Eks Agen CIA Bongkar Skenario China Hancurkan Taiwan dalam 3 Hari

VIVA Militer: Presiden China, Xi Jinping
Sumber :
  • Toronto Star

VIVA – Republik Rakyat China (RRC) masih terus melakukan sejumlah upaya untuk mencaplok Republik China (Taiwan), mengembalikan negara itu ke dalam wilayah kedaulatannya. Meskipun, ambisi China mendapat perlawanan dari Taiwan dan yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS).

Menhan AS Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Ditetapkan Sebagai Presiden Terpilih

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan jadi ujung tombak Presiden China, Xi Jinping, untu merealisasikan misinya itu. Dengan kekuatan militer yang terus meningkat secara signifikan, Angkatan Bersenjata Taiwan (ROC Armed Forces) jelas kalah kuat dari PLA.

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Mothership.sg, sebuah prediksi skenario serangan militer China ke Taiwan dijabarkan oleh mantan perwira tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), yang juga eks Wakil Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), Laksamana James Winnfeld. 

Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat

Winnfeld menuliskan kemungkinan skenario serangan China dalam sebuah essay yang diterbitkan US Naval Institute

VIVA Militer: Parade militer Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Dalam essai itu, Winnfeld tahu bahwa China menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak dan perlu dikembalikan ke pangkuan China. Awal tahun ini, Xi menegaskan China akan melakukan segala cara untuk mengembalikan Taiwan, termasuk dengan kekerasan.

Skenario dijelaskan Winnfeld, pada hari pertama militer China akan menggunakan serangan siber untuk mengambil alih fasilitas utama Taiwan. Militer China bakal melumpuhkan jaringan listrik, termasuk mematikan media publik Taiwan.

Selain itu, pasukan China juga akan secara paksa mengambil alih beberapa pulau di Taiwan, yakni Kinmen, Matsu, dan Penghus. Winnfeld meyakini militer China akan bisa merebut pulau-pulau itu setelah mengalahkan pasukan Taiwan.

Di sisi lainnya, armada laut Angkatan Laut China (PLAN) akan memblokir pintu masuk intervensi asing dari Selat Taiwan. Itu berarti, militer China juga telah mempersiapkan dan memperhitungkan potensi konflik dengan Angkatan Laut AS, yang juga ada di wilayah Laut China Selatan.

VIVA Militer: Armada Angkatan Laut China (PLAN)

Kemudian pada hari kedua, Winnfeld yakin bahwa serangan China di hari pertama akan membuat ekonomi Taiwan ambruk. Dengan situasi itu, pemerintah Tsai Ing-wen akan kebingungan. Meskipun AS menyerukan tindakan dari Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa, upaya itu takkan berhasil.

Pasalnya, China juga adalah salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Dan, China juga dipastikan akan didukung oleh anggota tetap lain yang merupakan sekutunya, Rusia. Dengan hak veto yang dimiliki kedua negara, maka Dewan Keamanan PBB takkan bisa berbuat apa-apa.

Menyadari banyaknya korban jiwa dan luka-luka akibat peperangan, China yakin bahwa Tsai Ing-wen akan memberi instruksi pengibaran bendera putih tanda menyerah. Winnfeld meyakini bahwa hal ini akan terjadi di hari ketiga. Di mana, China akan memproklamirkan kemenangan dan kembalinya Taiwan ke dalam wilayah kedaulatannya.

BACA: Operasi Intelijen Bukti Israel Ketakutan Ancaman Turki

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya