Membongkar Akal Bulus AS di Balik Perdamaian Israel dan UEA

VIVA Militer: Presiden AS, Donald Trump, dan Menteri Luar Negri, Mike Pompeo
Sumber :
  • Time Magazine

VIVA – Pada tanggal 13 Agustus 2020 lalu, seluruh dunia dikagetkan dengan munculnya perjanjian perdamaian atau normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).

Luar Biasa, Prajurit TNI Ini Rela Rugi Rp20 Juta Sebulan Demi Tolong Petani Singkong yang Menderita

Perjanjian damai antara dua negara yang bersitegang karena konflik di Palestina itu pastinya menimbulkan pertanyaan besar dari negara-negara lainnya, termasuk negara-negara di wilayah Timur Tengah dan Teluk Persia. 

Bagaimana tidak, UEA selama ini dikenal sebagai negara yang berdiri paling di depan dalam menolak upaya pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel. Tapi kini hubungan antara UEA dan Israel sepertinya akan harmonis mengingat dua blok negara itu sudah menandatangani perjanjian damai yang difasilitasi Presiden AS Donald Trump sekitar pertengahan Agustus lalu.

Penjahat Perang, Netanyahu Bakal Diringkus Dewan Keamanan Israel

Dikutip VIVA Militer dari Fox News, perdamaian antara Israel dan UEA terjadi setelah Presiden Donald Trump berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Abu Dhabi sebagai Wakil Komandan Tertinggi UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed. 

Trump pun sempat menyampaikan dalam akun twitter pribadinya, bahwa normalisasi hubungan antara Israel dan UEA itu merupakan terobosan diplomatik bersejarah dalam perdamaian di kawasan Timur Tengah. 

Jenderal Zahedi Tewas Dibunuh Israel, Iran Tarik Pasukan dari Suriah

Tidak hanya itu, Trump juga menegaskan bahwa perjanjian damai antara dua negara yang bertikai di kawasan Timur Tengah itu akan diikuti dengan sejumlah kerja sama bilateral antar kedua negara, termasuk kerja sama industri militer. 

Pertanyaan besarnya saat ini adalah, apakah perdamaian antara Israel dan UEA itu benar-benar dilakukan dengan niatan tulus, atau karena ada kepentingan lain yang membuat Amerika begitu antusias mendorong perdamaian itu terwujud?

VIVA Militer: jet tempur Amerika Serikat (AS), F-35 Lightning II

Dari berbagai informasi yang dihimpun VIVA Militer, ternyata perdamaian antara Israel dan Uni Emirat Arab itu tidak dilakukan dengan tulus. Perjanjian damai antara Israel dan UEA ternyata dilakukan atas dasar kepentingan AS atas rencana pembelian sejumlah senjata dan jet tempur F-35 yang ingin dilakukan oleh Abu Dhabi kepada AS.

Pada hari Senin, 24 Agustus 2020, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mendatangi Israel. Pompeo bertemu dengan Benjamin Netanyahu untuk membicarakan rencana kontrak pembelian alutsista antara AS dengan UEA. 

Israel tentu memiliki kekhawatiran besar atas rencana pembelian alutsista UAE kepada AS tersebut. Israel takut kekuatan militernya dapat dikalahkan oleh negara-negara di Timur Tengah lainnya. Sehingga, Israel sempat melarang AS menjual jet tempur F-35 generasi kelima kepada Abu Dhabi. 

"Sejak awal kami menentang penjualan F-35 dan pesawat canggih lainnya. senjata ke negara mana pun di Timur Tengah, termasuk negara-negara Arab yang berdamai dengan Negara Israel," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikutip VIVA Militer dari Sputnik, Selasa, 25 Agustus 2020.

Perlu diketahui, saat ini Israel sudah memiliki sedikitnya 26 unit jet tempur F-35I. Dan dalam waktu dekat ini rencananya Amerika akan mendatangkan dua lusin lagi jet generasi kelima F-35I dari total pembelian 75 unit F-35I yang dilakukan oleh Israel sejak tahun 2017 lalu.

VIVA Militer: Jet tempur F-35 Lightning II milik Angkatan Udara Israel

Kedatangan Mike Pompeo ke Tel Aviv menemui Netanyahu itu pun dilakukan untuk meyakinkan Israel agar tidak perlu khawatir dengan rencana pembelian alutsista dan jet tempur F-35 yang akan dilakukan oleh UAE. 

Pompeo menegaskan, bahwa AS akan mempertimbangkan untuk menjual senjata ke Uni Emirat Arab, tetapi juga akan bekerja untuk memastikan bahwa Israel terus menikmati keunggulan militernya melawan tetangganya.

"Amerika Serikat memiliki persyaratan hukum sehubungan dengan keunggulan militer kualitatif. Kami akan terus menghormati itu," kata Pompeo. 

Netanyahu pun membenarkan, bahwa Pompeo telah meyakinkan dirinya untuk tidak perlu khawatir dengan rencana pembelian peralatan militer yang akan dilakukan oleh UEA kepada AS. Menurut Netanyahu, Amerika akan tetap komitmen dalam bekerja untuk menjaga keunggulan kekuatan militer Israel dalam kaitannya dengan kekuatan regional lainnya.

Dengan demikian, kedatangan Pompeo ke Tel Aviv dapat dikatakan sebagai salah satu strategi marketing yang dilakukan oleh AS untuk mendapatkan keuntungan penjualan alat peralatan militer AS dari kesepakatan damai antara Israel dan UAE.

Baca : Amerika Gigit Jari, Iran dan Rusia Gencarkan Kerjasama Militer

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya