Amerika Peringatkan China, Jangan Coba-coba Ganggu Taiwan

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces)
Sumber :
  • Military.com

VIVA – Rencana Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping untuk menguasai Taiwan tampaknya akan terbentur dengan bayang-bayang Amerika Serikat (AS).

Umat Islam di Amerika Serikat Bakal Rayakan Idul Fitri Rabu 10 April 2024

Penasehat Keamanan Nasional AS, Robert O'Brein kembali mengeluarkan pernyataan pedas yang mengarah pada China agar tidak coba-coba melakukan pendaratan amfibi ke wilayah pantai Taiwan. Karena belakangan ini AS mendapatkan informasi bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sangat gencar mengarahkan pasukan militer ke Selat Taiwan untuk merebut Taiwan secara paksa. 

"Bagian dari itu adalah memberi mereka kemampuan untuk mendorong kami keluar dari Pasifik Barat, dan memungkinkan mereka melakukan pendaratan amfibi di Taiwan. Masalahnya adalah bahwa pendaratan amfibi sangat sulit," kata Robert O'Brein di sebuah Universitas Nevada, Las Vegas dikutip VIVA Militer dari Reuters, Kamis, 8 Oktober 2020.

Bangga! Film Badarawuhi di Desa Penari Umumkan Tanggal Tayang di Amerika Serikat

Dia menambahkan, jarak antara China dan Taiwan sekitar 100 mil atau 160 km. Menurutnya jika China akan melakukan pendaratan pasukan amfibi akan sulit karena wilayah pantai Taiwan tidak memungkinkan PLA untuk melakukan pendaratan Amfibi.

"Ini bukan tugas yang mudah dan juga terdapat banyak ambiguitas tentang apa yang akan dilakukan Amerika Serikat dalam menghadapi serangan China terhadap Taiwan," ujarnya.

Krisis Ekonomi, Pemerintah China Lakukan Penghematan Ketat

VIVA Militer : Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bersama perwira tentara Taiwan

Lebih jauh O'Brein menegaskan, jika China tetap nekat akan melakukan pendaratan militer secara paksa di Taiwan, maka, Amerika Serikat tidak akan membiarkan begitu saja langkah pasukan Beijing tersebut.

Menurutnya, Amerika Serikat diwajibkan oleh undang-undang untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, tetapi belum dijelaskan secara detail, apakah akan campur tangan secara militer jika terjadi serangan China atau dukungan dalam bentuk lain. Yang pasti, jika pendaratan pasukan China terjadi, kemungkinan besar konflik yang mengarah lebih luas antara Beijing dan Amerika Serikat akan terjadi.

Sebagaimana telah diberitakan VIVA Militer sebelumnya, China memiliki niat merebut kembali Taiwan ke dalam kekuasaannya. Akan tetapi, sebagian rakyat Taiwan tidak menginginkan Beijing ikut campur terlalu jauh ke dalam sistem pemerintahan Taiwan.

Taiwan sendiri baru-baru ini menjalin hubungan kerjasama dengan AS. Taiwan telah menganggarkan anggaran pertahanannya sebesar USD 1.4 miliar untuk membeli sejumlah peralatan pertahanan militer dari AS untuk menghadapi hegemoni China. Taiwan dikabarkan akan membeli rudal balistik jarak jauh AGM-84H/K Slam-ER dari AS yang dapat mencapat pantai China, selain itu Taiwan juga akan membeli pesawat tanpa awak atau UAV/drone MQ-9B Reaper terbaru buatan AS.  

Baca juga : Sadis, 3.754 Tentara Azerbaijan Jadi Korban Keganasan Militer Armenia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya