Al-Jabri, Eks Kepala Intelijen Arab yang Mau Dibunuh Pangeran Mohammed

VIVA Militer: Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman
Sumber :
  • AboutHer

VIVA – Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari mantan Kepala Intelijen Arab Saudi, Saad Al-Jabri. Al-Jabri menyebut bahwa dirinya jadi sasaran pembunuhan putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Rekam Jejak Luar Biasa Raja Aibon Kogila 821 Hari Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

Menurut laporan Mirror yang dikutip VIVA Militer, Al-Jabri buka mulut dan menyebut bahwa Pangeran Mohammed telah berusaha melenyapkan nyawanya. 

Al-Jabri mengatakan bahwa Pangeran Mohammed mengirim 50 orang tentara bayaran untuk membunuhnya di Kanada, hanya beberapa pekan setelah pembunuhan jurnalis, Jamal Khassoggi.

Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila

Tak hanya itu, Al-Jabri juga menuding Pangeran Mohammed telah menculik dan menyiksa anggota keluarganya yang lain di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam sebuah dokumen 100 halaman yang ditulisnya, Al-Jabri merasa ia jadi sasaran pembunuhan, lantaran punya informasi yang melemahkan Putra Mahkota Arab Saudi.

VIVA Militer: Eks Kepala Intelijen Arab Saudi, Saad Al-Jabri

LIVE: Momen Bersejarah Raja Aibon Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak TNI ke Letkol Danu

Al-Jabri adalah mantan Kepala Intelijen Arab Saudi periode 2015 hingga 2017, di bawah komando Deputi Perdana Menteri saat itu, Pangeran Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz al-Saud.

Kehidupan Al-Jabri berubah drastis saat al-Nayef dicopot dari jabatannya sebagai Deputi Perdana Menteri. Al-Jabri juga menuduh Pangeran Mohammed lah yang menyiasati agar al-Nayef ditendang dari jabatan dan statusnya sebagai Putra Mahkota Arab Saudi.

Al-Jabri disebut memberikan informasi intelijen kepada Amerika Serikat (AS), yang di dalamnya terdapat bukti yang mengaitkan pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018, di Istanbul, Turki.

Anggota Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Tom Malinowski, meyakini bahwa apa yang diucapkan Al-Jabri adalah benar. Dalam kacamatanya, Malinowski pun merasa khawatir jika ada seseorang yang dikenal memberikan ancaman pembunuhan.

VIVA Militer: Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman

"Saat seseorang yang kita kenal bertanggung jawab atas penculikan, pembunuhan, dan penyiksaan orang lain dan mengirim pesan teks kepada Anda, memperingatkan bahwa hal-hal buruk akan menimpa Anda, sangat wajar jika ada asumsi bahwa dia serius," kata Malinowski.

BACA: Lonceng Bahaya Perang Saudara China-Taiwan Makin Keras

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya