Doyan Adu Jotos Hingga Mimpi Luhut Muda Jadi Kopassus TNI

VIVA Militer: Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan
Sumber :
  • Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI

VIVA – Meski usianya sudah memasuki 73 tahun, sosok Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan terlihat masih sangat bugar dan gagah. Kehidupan yang sebagian besar dihabiskan sebagai seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), menempanya menjadi seorang yang sangat disiplin dan tegas.

Asyik Lawan Arah, Bus Pandawa 87 Diadang Kopassus

Tak banyak orang tahu bahwa Luhut muda adalah seorang yang sangat emosional. Saat menginjakkan kaki di kota Pekanbaru ibukota Provinsi Riau untuk sekolah tingkat atas, Luhut justru malah sering berkelahi.

Dalam pantauan VIVA Militer, Begitu pengakuan pria yang merupakan anggota pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, dalam acara E-Talkshow yang ditayangkan tvOne.

Syarat Iran Tak Jadi Serang Israel, Kisah Penyamaran Intel Kopassus hingga Sopir Bus Positif Narkoba

Luhut menceritakan bagaimana ia sering berkelahi saat duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Pekanbaru. Kebiasaannya itu membuat sang bunda, Siti Frida Naiborhu, sangat khawatir dan akhirnya memindahkan Luhut sekolah di SMA Penabur Bandung.

Photo :
  • Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Kisah Unik Penyamaran Intel Anggota Kopassus Jadi Penjual Durian

"Saya dulu memang suka berkelahi, dulu SMA  1 itu saya ingat di Pekanbaru saya suka berantem. Jadi, kadang-kadang baju saya robek. Waktu muda lah. Ibuku bilang kalau begini bahaya ini anakku bisa enggak sekolah. Akhirnya dipindahkan lah sekolah ke Bandung," ujar Luhut.

Meskipun pada akhirnya dipindahkan ke Bandung, Luhut justru mendapatkan pengalaman berharga saat masih tinggal di Pekanbaru. Di sana lah pertama kali ia mematri ambisinya untuk menjadi seorang prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang saat ini menjadi Kopassus.

Menurut cerita Luhut, ia melihat kegagahan prajurit RPKAD yang baru saja mendarat di Pekanbaru. Pria yang saat ini menduduki posisi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia ini sempat terheran-heran dengan aksi yang dilakukan para prajurit RPKAD itu.

Dengan jumlah yang hanya belasan orang, Luhut melihat para prajurit RPKAD ini justru mampu mengamankan kota Pekanbaru dengan efektif. Hal ini lah yang pada akhirnya mengantar Luhut masuk ke Akademi Militer Nasional.

Photo :
  • Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI

Luhut sempat diminta oleh sang ayah, Bonar Panjaitan, untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, mimpinya untuk menjadi seorang anggota RPKAD membuatnya memilih untuk masuk ke Akademi Militer.

"Dulu saya ingin jadi tentara karena RPKAD mendarat di Pekanbaru. Saya lihat jumlah mereka cuma berapa belas orang, tapi bisa mengamankan Pekanbaru. Saya pengen jadi ini saya bilang. Setelah saya lulus SMA, ayah saya kepingin saya kuliah masuk ITB. Tapi, saya sudah punya mimpi ingin jadi RPKAD dan untuk jadi RPKAD harus masuk Akademi Militer. Akhirnya saya melamar dan keterima," katanya.

Setelah menjalani pendidikan di Akademi Militer Nasional, Luhut meraih predikat lulusan terbaik dan berhak menyandang penghargaan Adhi Makayasa pada 1970. Selama hampir 30 tahun kiprahnya sebagai seorang prajurit Kopassus, Luhut banyak diterjunkan ke medan tempur terutama dalam Operasi Seroja di Timor-Timur pada 1975

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya