Gara-gara Rudal Rusia, Turki Bisa Diperangi Amerika dan NATO

VIVA Militer: Recep Tayyip Erdogan (Kanan) dan Vladimir Putin (kiri)
Sumber :
  • The Moscow Times

VIVA – Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat (AS) secara diam-diam memblokir penjualan senjata ke Turki. Langkah ini diambil sebagai konsekuensi usai Turki membeli rudal sistem pertahanan udara S-400 Triumf dari Rusia. 

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Menurut laporan yang BBC yang dikutip VIVA Militer, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan perwakilan Rusia menandatangani kesepakatan pembelian rudal sistem pertahanan udara S-400 pada 2017 lalu. 

Dalam kesepakatan itu, Turki menggelontorkan dana sebesar US$2,5 miliar, atau setara dengan Rp36,9 triliun (kurs saat ini), untuk mendatangkan senjata canggih buatan Rusia.

Viral Imam Masjid di Turki Ajak Main Anak-anak di Masjid, Warganet: di Indo Mah Boro-boro

Amerika pun memberikan respons keras terhadap Turki usai kerjasamanya dengan Rusia. Langkah tegas Amerika ditunjukkan dengan mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35 Lightning II. AS menendang Turki.

VIVA Militer: Rudal sistem pertahanan udara S-400.

Demi Alasan Keamanan, Polandia Siap Tampung Senjata Nuklir NATO

"F-35 tidak bisa hidup berdampingan dengan platfomr pengumpulan data intelijen Rusia, yang akan digunakan untuk mempelajari kemampuannya yang canggih," ujar juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham.

Yang terbaru, seorang anggota Kongres dari Partai Republik AS, Michael McCaul, menegaskan bahwa apa yang dilakukan Turki tidak bisa diterima. Sebab, kerjasama Turki dengan Rusia dianggap telah merusak misi Pakta Atlantik Utara (NATO), untuk mencegah agresi Rusia.

"Pembelian S-400 Rusia oleh Turki tidak bisa diterima dan merusak misi NATO untuk mencegah agresi Rusia. Pemerintah harus memberlakukan sanksi yang diwajibkan oleh hukum, dalam menyikapi pembelian ini," kata McCaul dikutip VIVA Militer dari CNN.

"Turki harus membalikkan arah setelah tindakan destabilisasi ini, untuk memperbarui kepercayaan Amerika Serikat, dalam hubungan pertahanan kami," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya