Teror Militer China Makin Menggila, Nyali Presiden Taiwan Tak Ciut

VIVA Militer: Jet tempur F-16 Taiwan mencegat pesawat pembom Xian H-6 China.
Sumber :
  • Taiwan News

VIVA – Saat mata dunia tengah tertuju pada Perang Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, ancaman Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) terhadap Republik China (Taiwan) juga terus meningkat. Aksi intimidasi militer China kian nyata, seiring intensitas pesawat tempur yang menerobos wilayah udara Taiwan.

Krisis Ekonomi, Pemerintah China Lakukan Penghematan Ketat

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Al Arabiya, Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, kembali memberikan pernyataan keras terhadap aksi intimidasi pesawat-pesawat militer China yang masuk ke wilayahnya secara ilegal.

Kecaman dinyatakan Tsai, setelah mendapatkan data baru terkait pelanggaran kedaulatan yang dilakukan oleh militer China.

AS dan Inggris Sebut China Lakukan Hal Mengerikan Ini, Korbannya Jutaan

Jet-jet tempur Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) disebut sudah lebih dari 4.100 kali terbang untuk mengadang pesawat-pesawat militer China, sepanjang 2020. Jumlah tersebut naik 129 persen, dengan rata-rata 22 penerbangan mendadak per hari jika dibandingkan dengan 2019.

VIVA Militer : Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bersama perwira tentara Taiwan

Mobil SUV Mewah China Tantang Mercedes-Benz dan BMW di Jerman

Tak hanya lewat udara, intimidasi pasukan China juga terlihat di wilayah laut. Dalam laporan terbaru Kementerian Pertahanan Taiwan, ada lebih dari 7.500 kali kapal perang Angkatan Laut Taiwan (ROC Navy) yang dikerahkan ke Selat Taiwan untuk melakukan penjagaan. 

Jumlah itu juga meningkat drastis jika dibandingan dengan tahun 2019, di mana Angkatan Laut Taiwan hanya mengerahkan kapal perangnya sebanyak 6.000 kali.

"Kami dihadapkan dengan serangan pedang dan intimidasi komunis China. Kita harus menunjukkan keyakinan kita untuk tidak menyerahkan satu inci pun wilayah dan kedaulatan kita," ujar Tsai.

Dalam beberapa bulan terakhir, militer China tak hanya mengirim jet-jet tempurnya untuk menerobos wilayah Taiwan. Untuk menambah tekanan, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) juga mengerahkan pesawat pembom.

Baca juga: Armenia Diibaratkan Seperti Hitler yang Sekarat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya