Fakta China Songong karena Gudang Nuklirnya Kalah Banyak dari Amerika

VIVA Militer: Rudal balistik antarbenua nuklir China, Dongfeng DF-41
Sumber :
  • CFOX

VIVA – Ambisi China untuk menjadi salah satu kekuatan dunia tengah menjadi sorotan dunia, terutama bagi Amerika Serikat (AS). Peningkatan kekuatan militer China dianggap sebagai ancaman oleh Amerika.

Chery Omoda 5 Dikomplain Konsumen

Sebuah fakta diungkap langsung oleh Kepala Departemen Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri China, Fu Cong. Dalam pernyataannya, sebuah fakta membenarkan bahwa China ingin memiliki kekuatan militer dan persenjataan yang setara dengan Amerika, lantaran perbedaannya terlalu jauh. 

Dan yang paling terlihat adalah, jumlah senjata nuklir China jauh lebih sedikit dari yang dipunyai Amerika.

Pimpin Halal Bihalal di Mabesal, Ini Pesan KSAL Muhammad Ali untuk Prajurit Jalasena

Sikap China juga dingin saat diajak bergabung dalam Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) bersama Amerika dan Rusia. Dalam berita sebelumnya, VIVA Militer mengutip data dari Defense News, China tahu bahwa jika ikut perjanjian itu diperkirakan bakal kehilangan 95% jumlah senjata nuklirnya.

VIVA Militer: Parade rudal nuklir antarbenua China

Segini Jumlah Rudal Iran yang Dicegat AS, Inggris dan Yordania Menuju Israel

Di sisi lain, China ingin memangkas jarak ketinggalan soal jumlah senjata nuklirnya dari Amerika. Tak hanya dari Amerika, China juga sangat ingin memangkas kesenjangan dengan negara sektunya, Rusia. 

Perhitungan lainnya dari Fu adalah Amerika juga punya ambisi untuk menempatkan sejumlah rudal balistik nuklir jarak menengah berbasis darat, di sejumlah negara terdekat China. 

"Orang-orang memiliki alasan untuk khawatir tentang kesenjangan, saat Amerika tidak hanya memperluas dan meningkatkan arsenal nuklirnya," ucap Fu dikutip VIVA Militer dilansir Global Times.

"Tetapi pada saat yang sama, juga membangun seluruh sistem pertaanan rudal dan menempatkan itu semua di lingkungan China," katanya.

VIVA Militer: Rudal balistik antarbenua Rusia, RS-24 Yars

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer lainnya dari People.cn, hingga saat ini Amerika disebut hanya memiliki 5.800 unit senjata dengan hulu ledak nuklir, sementara China hanya sebanyak 290 unit. Oleh sebab itu, China berencana berinvestasi dengan nilai mencapai $494 miliar, atau lebih dari Rp1000 triliun dalam 10 tahun ke depan, dalam rangka menambah kuantitas senjata nuklirnya.

Kembali menjelaskan soal misi China mengejar ketinggalannya dalam hal senjata nuklir, Fu melihat kelicikan Amerika. Dalam kacamatanya, Amerika dilihat Fu dengan sengaja mengalihkan mata dunia dengan menyebut Partai Komunis China adalah ancaman. 

Padahal, itu adalah dalih Amerika untuk terhindar dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (START) bersama lebih dari 170 negara.

"Bagi mereka, meningkatkan faktor (peningkatan kekuatan nuklir) China, hanyalah taktik mereka untuk mengalihkan perhatian dunia. Dan, untuk menciptakan dalih di mana mereka bisa menjauh dari perjanjian NEW START," ujar Fu melanjutkan.

VIVA Militer: Rudal balistik nuklir China, Dongfeng DF-26

"Tujuan (Amerika) sebenarnya adalah untuk menyingkirkan semua batasan yang mungkin dan memiliki kebebasan dalam mencari superioritas yang luar biasa, atas setiap musuh yang nyata atau masih ada dalam bayangannya," katanya. 

Baca:Gawat, China dan Iran Satukan Kekuatan Buat Lawan Amerika

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya