Kabar Buruk Bagi Turki, Diduga Prancis Gabung Mesir Perang di Libya

VIVA Militer: Kapal Induk Charles de Gaulle.
Sumber :

VIVA – Sungguh sebuah kabar buruk bagi pesukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dan militer Turki beserta tentara bayaran dari Suriah.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Ternyata selain Angkatan Bersenjata Mesir, jet-jet pembunuh Rusia dan tentara Yunani, ada militer dari negara lain yang bersiap menghajar GNA dan Turki jika perang meletus di Kota Sirte dan Al-Jufra.

Militer lain itu adalah Angkatan Laut Prancis.

29 Pati TNI Naik Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Dari informasi yang dihimpun VIVA Militer, Senin 20 Juli 2020, Angkatan Laut Prancis disebut-sebut sudah siaga sejak lama di dekat Kota Sirte.

Tak tanggung-tanggung, Prancis menyiagakan pasukan perang dengan menggunakan kapal induknya, Charles de Gaulle. Disebutkan kapal ini siaga sekitar 80 kilometer dari Sirte.

3 Jenderal Hantu Laut Pamit Tinggalkan Marinir, Salah Satunya Intelijen Kakap TNI

Namun, data berbeda muncul di marine traffic, Charles de Gaulle berada di tempat lain.

Memang untuk memastikan keberadaan kapal perang nuklir bukan perkara mudah. Meski begitu kapal ini sempat siaga sejak awal tahun 2020.

Bukti kehadiran militer Prancis sebenarnya sudah diketahui GNA dan Turki apalagi setelah markas pasukan gabungan ini di Pangkalan Udara Al-Watiya pekan lalu porakporanda digempur pesawat tempur misterius.

Belakangan diketahui serangan yang menargetkan sistem pertahanan udara Turki itu didalangi pesawat tempur  Dassault Rafale.

Jet tempur Prancis itu disebutkan melepaskan rudal-rudal dari di luar daya jangkau sistem pertahanan udara Turki yang berkisar antara 30 sampai 40 kilometer, sedangkan Rafale menyerang dari jarak 70 kilometer

GNA dan Turki kepung Sirte

VIVA Militer: Pasukan GNA dan Turki dekat Sirte

Sejauh ini pertempuran belum terjadi, walaupun sejak akhir pekan GNA dan Turki telah mengerahkan pasukan untuk mengepung Sirte.

Minggu 19 Juli 2020, ratusan kendaraan perang GNA sudah berada di pintu gerbang Sirte.

Diperkirakan jumlahnya lebih dari 1000 pasukan dilengkapi senjata berat dan artileri darat berkaliber besar.

GNA mulai bergerak dari Kota Misrata sejak sabtu, melalui pesisir laut Mediterania menuju Kota Tawergha, sekitar sepertiga dari perjalanan ke Sirte.

Komandan militer GNA menyebutkan sedang manargetkan merebut wilayah Al-Jufra. Wilayah ini sangat penting untuk direbut, karena merupakan basis Pangkalan Udara LNA.

Tak hanya itu, ribuan tentara bayaran Turki dari Suriah dan negara-negara Afrika juga mulai memasuki Libya.

LNA, Mesir dan Rusia

VIVA Militer: Militer Mesir siaga.

Walau dikepung sepertinya LNA sama sekali tak gentar, apalagi kekuatan senjata mereka diyakini lebih kuat setelah mendapatkan suplai dari Mesir.

Kini LNA tak hanya punya senjata api. Namun juga sistem pertahanan udara dan rudal-rudal jarak jauh.

Sementara itu Angkatan Bersenjata Mesir juga terpantau bersiaga di perbatasan, tank dan kendaraan lapis baja siaga menunggu meletusnya pertempuran.

Raja Militer Afrika itu juga telah menyiagakan sistem pertahanan udara canggih S-300 buatan Rusia.

Sedangkan Rusia terdeteksi telah mengirimkan puluhan jet tempur ke Libya untuk membantu LNA. Keterlibatan Rusia ini diungkap Badan Intelijen Amerika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya