Amerika Takkan Bisa Selamatkan Taiwan dari Serangan Militer China

VIVA Militer: Armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN)
Sumber :
  • gCaptain

VIVA – Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari mantan Presiden Republik China (Taiwan), Ma Ying-jeou. Seiring dengan kian besarnya ambisi Republik Rakyat China (RRC) untuk mencaplok Taiwan, Ma meyakini bahwa pasukan militer Negeri Tirai Bambu akan menjalankan strategi perang singkat. Dan saat itu, Amerika Serikat (AS) sekali pun takkan mampu menyelamatkan Taiwan.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, sejumlah perang China dikabarkan sudah berada di garis pantai tenggara. Lokasi itu dipilih sebagai tempat berkumpul, karena merupakan titik strategis dan efisien untuk melakukan serangan militer ke Taiwan.

Armada militer China dipercaya sudah membawa sejumlah alat utama sistem persenjataan, dalam kapal perang amfibinya. Tank amfibi Type-05 dan peluncur multi-roket PCL-191 disebut akan jadi andalan militer China untuk memulai perang dengan Taiwan.

Hizbullah Hujani Israel Puluhan Roket usai 7 Paramedis Lebanon Tewas

Melihat hal ini, Ma mengatakan bahwa strategi China untuk menyerang Taiwan adalah menjalankan misi pertempuran dalam waktu singkat.

VIVA Militer: Mantan Presiden Taiwan, Ma Ying-Jeou

Tega, Tentara Israel Suruh Keluarga Palestina Tinggalkan Ibunya yang Berusia 94 Tahun

Menurut laporan Taiwan News yang dikutip VIVA Militer, Ma melihat China memang ingin melakukan serangan cepat. Agar, Taiwan tak punya waktu untuk menunggu bantuan dari militer Amerika 

Di sisi lain, Amerika yang merupakan sekutu Taiwan juga tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk mengerahkan pasukannya ke Taiwan.

Dengan semua alat utama sistem persenjataan Tentara Rakyat China (PLA) yang mutakhir, bukan tak mungkin China mampu menghabisi Taiwan dalam waktu singkat.

"(China) membiarkan pertempuran pertama untuk menjadi yang terakhir," ucap Ma.

VIVA Militer: Tank amfibi Type-05 Tentara Pembebasan Rakyat China

Tak hanya itu, Ma menyayangkan pernyataan Presiden Taiwan saat ini, Tsai Ing-wen, yang malah balik mengancam China.

Ma menganggap Tsai terlalu yakin Taiwan akan mendapat dukungan dari negara-negara dunia. Padahal menurut Ma, seharusnya Tsai justru melakukan tindakan preventif agar perang tidak meletus.

"Siapa pun presidennya, seharusnya tidak memberi tahu rekan-rekan kami berapa hari (sebuah negara) bisa bertahan dalam perang. Melainkan, (seharusnya) mengatakan kepada rekan-rekan kami bahwa dia dapat mencegah terjadinya perang," ujar Ma.

BACA: Perang Saudara China-Taiwan Tinggal Hitungan Hari?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya