Kolonel Pat, Pahlawan yang Dikhianati Negaranya Sendiri Sampai Mati

VIVA Militer: Perwira Angkatan Darat Republik Irlandia, Kolonel Pat Quinlan
Sumber :
  • Irishcentral.com

VIVA – Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) akan selalu mengenang keberanian sosok Kolonel Pat Quinlan, perwira Angkatan Darat Republik Irlandia yang lolos dari kematian dalam peristiwa Pengepungan Jadotville, Katanga, Republik Demokratik Kongo, September 1961.

Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1.025 Prajurit Pilihan ke Kongo

Dalam data yang dikutip VIVA Militer dari RTE.com, Quinlan lahir desa kecil Caherdaniel, County Kerry, Republik Irlandia, pada 1919. Tak diketahui pasti, kapan Quinlan memulai kariernya bersama Angkatan Darat Republik Irlandia lantaran label pengecut yang dituduhkan pemerintah Republik Irlandia kepadanya.

Semua perlakuan tak pantas kepada Quinlan, dimulai saat ia mendapat tugas untuk memimpin Kompi "A" Batalyon ke-35 Pasukan Perdamaian PBB ke Jadotville (sekarang Likasi), Republik Demokratik Kongo. Dalam data lain yang dikutip VIVA Militer dari Sunday Mirror, saat itu Quinlan berangkat ke negara Afrika Tengah, bersama 158 orang prajuritnya.

UNICEF Desak Aksi Global untuk Melindungi Anak-Anak dari Senjata Peledak Mematikan

Jadotville yang merupakan wilayah Republik Katanga, jadi basis Quinlan dan pasukannya. Sementara itu, Katanga sendiri adalah wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam seperti emas, tembaga, dan uranium. 

Di sisi lain, saat itu dunia tengah dilanda Perang Dingin yang melibatkan dua negara adikuasa, Uni Soviet dan Amerika Serikat (AS). Perlombaan Uni Soviet yang berideologi komunis, dan AS dengan liberal-kapitalis, mempengaruhi Krisis Kongo yang terjadi pada 1960 hingga 1965.

Israel Panggil Dubes Deretan Negara yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB

Republik Katanga yang saat itu dipimpin oleh Moise Tshombe, memilih lepas dari Republik Demokratik Kongo pada 11 Juli 1960. Tshombe dengan bebas menjual kekayaan alam Katanga ke Belgia dan Uni Soviet, yang sebelumnya mendukung negara itu melepaskan diri dari Republik Demokratik Kongo.

Sial bagi Quinlan dan pasukannya yang tak punya pengalaman perang. Dianggap sebagai ancaman, pasukan perdamaian PBB di Jadotville pun menjadi sasaran serangan pasukan Katanga Gendarmerie, tentara bayaran yang dimpin oleh mantan perwira Angkatan Darat Prancis, Kolonel Roger Falques.

Bayangkan saja, 158 orang pasukan Quinlan, harus berhadapan dengan sekitar 3 ribu orang tentara bayaran yang dipimpin Falques.

Pertempuran antara pasukan Quinlan dan Falques berlangsung selama enam hari. Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari Air Combat Information Group, meski tak berpengalaman perang Quinlan justru mampu memimpin pasukannya bertempur taktis tanpa ada satu pun yang tewas.

Sebaliknya, di sisi lain Falques kehilangan 300 orang tentaranya, sementara 1.000 orang prajuritnya mengalami luka-luka.

Sayang, Quinlan dan anak buahnya harus menyerah lantaran kehabisan peluru, air, dan makanan. Quinlan dan ratusan prajuritnya sempat ditahan sebagai tawanan perang selama satu bulan, hingga akhirnya dibebaskan dan dipulangkan ke negaranya.

Bertempur dengan hebat tanpa kehilangan satu pun nyawa, membuat Quinlan meminta pemerintah Republik Irlandia memberikan tanda jasa Military Medal for Gallantry, penghargaan tertinggi militer Irlandia buat prajuritnya. Namun apa yang terjadi, Quinlan dan pasukannya justru dianggap pengecut oleh pemerintah Republik Irlandia saat pulang. 

Quinlan dan anak buahnya bahkan dijuluki "Pengecut dari Jadotville", gelar yang tak sangat tidak pantas. Pertempuran Quinlan dan pasukannya di Jadotville bahkan dirahasiakan.

Setelah 40 tahun mengabdi bersama Angkatan Darat Republik Irlandia, Quinlan pensiun dengan pangkat kolonel meskipun perlakuan tak pantas masih ditujukan kepadanya hingga meninggal dunia pada 1997. Hingga pada 2004, Menteri Pertahanan Irlandia, Willie O'Dea, melakukan peninjauan kembali pertempuran Quinlan di Jadotville.

Akhirnya, mendiang Quinlan dan veteran perang Jadotville pun mendapatkan kebenaran dan keadilan. Sejumlah fakta membuktikan Quinlan dan pasukannya menghadapi perang dengan gagah berani, dan sama sekali tidak melakukan pelanggaran militer.

Medali MMG pun dianugerahkan kepada Quinlan dan pasukannya pada 2005, beserta pembangunan monumen peringatan kompi "A" di Custume Barracks, Athlone. Monumen itu jadi pengakuan pemerintah Republik Irlandia, atas jasa-jasa Quinlan dan pasukannya.

Untuk mengenang keberanian Quinlan bersama pasukan kompi "A" menghadapi pertempuran di Katanga, sutradara asal Skotlandia, Richard Smyth membuat sebuah film berjudul "The Siege of Jadotville" yang dirilis pada 2016. Dalam film itu, sosok Quinlan diperankan oleh aktor asal Irlandia Utara, James Dornan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya