Kontroversi Pembantaian Umat Kristen oleh Milisi Muslim Boko Haram

VIVA Militer: Kelompok milisi Boko Haram, Nigeria
Sumber :
  • CNN.com

VIVA – Organisasi Hak Asasi Muslim Nigeria (MURIC) melontarkan pernyataan ofensif kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. MURIC berang dengan pertanyaan Trump kepada Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, terkait dugaan pembantaian umat Kristen di Nigeria.

Kota Ini Sahkan Undang-undang yang Izinkan Guru Bawa Senjata Api ke Sekolah

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Daily Post, Buhari mengungkap kepada para menteri di kabinetnya soal pertanyaan Trump kepadanya. Menurut Buhari, pertanyaan itu dilontarkan Trump kepadanya saat melawat ke Amerika pada 2018 lalu.

MURIC yang mendengar kabar ini, menyatakan sikap tegas terhadap sikap Trump. Hal ini ditegaskan oleh Profesor Ishaq Akintola, Rabu 9 September 2020. Menurut Akintola, pertanyaan itu muncul lantaran Trump menerima laporan palsu dan menyesatkan dari Asosiasi Kristen Nigeria (CAN).

Presiden Raeisi Ancam Lenyapkan Israel Jika Berani Gempur Iran

Dalam pernyataan resminya, MURIC menyatakan bahwa kelompok milisi Boko Haram tak hanya membunuh umat Kristiani. Tetapi, umat Muslim pun banyak yang menjadi korban kekejaman kelompok teroris itu.

VIVA Militer: Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, dan Presiden AS, Donald Trump

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

"Sekali lagi, bukan hanya orang Kristen yang dibunuh. Muslim juga menjadi korban. Ini informasi palsu yang sama yang disebarkan tentang Boko Haram," bunyi pernyataan MURIC.

Tak hanya itu, MURIC juga mengungkap bahwa kelompok teroris Boko Haram telah membunuh sejumlah pemukan umat Islam, Imam, dan para cendikiawan Islam di Nigeria. Kelompok teroris ini juga telah menghancurkan sejumlah masjid di negara kawasan Afrika Barat.

MURIC memastikan, pembantaian yang menyasar umat Kristen Nigeria tak hanya terjadi saat pemerintahan Buhari. Presiden sebelumnya, Goodluck Ebele Jonathan. Padahal jika dilihat latar belakang agama, Jonathan adalah seorang pemeluk Kristen.

"Krisis ini terutama terjadi antara penggembala dan petani. Bukan antara pemerintah Buhari dan Kristen Nigeria. Jadi, bagaimana bisa menuduh Presiden Buhari membunuh orang-orang Kristen?" lanjut pernyataan MURIC.

"Itu terjadi di masa mantan Presiden (Goodluck Ebele) Jonathan, dan bahkan di masa mantan Presiden (Olisegun) Obasanjo. Jonathan dan Obasanjo adalah orang Kristen. Tetapi, pembunuhan juga terjadi selama rezim mereka," bunyi pernyataan MURIC.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya