dalam laporan Sputnik News yang dikutip VIVA Militer, pada 2019 SIPRI mencatat bahwa China memiliki 290 senjata nuklir. Jumlah itu meningkat pada 2020. SIPRI mencatat bahwa saat ini China sudah memiliki 320 senjata dengan hulu ledak nuklir.

"China berada di tengah modernisasi yang signigfikan dari arsenal nuklirnya. Mereka sedang mengembangkan apa yang disebut triad nuklir untuk pertama kalinya, yang terdiri dari rudal darat, laut, serta pesawat berkemampuan nuklir," bunyi pernyataan SIPRI dikutip The Defense Post.

Peningkatan kekuatan senjata nuklir China, jelas menjadi ancaman bagi AS. Di sisi lain, China sama sekali tak menggubris ajakan AS untuk bergabung dalam perjanjian nuklir trilateral bersama Rusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya