Perang Armenia-Azerbaijan, Erdogan Kembali Berhadapan dengan Putin

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • Voice of America

VIVA – Konfrontasi bersenjata yang melibatkan militer Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh, kembali mempertemukan dua kekuatan besar, Turki dan Rusia. Turki memberikan dukungan penuh kepada pasukan Azerbaijan. Sementara, Rusia tengah bersiap untuk mengerahkan pasukan kepada Armenia.

Potret Hangat Presiden Turki Erdogan dan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Saat Bertemu di Istanbul

Sejak Perang Armenia-Azerbaijan kembali meletus pada 27 September 2020, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sudah menegaskan jika negaranya berdiri bersama Azerbaijan.

Solidaritas antar negara Islam membuat Erdogan geram dengan aksi pendudukan wilayah Nagorno-Karabakh oleh pasukan Angkatan Bersenjata Armenia, dan tentara bayaran Angkatan Bersenjata Artsakh.

Erdogan: Selama Masih Hidup, Saya Akan Terus Bela Perjuangan Palestina

Meskipun pemerintah Turki melakukan bantahan, Kementerian Pertahanan Armenia tetap meyakini jika serangan jet tempur F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Turki (THK) telah melancarkan serangan dan membuat dua unit pesawat tempur Sukhoi Su-25 Armenia hancur.

VIVA Militer: Bangkai pesawat Sukhoi Su-25 Angkatan Bersenjata Armenia

Pertama Dalam 20 Tahun, Partai Presiden Erdogan Kalah dalam Pilkada Turki

Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, dilaporkan bahwa pemerintah Rusia murka setelah mendengar kabar tersebut. Klaim Kementerian Pertahanan Rusia yang menuduh Turki melancarkan serangan, membuat Rusia mempertimbangkan untuk mengerahakan bantuan militer untuk menghadapi serangan pasukan Azerbaijan dan Turki.

Itu berarti, Erdogan dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan kembali saling berhadapan. Di level militer, pasukan Turki yang disebut diperkuat dengan pasukan tentara bayaran dari SADAT SADAT International Defense Consultancy Inc, akan berhadapan lagi dengan pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia dengan bantuan tentara bayaran Wagner Group.

Awal September lalu, Erdogan sempat menyatakan jika perdamaian di wilayah Nagorno-Karabakh hanya akan tercapi jika Armenia menarik seluruh pasukannya dari wilayah itu.

"Cara untuk gencatan senjata yang kekal di wilayah ini tergantung pada penarikan pasukan Armenia dari setiap wilayah Azerbaijan," ucap Erdogan dalam pidatonya.

VIVA Militer: Vladimir Putin dan Emmanuel Macron

Seruan Erdogan sebenarnya hampir sama dengan yang diinginkan Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS). Putin bersama Presiden Prancis, Emmanuel Macron, membuat pernyataan bersama untuk mendesak Armenia dan Azerbaijan segera melakukan negosiasi damai.

"Kami berduka atas para korban dan menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga mereka yang tewas dan terluka. Kami juga meminta para pemimpin Armenia dan Azerbaijan untuk melanjutkan negosiasi tentang penyelesaian dengan itikad baik, dan tanpa syarat, dengan bantuan kelompok OSCE Minsk," bunyi pernyataan bersama Putin dan Macron.

Grup Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) Minsk sendiri adalah kelompok yang dibentuk untuk menyelesaikan konflik Armenia-Azerbaijan, pada 1992. Rusia, Prancis, dan AS terpilih sebagai negara ketua, sementara Turki juga ada dalam kelompok itu sebagai anggota.

Baca juga: Tentara Bayaran Armenia Tembak Jatuh Jet Tempur Azerbaijan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya