Pembantaian Muslim Uighur Juga Bikin AS Geram Ingin Sikat China

VIVA Militer: Tindakan represif militer China terhadap etnis Muslim Uighur
Sumber :
  • Amnesty International

VIVA – Ambisi China untuk menjadi kekuatan baru dunia menjadi perhatian utama Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam merasa terancam dengan peningkatan kekuatan militer China, yang menyeruak sebagai lawan baru AS selain Rusia.

Terima Menlu China di Istana, Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat Sambung Surabaya

China kerap menunjukkan kekuatan militernya, terutama di wilayah Laut China Selatan. Klaim atas sejumlah wilayah membuat geram negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Arogansi China di kawasan itu juga mendapat respons keras dari Amerika, yang punya banyak sekutu di Asia Tenggara.

Lalu, terlihat pula dengan jelas bagaimana China melakukan unjuk kekuatan di perairan Laut China Timur. Apa yang dilakukan China ini adalah untuk mengintimidasi Taiwan, yang diinginkan Xi Jinping kembali masuk dalam genggaman China.

Menlu China Wang Yi Lakukan Pertemuan dengan Menlu Retno, Ini yang Dibahas

Bukan cuma itu saja aksi China yang bikin Amerika kebakaran jenggot. Salah satu yang jadi sorotan adalah sejumlah pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan militer China kepada etnis minoritas Muslim Uighur, yang tersebar di Daerah Otonomi Xinjiang.

VIVA Militer: Tindakan represif militer China terhadap etnis Muslim Uighur

Presiden Jokowi Terima Kunjungan Menlu Cina Wang Yi

Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pemerintah China, ditegaskan Senator Partai Republik AS, Ted Cruz, harus direspons dengan keras. Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, Cruz juga menyebut bahwa China adalah ancaman geopolitik Amerika yang terbesar saat ini.

"China telah melakukan agresi, pelanggaran hak asasi manisia, operasi spionase, praktik sensor, dan propaganda. Sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk mengambil tindakan serius, untuk meminta pertanggungjawaban China," ucap Cruz dikutip VIVA Militer dari Daily Post.

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari The New York Times, sejumlah kasus diskriminasi hingga pembunuhan terhadap etnis Muslim Uighur terjadi di wilayah Xinjiang. 

Pemerintah China lewat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) kerap mengintimidasi etnis minoritas yang hanya berjumlah 0,79 persen dari keseluruhan jumlah penduduk China. Puluhan masjid dirusak dan ditutup, pun dengan pencabutan hingga penangkapan imam-imam Muslim Uighur, dilakukan oleh pasukan militer China.

BACA: Erdogan Kontak Putin, Perang Turki-Rusia di Libya Berakhir?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya